25

1.2K 221 59
                                    

Chapter 25

Taehyung mengangkat tubuh Sooyoung yang agak turun, mengeratkan gendongan belakangnya baru kemudian bertanya. "Apa kau sudah makan?" Sooyoung hanya menggelengkan kepalanya yang bersandar pada bahu kiri Taehyung lemah. Taehyung kemudian melanjutkan. "Pantas saja kau bilang kau akan mati besok dan kau muntah-muntah cairan asam dimobilku tadi."

"Akukan sudah bilang kalau aku akan muntah kalau naik mobil. Kenapa kau malah mengajakku naik mobil sih?"

Taheyung mengernyitkan dahinya. "Jarak dari restaurant tadi kesini itu harus menempuh perjalanan sekitar lima belas menit menggunakan mobil. Memangnya kau pikir punggungku kendaaran jenis apa yang bisa terus menggendongmu hingga sampai disini?"

Sooyoung seketika membuka kedua matanya dan kemudian ia segera melihat pintu kamarnya yang semakin membuatnya mual. "Taehyung, bisakah aku tidur dikamarmu saja malam ini?"

"Kita sudah sampai didepan kamarmu, Sooyoung." Taehyung berjongkok pelan-pelan sambil kedua tangannya memegangi kaki Sooyoung erat-erat agar tidak terjatuh. "Sekarang, turunlah!"

Sooyoung malah mengeratkan pegangannya pada leher Taehyung, agak mencekiknya alih-alih turun seperti apa yang dikatakan mantan suaminya itu barusan. "Aku tidak mau turun dan tidur sendirian. Aku tidak ingin mati sendirian dan masuk  koran pagi dengan judul yang mengatakan kalau aku adalah perempuan kesepian yang ditemukan tewas seorang diri dikamar inapnya."

Sebenarnya yang dikatakan Sooyoung barusan tidak begitu lucu, tapi entah kenapa Taehyung ingin tersenyum dan kembali berdiri lalu melangkah walau punggungnya sudah mulai terasa kebas untuk berjalan menuju kamar inapnya. "Istirahatlah dengan tenang kalau kau yakin kau mau mati besok."

"Jangan berisik dan menganggu orang yang mau mati besok, Taehyung. Kau harus baik-baik padaku sebelum menyesal besok."

Sekali lagi Taehyung mengangkat tubuh Sooyoung, mengeratkan kembali gendongannya. Bibirnya terus saja tersenyum padahal punggungnya tidak baik-baik saja. "Apa kau tidak pernah makan dengan benar selama ini? Kenapa kau jadi kurus sekali sekarang?"

Dengan mata yang memejam, Sooyoung masih bisa menjawabnya. "Bukannya bagus kalau aku kurus?"

"Tidak juga! Dadamu jadi semakin rata."

"YAK KIM TAEHYUNG! BESOK KAU MAU IKUT MATI JUGA YAH?"

***

Setelah sampai dikamar penthouse miliknya, Taehyung segera menurunkan Sooyoung pelan-pelan keatas ranjang tidurnya sendiri. Padahal beberapa detik yang lalu perempuan itu masih mengoceh habis-habisan dan mengatai Taehyung tentang ini dan itu. Tapi kemudian Sooyoung tertidur dalam gendongannya. Taehyung tersenyum memandangi wajah Sooyoung lalu merapikan rambut Sooyoung yang menutupi sebagian wajahnya. Mata Taehyung kemudian juga mengamati baju atasan Sooyoung yang basah, terkena noda muntahan dari perempuan itu sendiri tadi. Ia mengernyitkan dahinya sambil berpikir sejenak. Kalau Taehyung membuka atasan Sooyoung dan menggantinya dengan kaos Taehyung, mungkin nanti saat Sooyoung sadar, perempuan itu pasti akan marah padanya dan menuduhnya yang tidak-tidak bukan? Tapi kalau Taehyung tidak membukanya dan menggantinya, kemungkinannya si Park Sooyoung ini nantinya juga akan tetap marah padanyakan? Perempuan itu pasti akan mengatai Taehyung si pelit yang tidak mau meminjamkan pakaiannya untuknya.

Ah... kenapa semuanya terasa serba salah kalau sudah berhadapan dengan mantan istrinya ini sih?

Tahyung pada akhirnya bergerak menjauhi Sooyoung. Tapi belum sampai ia melangkah banyak, suara rintihan Sooyoung membuatnya harus kembali mendekati perempuan itu dan duduk dipinggiran ranjang yang sama dengan yang Sooyoung tempati untuk mendengarkan apa yang sedang mantan istrinya itu keluhkan.

So I Married with a ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang