17

1K 229 52
                                    

Chapter 17

"Apa Tae Soo yang barusan kau hubungi?"

Taehyung mengangkat sebelah alisnya memandang Sooyoung saat pertama kali ia membalikan tubuhnya barusan. Ia masih memerhatikan wajah mantan istrinya yang kelihatan sekali penasaran. Sejak kapan Sooyoun berdiri dibelakangnya? Apa perempuan itu menguping pembicaraannya dengan putrinya sejak tadi?

"Kalau ada orang yang sedang bertanya itu dijawab, Kim Taehyung!" Sooyoung sekarang sudah memasang pose andalannya. Ia mencibik kesal sebelum menambahkan. "Pelit sekali sih!"

"Jadi sekarang kau mengataiku pelit?"

Bibir Sooyoung yang mengerucut menggemaskan semakin menjadi-jadi sebelum membuka lagi suara madunya. "Tentu saja kau pelit! Kikir! Menjawab saja kau tidak mau. Dasar orang pelit!"

"Daripada jadi orang yang suka menguping?!" Taehyung sengaja memberikan tatapan remeh karena senang menggoda mantan istrinya yang masih semenggemaskan dulu ketika marah. Ia juga terang-terangan menyindir sebelum menambahkan. "Dasar perempuan yang suka menguping!"

Sooyoung membuka mulutnya, menutupnya, membukanya lalu menutupnya lagi dengan kedua mata melebar hingga ingin keluar. Persis seperti ikan mas koki yang ditangkap lalu dibiarkan hidup di daratan. Megap-megap menyedihkan tapi lucu secara bersamaan. "Kau!" Sooyoung menunjukan jari telunjuknya tinggi-tinggi kedepan wajah Taehyung yang sedang menahan senyuman. "Wah... Benar-benar!"

"Aku, kenapa?" Mata Taehyung serentak memandangi telunjuk Sooyoung yang masih saja mengacung dihadapan hidungnya. Lalu masih sambil mencoba menahan tawanya, ia turunkan pelan-pelan telunjuk tangan mantan istrinya dengan tangan kanannya. Telunjuknya Sooyoung terasa mungil dalam genggaman telapak tangannya yang besar dan juga terasa hangat.

Taehyung masih menggenggam jari telunjuk Sooyoung, dan masih ingin terus mengenggamnya sebelum mantan istrinya ini sadar dengan apa yang Taehyung tengah lakukan. Terkadang sentuhan kecil dengan seseorang yang sangat berarti dalam hidupmu, yang sudah sangat lama tidak berjumpa apalagi berinteraksi membuat hatimu menghangat dengan sendirinya. Kebahagian seolah muncul dan membuncah keluar dari sana. Taehyung sempat melirik tangannya yang masih erat menggenggam jari telunjuk Sooyoung, dan tersenyum. "Sudah sana ganti pakaianmu dan berkemas! Memangnya kau mau ditinggal seluruh kru dan berada sendirian di sini?"

Bibir Sooyoung wajib mengerucut dulu sebelum menjawab dengan suara yang sengaja ia buat-buat agar terdengar imut ketelinga Taehyung. "Apa si bodoh Dong Hae masih diluar sana?"

Taehyung menaikan sebelah alisnya. "Kenapa tiba-tiba kau sok imut begini?"

Sooyoung tersenyum. Senyuman paling manis dan menawan yang sebisa mungkin ia tunjukan agar membuat hati mantan suaminya ini terenyuh. Yah setidaknya mau membantunya mewujudkan apa yang sekarang sedang ia inginkanlah. "Tadi pagi karena kesal denganmu aku tidak bisa menemui Tae Soo. Jadi sore ini aku sangat ingin menemuinya. Aku ingin makan malam bersamanya dan kalau si bodoh itu masih ada di luar menungguku, aku yakin semua niatku akan lenyap bagai debu disiram air hujan. Si bodoh itu akan menempeliku terus-menerus, menggangguku dan mengajak ku makan malam. Aku yakin akan hal itu."

"Kau kan bisa beralasan untuk menolaknya." Taehyung kembali melirik tangannya yang masih menggenggam telunjuk Sooyoung. Diam-diam bersyukur dalam hatinya karena Sooyoung benar-benar belum menyadarinya. Jadi Taehyung biarkan saja tangannya masih menggengam erat telunjuk mantan istrinya ini. "Salahmu sendiri kenapa tadi pagi kau tidak menemui Tae Soo."

"Itu karenamu! Kan sudah aku bilang aku kesal padamu. Semalam..." Sooyoung berhenti ketika melirik tangannya lalu tanpa berpikir (dia memang tidak pernah berpikir) ia hempaskan saja tangannya Taehyung yang barusan menggenggam telunjuknya hingga tangannya kini bisa bergerak bebas. Taehyung bahkan sampai menghembuskan nafasnya berat karena merasa kehilangan atas telunjuk mantan istrinya itu.

So I Married with a ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang