𝙹𝚎𝚗𝚗𝚒𝚎 𝚠𝚊𝚜 𝙺𝚒𝚍𝚗𝚊𝚙𝚙𝚎𝚍

5.3K 633 128
                                    

Lim meletakkan dagunya diantara jari telunjuk dan jempolnya, sesekali dia mengelus dagunya tersebut. Keningnya juga turut mengkerut, tampaknya pria ini sedang berpikir keras.

Tingkahnya itu sepertinya mencuri perhatian Jisoo yang berdiri tepat di sampingnya. Kekasih Rose itu menaikkan sebelah alisnya, dan menatap bingung kakak dari kekasihnya itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian? Lebih tepatnya, diantara kau dan nona Kim." Lim menoleh kepada Jisoo. "Apa maksud perkataanmu hyung?" Bodoh! Lim sebenarnya tahu betul maksud Jisoo, dia hanya berlagak seolah-olah dia tidak tahu apa-apa.

Jisoo tersenyum meremehkan. Apa Lim menganggap dirinya ini bodoh? Tentu saja Jisoo dengan gampang menyadari keadaan, karena suasana diantara Lim dan Jennie itu sangatlah kentara. Seperti ada sesuatu, namun kedua insan itu sama-sama tidak menyadarinya. Terutama Lim.

"Kulihat daritadi kau mengelus dagumu, apa kau lupa mencukur jenggotmu Lim? Atau...kau sedang memikirkan sesuatu?" Jisoo berdiri tegap. Matanya menatap lurus ke depan, namun dia tahu bahwa sekarang Lim tengah menatap kearahnya.

"Hyung, aku ada sebuah pertanyaan." Jisoo sedikit terkesima dengan Lim. Tadinya dia pikir Lim akan mengelak, dan tetap kekeuh pada egonya, ternyata Jisoo salah menilai lelaki di sampingnya ini.

"Apa itu?"

Lagi-lagi Lim mengelus dagunya, namun kali ini dibarengi dengan helaan nafas yang terdengar frustasi.

"Begini hyung, temanku ini seorang pria, dan dia ditugaskan untuk menjaga seorang wanita yang...galak. Awalnya semua berjalan lancar. Hari demi hari berlalu, begitu juga dengan sifat wanita itu yang secara perlahan-lahan mulai berubah. Wanita itu menjadi lembut, dan jauh lebih bisa menghargai pengorbanan temanku. Singkat cerita, temanku mulai merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya. Temanku merasa bahwa dia ingin sekali menjaga wanita itu dengan segenam jiwanya, bahkan dia sampai rela mengorbankan nyawanya jika itu diperlukan. Wanita itu pernah meminta temanku untuk berhenti menjadi pengawalnya, namun temanku menolak. Tidak sampai disana, wanita itu kembali bertanya kepada temanku, kenapa temanku mau menempatkan dirinya di posisi yang berbahaya, dan kenapa temanku mau mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa orang lain? Temanku itu tidak bisa menjawab, dia bahkan tidak paham dengan dirinya sendiri. Kenapa dia mau melakukan hal itu semua? Padahal dia bukan tipikal orang yang peduli dengan orang lain. Temanku ini sekarang sedang mencari jawabannya, dan dia bertanya kepadaku. Aku tidak tahu jawabannya, maka dari itu aku bertanya kepadamu hyung. Bagaimana menurut hyung?"

Lim menatap Jisoo dengan tatapan penuh harap, sedangkan sosok yang ditanyai oleh Lim malah menghela nafasnya kesal. Jisoo merasa kesal kepada Lim, apa dia ini sebodoh itu di mata Lim?

Siapapun tahu bahwa wanita itu adalah Jennie Kim, dan orang yang Lim sebut sebagai temannya adalah dirinya sendiri. Bukannya Jisoo jahat, namun Jisoo tahu betul bahwa pria dingin nan cuek seperti Lim sama sekali tidak memiliki teman.

Teman yang hanya saling menyapa saja Lim tidak punya, apalagi teman untuk berbagi kisah romantis seperti ini?

Sejauh ini, mungkin hanya Jisoo dan Seulgi saja yang dekat dengan Lim. Astaga, Jisoo merasa sakit hati karena Lim tega membodohinya dengan cerita romantis yang classic ini.

"Sebenarnya itu tidaklah sulit untuk dimengerti, dan kau tidak perlu merasa bingung." Tepukkan ringan dari Jisoo mendarat di bahu lebar Lim. "Kau tahu jawabannya hyung?" Tanya Lim. "Tentu saja." Jisoo menaikkan kedua bahunya, seolah-olah dia adalah orang terpintar yang tersisa di muka bumi ini.

"Aku akan membuatnya menjadi singkat, jadi dengarkan baik-baik Lim." Lim mengangguk, lalu menatap Jisoo dengan tampang seriusnya.

"Kau. ja.tuh. cin.ta. ke.pa.da. no.na. Jen.nie." Jisoo mengakhiri kalimat tegasnya itu dengan sebuah kedipan pada mata kirinya, seolah-olah dia berhasil menjawab dengan tepat kebingungan Lim selama ini.

Limario's Lover [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang