Last Call 0702

24 8 12
                                    

  Aku terbangun karena entah itu sengaja atau tidak, dengan tangan Nur yang masih tertidur bergerak menimpa perutku, dan membuat sesak.

  Dengan setengah terpejam diriku berjalan keluar tenda dan kesialan datang kembali, karena matahari sudah sangat menyingsing, mata yang masih terpejam ini terbakar retinanya oleh cahaya dan seperti biasa diriku bersin tanpa henti selama 3 menit.

  Sebetulnya kami semua selesai uji nyali pukul 03.00, dan diberi waktu bebas hingga jam 9 nanti, jadinya sesesai ibadah solat subuh semua memutuskan untuk tidur terlebih dahulu sebelum nanti lanjut kegiatan lagi.

  Sejujurnya aku tidak terlalu menikmati uji nyali kemarin, bukannya sombong cuman aku hanya merasa bosan akan cara para panitia menakut nakuti peserta dengan cara menyamar atau menggantung hal mistis.

  Jadi selagi yang lain pergi, diriku dan beberapa pelatih yang tersisa hanya berleha leha saja di area perkemahan, menunggu anak-anak malang pulang dengan muka pucat.

  Fikri : "Gwood meowning orang bule !!" ucap nya tiba-tiba muncul sambil menguap sekaligus mengulet.

  Aku malas untuk menjawab, memilih untuk melengos pergi saja ke kantin dan sesuai dugaan kalau adik ipar sementaraku itu mengikuti.

  Ketika sampai disana kami disuguhi pemandangan para peserta wanita yang sudah bergerumun di geng masing masing , menguasai tiap tempat duduk yang tersedia.

Fikri : "What the fu*k.. this place is domination of women".

Aku : "Fik sumpah lo jangan sekali kali jangan pernah ngomong kek gitu lagi di depan gue, pertama alasanya gak pantes, kedua verb lo masing berantakan plus aksen gak jelas dan terakhir gue jijik..".

  Dia terkekeh pelan lalu menarikku ke salah satu stand food court "Sausage And Hamburger", lalu memesankan diriku dua Hotdog kentang dan milo panas, sedangkan dia Hamburger with extra cheese dan ovaltine dingin.

Fikri : "Jadwal abis ini cuman lomba nyelesain beberapa arena out bond sampe jam 3, terus pulang kan ?".

Aku : "Iya, elu mau pulang bareng lagi ?".

Fikri : "Hehehe iya, gue pengen we time bareng sama elu" Dengan meniru gaya kucing, ia mengusel usel bahuku.

Aku : "Cih.. kok gue merasa kalau yang pacaran sama elu, malah gue ya ? bukan nya adek gue" Diriku menjawab sambil sedikit berlari menjauh darinya.

  Setelah berjalan cukup lama mencari tempat duduk, tanpa sengaja kami dipanggil dengan Kak Raden salah satu pelatih bersabuk tinggi di komunitas, ia memanggil kami karena katanya melihat kami seperti anak bebek linglung, ketika sedang mencari tempat duduk mangkanya menawarkan bareng.

Kak Raden : "Oh... jadi Fikri pacaran sama adeknya Samuel ?" Ia bertanya seperti itu karena katanya semalam ketika jurit malam, sahabatku itu memilih bersama kelompok Fathia dengan embel embel melindungi.

Fikri : "Hemmhm Savehum*" Ucapnya tidak jelas karena akibat mulutnya penuh dengan makanan yang ia santap.

Kak Raden : "Samuel gimana ?" Diriku tidak menjawab hanya melirik lalu kembali menyantap Hotdog ku.

  Dapat aku lihat ketika Fikri di tengok oleh Kak Raden , ia hanya mengankat kedua lengannya.

  Beberapa menit berlalu, kami bertiga tidak saling mengobrol hanya sibuk dengan kegiatan masing masih, hingga bunyi interkom memberitahukan semua peserta kemah harus segera berkumpul kembali mengingat kegiatan lomba sebentar lagi dimulai.

  Setelah menyelesaikan makan, dan memohon undur diri kepada Kak Raden untuk menyusul kelompok kami ke area out bond.

🗺️

SAMUEL - Long Distance Friendzone [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang