26

1.1K 221 35
                                    

Chapter 26

Taehyung segera masuk kedalam kamar penthouse nya seperti orang kesetanan, terlalu terburu-buru. Ia juga membelalakan kedua matanya ketika tidak melihat siapapun berada didalamnya. Sekali lagi, ia mempercepat langkahnya untuk menuju kamar tidurnya.

"PARK SOO-!" Gerakan tangannya saat membuka pintu kamar terhenti seiring dengan suara panggilannya.

"Kenapa?" Sooyoung yang baru saja keluar dari dalam toilet kamarnya Taehyung , segera bertanya dan mendekati Taehyung yang wajahnya seperti habis melihat hantu. Memangnya apa sih yang terjadi? Apa jangan-jangan dikamar ini benar ada hantunya? Ck, tidak mungkin. "Apa yang ter-" Sooyoung tidak bisa melanjutkan lagi kalimat tanyanya ketika satu tangannya diraih Taehyung, ditarik hingga tubuh Sooyoung jatuh dengan mudahnya kedalam pelukan Taehyung.

Taehyung mengeratkan pelukannya pada Sooyoung, seerat yang ia bisa. Ia biarkan rasa rindunya terlepas setelah lama ia memendamnya. Ia biarkan egonya kali ini bertindak sesuai naluri serta kata hatinya. Dan ia hilangkan seluruh logikanya, ia biarkan otaknya nanti yang bertanggung jawab atas segala tindakan liarnya malam ini.

Sooyoung menarik nafasnya dalam-dalam karena merasa terlalu sesak. Bukan sesak karena Taehyung yang terlalu erat memeluknya. Tapi karena ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa dan berbuat apa saat ini? Haruskah ia membalas pelukan Taehyung? Atau haruskan ia mencoba melepaskan pelukan yang sebenarnya juga ia inginkan?

Masa bodo sajalah!

Lupakan semua egomu! Lupakan semuanya dan pura-pura bodoh sajalah!

"Apa yang terjadi? Apa sesuatu yang buruk terjadi pada Tae Soo?" Kepala Taehyung menggeleng dan terasa dibahu Sooyoung. Kemudian Sooyoung kembali membuka suaranya walau rasanya sulit. Satu tangannya kini berani mengelus lembut punggung Taehyung. "Lalu apa? Apa ibu?" Lagi-lagi Taehyung menggelengkan kepalanya. Jadi bukan tentang Tae Soo atau ibunya. Jadi tentang apa? Kenapa Taehyung tiba-tiba memeluknya erat begini? Setahu Sooyoung, Taehyung bukanlah tipe lelaki yang suka memeluk perempuan lebih dulu kecuali ada alasan tertentu dibalik tindakannya. Iya benar, Taehyung bukanlah lelaki yang suka mencuri kesempatan untuk berdekatan dengan perempuan. Secara keseluruhan, dari dulu Sooyoung menganggap Taehyung adalah lelaki sejati yang melindungi dan menghormati perempuan seperti ia memperlakukan semua perempuan adalah ibunya.

Taehyung menggigit bibir bawahnya, menahan semua emosi yang meluap lewat matanya saat ini, menahan tangisannya. Semakin erat ia memeluk Sooyoung, rasanya semakin jauh ia bisa menggapainya. Ia bersalah, dulu. Ia membohongi Sooyoung, dulu. Ia menipu Sooyoung, dulu. Tapi apa kesalahannya itu sudah semuanya tertebus oleh kepergian Sooyoung selama ini? Kenapa sulit sekali membuat Sooyoung mau bertahan disisinya dan disisi Tae Soo? Kalau ibunya sering menasehatinya tentang perasaannya pada perempuan ini masihlah sama, itu memang benar adanya. Rasanya memang sama, masihlah seperti yang dulu. Jantung Taehyung selalu berdetak tidak normal dan tidak karuan setiap kali memandang atau bertemu dengan Sooyoung. Rasanya masihlah cinta. Lima tahun tanpanya tidak serta merta membuat hatinya berubah. Dan apa waktu lima tahun bisa merubah pemikiran Sooyoung agar bisa kembali dengannya? Kembali dan berkumpul bersama Tae Soo? Membangun kembali keluarga yang kemarin-kemarin sempat terpisah ini?

Taehyung melepaskan pelukannya, tapi tubuhnya belum mau menjauh dari Sooyoung. Ia menatap Sooyoung penuh arti sebelum berkata apapun yang terlintas dikepalanya saat ini. "Kenapa kau masih disini?"

Sooyoung seketika mengerucutkan bibirnya, ingin protes. "Kau kembali jadi Taehyung mode brengsek yah?"

Taehyung tersenyum. Sekali lagi matanya memerhatikan Sooyoung yang kepalanya masih dibalut handuk dan tubuhnya yang masih mengenakan bathrobe miliknya. Wajah perempuan itu polos alami dan terlihat segar. Mungkin dia baru selesai mandi malam ini.  "Apa kau baru bangun tidur?"

So I Married with a ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang