Better Huh?! 0302

51 14 4
                                    

Terpana diriku melihat tekunnya Fathia mempelajari video make up di Youtube, kuingat betapa ia dahulu dengan keras menentang kata feminism dalam dirinya.

Adik : "Ngapai bengong ? sini masuk.." Serunya dari dalam kamar nya memecahkan lamunanku.

Memang tadi pagi ketika kami sarapan bersama dimeja makan, ia berkata untuk menghampirinya setelah selesai sekolah daring namun, ketika kubilang untuk berbicara saat itu ia tetap kekeh ingin bicara nya nanti saja, berarti hal nya mengandung rahasia, bukan ?.

Aku : "Iya ada apa memanggilku ? Jangan bilang kalau ini mengenai kejadian kemarin sore ?" Sebetulnya diriku cukup kesal mngingat hal kemarin karena, bisa bisanya seorang sahabat sendiri dan adikku bisa jadian dengan diriku yang jomblo ini menjadi perantara.

Adik : "Hehe Abang tau aja, ini Bang gue mau nanya ukuran ukuran badan nya A'a Fikri".

Aku : "Iya Eh.. eh.. ukuran apanih ?!!, Jangan aneh aneh deh dirty banget sih pemikirannya" Tiba tiba saja berdatangan hal negatif perihal pertanyaan adikku itu.

Adik : "Apaan sih dirty, Eh.. jangan bilang Abang mikir itu ?!!" Aku hanya menggangguk sebagai jawaban.

"Ctackkkhh..!!!" Satu sentilan maut mandarat tepat di dahiku.

Adik : "Tuh buat bersihin otak.. Orang Thia cuma nanya ukuran baju kok".

Aku : "Bilang dong dari tadi dong, Sampe nyentil nyentil gini" diriku menjawab sambil mengelus elus dahiku yang terasa nyeri.

Adek : "Iya iya maaf.. Tapi ukurannya berapa ?".

Awalnya aku hanya memerhatikan dirinya dengan muka flat, baru beberapa saat menjawab "L", sebetulnya itu caraku mengingat sesuatu jadi maklum kalau kalian chat aku dan lama jawabnya, padahal sudah diread karena berarti diriku sedang memikirkan jawaban apa untuk kalian.

Mendapat jawaban memuaskan, Fathia langsung mengalihkan pandangan ke ponsel nya yang rupa nya sedang membuka aplikasi Shopee.

Ketika aku mengintip pencahariannya, rupanya dia sedang mau meng-order baju couple, sungguh pemikirannya sudah sangat feminim padahal mereka baru pacaran belum 24 jam berlalu, jangan jangan mereka ingin merayakan mensive untu ke-1 harinya jadian, sungguh primitif pesona bawah laut ini.

Adik : "Abang mau sekalian gak ? Biar gratis ongkir nih..".

Aku : "Aku ? Baju couple ? Dengan siapa huh ?!" Segera saja aja aku mengalihkan kembali pandanganku pada handphone.

Adik : "Oh gitu ya bilang nya sekarang, kemana tuh Samuel yang beberapa bulan yang lalu rela jauh jauh ke Benhil, cuma untuk membeli outfit distro yang sama dengan Kak Thalita".

Mendengarnya diriku tidak mau menjawab dan memutuskan untuk kembali ke kamarku.

"Braaakkk..!!".

Aku pergi bukan karena cemburu dengan status pacarannya itu namun, karena Fathia menyebutkan nama itu, seorang wanita bernama Thalita.

Awal pertemuan kami, dahulu sekali ketika diriku masuk SMA, aku sedikit penyendiri selain karena terpencar dengan teman teman geng "Pejalan Bogor", tapi juga aku mempunyai kelainan suaraku tidak bisa puber, jadi membuatku sedikit malu untuk memulai pertemanan.

Suatu hari terjadi ada kasus hilangnya beberapa buku kunci jawaban soal soal pelajaran dari ruang guru, banyak yang bilang kalau itu disebabkan oleh para anak berandal ketika piket pagi.

Kebetulan beberapa hari setelahnya aku kebagian jadwal piket, karena berangkat bareng dengan kakakku kerja jadinya belum pukul 6 diriku sudah berada di sekolah.

SAMUEL - Long Distance Friendzone [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang