10

1.2K 220 30
                                    

Chapter 10

"Satu, dua,!"

Cekrek

"Sekali lagi, Sooyoung! Pertahankan. Satu, dua..."

Cekrek

Dong Hae yang duduk tidak jauh dari sesi pemotretan yang sedang dilakukan Sooyoung hanya bisa terus memperlihatkan gigi-giginya tanpa bisa menutupi binaran kebahagiaan dari kedua matanya. "Ya tuhan... Apa Park Sooyoung adalah salah satu keajaiban dunia yah?"

"Bukan!"

Dong Hae milirik sebal pada Taehyung yang barusan menjawab sambil bermalas-malasan. Bukan bermalas-malasan sih kata yang tepat untuk rekan kerjanya itu. Karena tadi Dong Hae sendiri yang meminta Taehyung untuk menemaninya memeriksa beberapa proyek disini alias ditempat Sooyoung melakukan pemotretan agar ia bisa sambil menyaksikan Sooyoung sang idolanya itu sedang bekerja. Tapi Dong Hae sendiri malah tidak fokus dan terus saja memerhatikan Sooyoung. Jadi jangan salahkan Taehyung kalau sedari tadi lelaki itu mendumal atau menunjukan ekspresi kesal yang terang-terangan padanya. "Ehem, ehem...!" Dong Hae berdehem-dehem agar kepala Taehyung bisa tertuju padanya dan sedikit melupakan laptop yang ada dihadapannya itu. Memangnya apa sih yang dilihat Taehyung dalam laptop kerjanya sampai-sampai Park Sooyoung yang menurutnya seorang dewipun bisa tidak dihiraukan oleh Taehyung.

"Ehem, ehem...!"

"Aku akan benar-benar pergi dari sini dan kembali ke ruanganku kalau kau terus-terusan seperti ini, Lee Dong Hae!"

"Kau yakin benar-benar akan kembali ke ruang kerjamu memangnya? Padahal pemandangan disini sangat bagus loh."

Oke, sepertinya tiga puluh lima menit yang telah berlalu begitu saja tadi cukup untuk Taehyung memberikan kasih serta sabarnya untuk rekan kerja barunya ini. Dan sekarang sudah saatnya untuk menjadi kejam. Taehyung mengangkat pandangannya untuk menatap Dong Hae. "Anak ku akan pulang besok! Dan aku ingin mempercepat  semua hal yang mengenai kontrak kerjasama ini agar aku bisa ikut pulang dengan anak dan ibuku esok hari. Jadi bisa tidak, kau membantuku untuk mempercepat semuanya hingga aku bisa meninggalkan pulau ini besok?"

"Tae Soo dan ibumu besok akan pulang?" Dong Hae berkedip-kedip bodoh sebelum menambahkan. "Kalau kau memang ingin ikut pulang, tidak apa-apa, pulang saja."

"Apa maksudnya?" Taehyung sekarang menatap bingung Dong Hae.

Dong Hae tersenyum tulus pada Taehyung lalu perhatian Dong Hae kembali ia alihkan pada Sooyoung. "Aku tahu putri dan ibumu itu segalanya bagimu, bukan? Jadi kalaupun ada sesuatu dalam tiga bulan ini nantinya, aku bisa menghubungimu dan sebisa mungkin tidak akan membuatmu jauh-jauh datang kesini. Aku tahu situasimu, Taehyung. Jadi santai saja, dude!"

"Bagaimana denganmu? Apa kau akan terus disini?"

Tanpa mengalihkan atensinya lagi dan peduli pada orang lain, Dong Hae masih terus saja memerhatikan dan menyaksikan idolanya yang masih sibuk bekerja dengan indahnya. Taehyung bahkan harus ikut melirik ke arah Sooyoung karenanya.  Dan setelahnya, Taehyung harus mengakui kalau mantan istrinya itu memang terlihat luar biasa saat ini. Menakjubkan!

"Bukankah seharusnya kau tidak perlu bertanya soal diriku yang akan ikut pulang atau tidak kan? Karena mungkin jawabannya akan sama dengamu, Taehyung. Disini, ada hal yang paling penting bagi diriku."

Taehyung kembali menolehkan kepalanya pada Dong Hae, memerhatikan rekan kerjanya yang masih saja terpaku menyaksikan Sooyoung  dengan mata berbunga-bunga, kelihatan seolah sedang kasmaran dan jatuh cinta. Dulu, ia ingat ia juga pernah terlihat begitu. Pernah menatap Sooyoung dengan padangan seperti itu. Ia menyinggungkan sebelah senyumannya, menertawai saat-saat bodohnya dulu. "Jadi, Sooyoung yang paling penting saat ini bagimu makanya kau ingin terus disini, begitu maksudmu bukan?"

So I Married with a ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang