Hospital...
Seseorang berlarian di lorong panjang rumah sakit itu dengan wajah cemasnya, tanpa memerdulikan sahabatnya yang kesulitan mengikuti langkah kakinya.
Pertemuan antara sepatu pantofelnya dengan lantai menciptakan suara yang cukup menarik perhatian, namun ia tidak memerdulikan hal itu. Saat ini, hanya ada satu hal yang memenuhi pikirannya.
Yaitu istrinya.
"Oppa!!" Rose berlari kecil menghampiri Lim, lalu memeluk kakak. "Rose..." lirih Lim, sembari membalas pelukan erat adik perempuannya. "Bagaimana keadaan Jennie?" Tanyanya, sesaat setelah dirinya melepas pelukan Rose.
"Dia baik-baik saja, dan dia berada di dalam. Masuklah, dia sudah menunggumu." Jawab tuan Kim. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Lim langsung memasuki ruang persalinan.
....
Ruang persalinan...
Kehadiran Lim di ruangan itu berhasil menarik perhatian Jennie. Wanita itu tetap tersenyum kepada suaminya, walaupun sekarang dia sedang menahan rasa sakit. Lim duduk di sebelah Jennie, lalu menggenggam erat tangan istrinya itu.
"Aku menunggumu." Lirih Jennie. "Aku tahu, aku tahu kau sedang menungguku, dan sekarang aku datang untukmu. Ayo kita berjuang bersama-sama." Balas Lim.
Tidak lama setelah itu, dokter kandungan yang bertanggung jawab dalam proses persalinan bayi pertama pasangan Jennie dan Limario ini memasuki ruangan.
"Nyonya Manoban, anda sudah siap?" Jennie menghembuskan nafasnya sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, mohon ikuti arahan saya." Jennie meremas erat tangan Lim, begitu juga dengan Lim.
"Dorong sekuat tenaga anda, satu...dua...tiga!"
"Aaaaarrrrgggghhhhhh!!!!" Jennie meremas kuat-kuat tangan Lim, seolah-olah dirinya juga ingin Lim ikut merasakan rasa sakit yang sekarang tengah ia rasakan.
"Lagi!"
"Aaakkkkkhhhhh!!!" Setetes airmata mengalir dari sudut mata Jennie. Sesakit itu melahirkan anak pertama mereka, bahkan tubuh Jennie serasa dibelah menjadi dua bagian.
"Satu...dua...tiga!! Dorong!"
"Liiimmmmmmm!!!"
"Wifey, kamu pasti bisa! Demi anak kita, berjuanglah! Aku bersamamu!" Lim bangkit dari posisi duduknya, lalu menghapus keringat Jennie dengan penuh kasih sayang.
"Sedikit lagi nyonya! Dorong kuat-kuat!"
"Aaarrrggghhh!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Limario's Lover [COMPLETE]
Любовные романы"Dia mengidap PTSD. Kau tidak bisa merekrutnya sebagai agent, karena dengan penyakitnya ini, dia tidak akan bisa menjalankan tugasnya dengan baik." "Iya, aku paham. Tapi dia tidak bisa keluar dari sini. Jika dia keluar, dia juga akan dihabisi oleh m...