tenth

1.1K 111 8
                                    

"Seandainya dulu lo ga ikut nyanyi, mamah pasti masih disini, Sa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seandainya dulu lo ga ikut nyanyi, mamah pasti masih disini, Sa. Dan kita ga akan kaya gini."

- Maraka

__________

Mobil yang di tumpanginya berhenti disalah satu rumah bercat putih dengan pagar hitam yang tidak
terlalu tinggi tertutup rapat menutupi rumah itu. Tangannya membuka penutup pagar dan mendorong ke samping cukup keras agar pagar itu mau membuka. Hal pertama yang menyambutnya adalah sebuah mobil putih yang ia yakini milik papahnya namun sepertinya masih baru karena Maraka tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya. Tadi memang sebelum pulang, Maraka sempat bertukar pesan dengan papahnya bahwa hari ini dia akan pulang, makannya papahnya sekarang ada dirumah.

Dirinya mulai masuk sambil menggeret kopernya lebih dalam lagi mengikuti langkah kakinya untuk masuk ke dalam rumah yang sudah lama tidak dilihatnya. Semenjak mama pergi, Maraka jadi malas untuk sekedar pulang kerumah walau hanya beberapa hari. Selain jaraknya yang jauh jika pulang, Maraka juga masih belum bisa melupakan mamahnya jika dia melihat wajah Aksara. Ada rasa marah ketika dia melihat wajah Aksara. Namun entah kenapa, hari ini dia memberanikan diri untuk pulang tanpa memberi kabar dahulu ke Aksara.

Maraka memasuki rumahnya. Dingin. Itu yang pertama kali Maraka radakan ketika dia memasuki rumahnya.

Dia menengok ke bingkai besar foto keluarganya yang berada dipojok ruang tamu yang dipasang papahnya dulu. Foto yang seperti menunjukkan keluarganya adalah keluarga paling bahagia dengan Mamahnya ada didepan duduk dengan anggun dan dibelakangnya ada papah lalu Aksara dan dirinya. Mereka tertawa lebar dengan tangan Aksara dan tangan dirinya memegang pundak mamahnya lalu kedua tangan papahnya merangkul keduanya. Mahesa tersenyum.

Andai saja waktu itu mamah tidak menjemput Aksara...

Atau

Andai saja waktu itu Aksara tidak ikut lomba menyanyi....

Lagi-lagi Maraka tidak bisa menepis kejadian dulu. Maraka selalu menyuruh dirinya agar tidak menyalahkan Aksara atas semuanya, tapi lagi-lagi...Maraka selalu gagal dan hatinya dengan lantang berbicara bahwa semua itu salah Aksara.

Maraka mulai masuk lebih dalam lagi kerumahnya. Tidak ada yang berbeda dari rumahnya setelah dia pergi untuk berkuliah di Canada. Letak foto-foto yang menempel di dinding masih sama, letak televisi, letak sofa yang biasa untuk menonton televisi bersama, bahkan tatanan dapur juga masih sama. Tapi tunggu...

Ada sebuah foto dilemari-di samping televisi-yang posisinya membuat Maraka bingung. Foto tersebut seperti terjatuh dan membuat orang yang ada didalamnya tidak terlihat karena foto yang menghadap kebawah. Maraka mendekat ke foto tersebut berniat untuk membenarkan posisi foto tersebut. Namun, Maraka jadi terdiam ketika dia membalik foto tersebut dan melihat orang didalamnya.

Itu foto Aksara yang memegang piala dengan mamahnya berada disampingnya. Foto saat Aksara mengikuti lomba nyanyi tingkat provinsi dan Aksara mendapatkan juara umum.

Pelangi Aksara | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang