SAYAP

22 1 0
                                    

Sayap itu terus mengepak.
Terbang di langit terbuka,
tanpa tujuan, tanpa petunjuk.
Hidup memberikan hadiah berupa hak bebas.
Membuat ku terbang dengan bebas.
Aku jadi bingung, di semesta yang luas ini apakah ada tempat untuk ku?
Atau aku harus terbang seumur hidup ku?

Mereka yang di darat memandang iri melihat ku terbang dengan bebas di langit biru.
Tanpa mereka sadari,
aku sedang mencari rumah.
Mereka yang menatap ku kagum dengan sayap indah ini.
Tanpa mereka sadari, rasanya sayap ku sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan ini.
Aku harus segera menemukan rumah.
Sebangsa ku mulai gugur,
sayapnya tak lagi dapat mengepak sebelum dia sampai ke tujuannya.

Aku belum mau gugur.
Aku ingin merasakan rumah.
Aku lelah berkelana di langit tak berbatas.
Aku ingin hinggap,
dalam waktu yang lama dan tak ingin beranjak.
Tanpa lelah, aku terus mencari rumah.
Rumah, tempat ku sebenarnya di dunia ini.
Kalau boleh, aku akan menukarkan kebebasan ku untuk rumah yang ku idamkan.
Tapi, aku tidak tau apa isi rumah itu.
Yang ku tau, aku bisa singgah dalam waktu yang lama,
menghabiskan sisa hidupku,
dan tidak ada lagi berkelana.

Aku akan menatap langit dengan sombong,
karena aku berhasil menaklukan impian ku.
Walaupun nanti sayap ku rusak dan hancur,
aku telah memenangkan diri ku sendiri.
Aku telah menaklukan dunia ku.
Menaklukan dunia yang kata mereka indah, tapi bagi ku melelahkan.

Sekarang aku masih terbang mencari rumah ku,
doakan aku ya.
Aku akan mendoakan mu, agar engkau bisa merasa cukup atas hak bebas mu sendiri.

-G.B

#Day15

#30DWCJilid28

#Squad1

02:00 AM. It's time to sleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang