Jika Hanya Terima Kasih 0402

46 11 4
                                    

[Pagi  07.14]

  Aku terbangun karena merasa retina mataku terbakar, seluruh tubuh terasa perih ditambah linu yang sangat pada rusuk kanan.

  Memperhatikan sekitar, dan baru menyadari kalau diriku tidak berada di kamarku, melainkan salah satu bilik UGD, disertai tertidurnya Kakak di kursi tunggu.

  Seketika semua rekaman kemarin malam teringat.

"Oh.. shi** " diriku mencoba untuk bangun dari kasur, namun seluruh tubuh  terasa sangat sakit.

  Rupanya suara sumpahanku terdengar oleh saudara laki lakiku tersebut, dan membuatnya terbangun.

  Kakak : "Hoamm.. kau sudah bangun ?" diriku hanya menjawab dengan anggukan, karena rahangku terasa bergeser.

 Dirinya melihat diriku sambil berjalan membuka gorden bilik, beberapa saat kemudian ia kembali dengan nampan berisi beberapa makanan.

Kakak : "Makanlah, sepertinya semalam kau meminum banyak kafein bisa bahaya tuh lambung mu...". aku masih tetap menatapnya saja.

  "Makan dulu, baru nanti aku ceritakan.." Ia menyendokkan bubur ke mulutku.

  Sepertinya dirinya sendiri tidak sabar untuk memberitahukan masalah semalam padaku, jadinya kakak bercerita sembari aku makan.

  Dari kesimpulannya, keluargaku mengetahui hal tersebut dari Chyntia, aneh bukan ? padahal ia ada nun jauh di Sumatra sana.

  Rupanya hal itu disebabkan karena saat aku mendekati gerombolan itu, handphoneku belum mati dan masih online di page chat dengan Chyntia.

  Dan kalau diperhatikan dari kata kata kakak, kalau katanya Chyintia mendapat kiriman voice note dariku yang berupa bersuara seperti adegan kekerasan, dan juga suara aku mengeluh, berarti besar kemungkinan kalau handphone ku tak sengaja merekam karena tertiban di saku belakang celanaku.

   Kakak : "Dia nangis nangis nelphone Adek ngasih tau keaadaan kamu, nanti kalau jari elu dah bisa ngetik cepet buru buru terima kasih, kalau gak ada dia elu dah masuk ICU dah..".

  Aku : "Tapi kak tuh anak anak begajul gimana kabarnya ?" Diriku sedikit jengkel karena enak saja babak belur, tapi mereka leha leha, ditambah lagi aku butuh penjelasan dari Thalita.

  Kakak : "Hhh elu dendam amat.. tuh padaan pada kena tangkep polisi, selain karena gebukin elu, mereka juga kena jaring narkotik yang paling parah si kenalan elu itu.. dia kena kasus, ya tau lah yang macem dijemput jemput gitu sama adult men".

  Seketika saja aku menjadi shock, tak pernah kusangka Thalita yang selama ini sangat dekat denganku terkena kasus yang pasti akan membuat nya terlihat hina.

Kakak : "Hey.. biarin aja bukan salah elu kok, dianya aja yang salah pergaulan".

  Diriku tidak menjawab.

🗺️

  Tanpa terasa waktu berjalan cepat, jam kini sudah pukul 13 siang.

  Kakak pulang duluan tadi saat jam 10 karena harus kembali bekerja, ditambah lagi ia harus menyiapkan makanan saat orang tuaku pulang nanti.

  Ada beberapa temanku yang datang menjemput, padahal dokter bilang kalau sore ini aku baru boleh keluar rumah sakit.

Bang Zidan : "Sam.. kau sudah berterima kasih pada Chyntia ?" Tanyanya sambil merapikan beberapa bawaanku pulang.

Aku : "Hmm.. blm sih, paling cuma Adek kayanya udah ucapin" Karna setahuku belakangan ini Chyntia sudah dekat dengan salah satu saudaraku itu.

SAMUEL - Long Distance Friendzone [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang