Di masa depan, aku akan memaafkan semua orang yang menyakitiku.
Di masa depan, aku akan memaafkan orang tua yang kadang melihatku sebagai boneka, bukan anak.
Di masa depan, aku akan memaafkan saudaraku yang kadang memperlakukanku semena-mena.
Di masa depan, aku akan memaafkan orang-orang yang meninggalkan dan menertawakan impianku.Sekarang, aku akan memaafkan diriku sendiri yang tidak mampu memaafkan.
Luka lama belum kering.
Luka baru mengantri untuk menggores satu per satu inchi di tubuhku.Tidakkah tahu aku lelah?
Bahkan tak lagi kurasakan sakit.
Lukaku masih basah, tak bisa aku peras jeruk nipis di atasnya.
Tak lagi kurasakan sakit.
Aku hanya lelah.
Aku menarik diriku dari dunia ini untuk sementara,
menuju masa depan dengan luka yang sudah mengering dan tubuh sekuat baja.Tidak.
Aku tidak memandang ngeri pada dunia apalagi masa depanku.Sekarang sedang kupersiapkan diriku yang layak untuk menginjakkan kaki di atas awan mimpiku.
Sekarang kuizinkan tubuhku menjadi prasasti perjuanganku,
agar diriku di masa depan bisa melihat kembali cerita yang diukir oleh luka-luka kehidupan.Diriku di masa depan akan bangga.
Aku tumbuh menjadi pribadi yang bijak.
Aku tumbuh untuk berdamai dengan dunia.
Aku tumbuh untuk hidup.
Diriku di masa depan akan berdamai, tidak hanya memaafkan.Tunggu aku ya, diriku di masa depan.
-G.B
#Day22
#30DWCJilid28
#Squad1
#Future
KAMU SEDANG MEMBACA
02:00 AM. It's time to sleep
PoesiaPuisi, cerpen, dan pentigraf ini didedikasikan untuk kamu yang sedang berjuang berdamai dengan dirimu sendiri. Tempat ini menceritakan tentang hidup, cinta, dunia, dan segala macam krisis yang dialami oleh para pejuang hidup. Karyaku sangat cocok d...