2

1.4K 243 66
                                    

Chapter 2

"Ayah, apa ayah kenal model yang bernama Park Sooyoung?"

"Uhuk-uhuk!" Taehyung batuk, tersedak makanannya dan beruntung karena tidak harus menyemburkan makanannya ke wajah polos putrinya yang baru saja menanyakan kalimat yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya ini. Dengan mata memerah, Taehyung meraih gelas air putihnya kemudian meminumnya.

Tae Soo mengerucutkan bibirnya sambil memerhatikan ayahnya. "Kalau makan itu harus dikunyah dengan benar supaya halus baru kemudian ditelan. Ayah sendiri yang mengajariku begitu agar tidak tersedak."

Dengan senyum paksaan Taehyung membuka suaranya. "Maaf, ayah tadi ceroboh! Hem... Apa Tae Soo mau ice cream untuk makanan penutup?"

"Tentu saja aku mau, yah!" Dengan mata berbinar anak itu segera menjawab pasti. Taehyung juga diam-diam sudah mulai senang didalam hatinya karena anaknya mudah terlaihkan. Tapi kesenangannya hanya bertahan beberapa detik kala Tae Soo kembali bertanya. "Bagaimana? Ayah mengenalnya tidak?"

Taehyung berkedip-kedip, tidak tahu mau menjelaskan apa. "Kenapa kau bertanya begitu?"

"Yong Dae bilang dia sangat cantik. Model tercantik menurut Yong Dae. Yong Dae juga bilang kalau ia akan menikahi Park Sooyoung kalau besar nanti."

Apa Taehyung harus terang-terangan mencegah niat polos anak kecil bernama Yong Dae itu agar tidak menikahi Sooyoung? Ckckckck... Kasihan sekali hati suci anak itu kalau tahu perempuan bernama Park Sooyoung hanya memiliki wajah dan tubuhnya saja yang cantik, hatinya jahat dan busuk. Nasib Yong Dae akan sama seperti Taehyung. Akan ditinggalkan! "Mungkin model itu akan jadi seperti nenek saat Yong Dae sudah besar nanti. Memangnya Yong Dae masih mau menikah dengannya?"

"Aku juga bilang begitu ayah! Tapi Yong Dae bersikeras ingin menikahi si Sooyoung itu." Lagi-lagi Tae Soo mengerucutkan bibirnya sebelum melanjutkan, "Memangnya seperti apa sih rupa model itu, yah? Apa ayah pernah melihatnya? Atau jangan-jangan ayah mengagumi model itu seperti Yong Dae mengaguminya ya?" Bibir merah mungilnya Tae Soo semakin mengerucut menggemaskan saat ia menambahkan, "Menyebalkan!"

Kali ini Taehyung bisa tersenyum tulus tanpa paksaan. "Kenapa? Apa kau cemburu karena Yong Dae menyukai ib..." Taehyung segera menutup mulutnya dan mengigit lidahnya saat sadar ia hampir saja kelepasan menyebutkan kata yang tidak seharusnya dia ucapkan. Ia buru-buru tersenyum dan berucap. "Lagipula putri ayah terlihat lebih cantik daripada model itu kok. Kim Tae Soo adalah perempuan yang paling cantik dari semua perempuan di dunia ini."

"Yang benar?" Kedua mata Tae Soo kembali berbinar ceria. "Tapi aku masih belum percaya kalau belum melihat model itu, ayah! Ayah bisa menunjukan fotonya padaku tidak?"

Tidak! Tentu saja tidak! Tapi kalau Taehyung mengatakan kata tidak, apa alasannya? Sekali lagi perkataan ibunya memang benar adanya. Semakin hari anaknya tumbuh semakin besar. Pemikirannya juga akan semakin pintar dan akan mudah penasaran pada hal-hal yang jelas-jelas ia sembunyikan dari Tae Soo. Taehyung tersenyum alih-alih mengambil ponselnya dan mencari gambar mantan istrinya lewat google. "Bagaimana kalau setelah makan nanti, kita menonton film petualangan pororo saja? Melihat foto model tidak mengasikan sama sekali! Menyaksikan film pororo lebih menyenangkan. Teman-teman pororo juga menggemaskan. Tae Soo menyukai mereka bukan?"

"Iya benar ayah! Pororo lebih menggemaskan daripada model-model yang menyebalkan itu. Aku heran dari mana Yong Dae bisa mengenal Park Sooyoung."

Taehyung mengangkat kedua bahunya secara bersamaan keatas. "Mungkin ibunya Yong Dae senang menonton acara modeling lalu Yong Dae ikut menontonnya."

"Ah... Seperti aku yang ikut menonton drama favorit nenek yang isinya pertengkaran itu! Begitukan ayah?"

Yah... begitulah! Jadi mulai sekarang Taehyung memang benar-benar harus menjauhkan ibunya dari televisi dan drama-drama konyol favoritnya yang tayang hampir disetiap jam itu. Anaknya bisa-bisa jadi ratu drama, ha! "Ayo habiskan makananmu, Tae Soo! Setelahnya, kita akan menonton pororo."

So I Married with a ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang