Fifthy

852 106 1
                                    

[Potret Rayyan dan Aksara kalo berantem]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Potret Rayyan dan Aksara kalo berantem]

__________

Sebenarnya, pemandangan yang ada di depan Jenan sekarang ini bukanlah sesuatu yang langka. Selain nasi, pertengkaran Aksara dan Rayyan juga udah kaya makanan sehari hari Jenan. Mereka berantem gara gara ga ada yang mau ngalah. Percuma Jenan lerai, soalnya kalo Jenan lerai malah nanti mereka berdua kompakkan marah marah ke Jenan. Jadi, Jenan cuman mandang mereka berdua sambil minum boba favorite-nya yang dia bawa sebelum ke warkop.

Mereka berdua tuh berantem cuman gara gara masalah sepele. Engga engga, sebenernya mereka ga berantem. Cuman cara ngomong mereka yang sama sama ngegas dan ga ada yang mau ngalah itu yang jadi terkesan berantem.

"Lo tadi belum ngomong UNO anjir, Sa." Kata Rayyan masih mempermasalahkannya. Mereka lagi main UNO. Ada aturan yang mengharuskan kalo kartu tinggal satu, mereka harus bilang 'UNO' dan kalo lupa konsekuensinya harus ambil kartu lagi. Sedangkan disini, Aksara lupa bilang sampe diduluin Rayyan. Ini bikin Rayyan sewot karena Aksara tetep kekeh gamau ambil.

"Gue tadi bilang kok."

"Apaan gue ga denger!"

"Dalam hati gue bilangnya."

"Anjing, ambil satu kartu, lo."

"Ogah anjir, ini kartu terakhir gue bulet warna warni. Enak aja lo." Balasnya sambil menunjukkan sisa kartunya ke arah Rayyan. Kartu bulet warna warni itu kartu yang bisa digunain buat warna apa aja. Jadi kemungkinan besar, Aksara bakal menang.

"Goblok. Ngapain dikasih tau?" Kata Naresh yang baru saja tiba sambil membawa secangkir kopi dari warung.

"Jen, lo kok diem aja sih? Bantuin lah anjir. Licik ini namanya" Kata Rayyan ke arah Jenan. Jenan yang dari tadi tidak mempermasalahkan dan malah bermain ponsel jadi melirik.

"Apaan?"

"Nih anjir kartu tinggal satu tapi ga bilang UNO tadi. Disuruh ambil kartu lagi gamau." Kata Rayyan mengadu.

"Aelah mentang mentang kartu lo dah kaya kipas jadi sewot."

"Gue bermain adil ya bangsat."

"Gue juga."

Jenan yang melihatnya hanya menggeleng. Ga bakal selese sih ini kalo ga ada yang mau ngalah. Rayyan yang harus ikhlas kalo Aksara ga ambil satu kartu atau Aksara yang harus nurut buat ambil satu kartu.

Naresh yang dari kejauhan melihat Jenan sedang bermain ponsel dengan wajah kesal mengernyit. Dirinya mulai mendekat ke arah Jenan yang sekarang mulai pergi meninggalkan dua tom and Jerry tersebut dan pergi ke arah warung.

"Ditolak siapa kali ini?" Tanya Naresh tiba tiba membuat Jenan tidak paham.

"Muka lo dari tadi kusut kalo main hape."

Pelangi Aksara | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang