Crush (2)

944 145 32
                                    

Disclaimer©Masashi Kishimoto

2021©oshpusky

Bagian VI : Crush (2)

Sasuke.U | Sakura.H

Genre : Drama/Romance

Warning : AU, OOC, Alur Mainstream, Miss Typo, dsb.

SELAMAT MEMBACA!

-------------------------

"KAK KELUAR BURUAN ATAU SAYA TIMBAK!"

Sakura mengetuk-ngetuk pintu kamar Sasori yang terkunci dengan brutal. Dia baru selesai mandi susu kembang satu jam yang lalu, tapi handuk masih setia di kepalanya.

"Kak, mati ya?" Sakura mengeraskan suaranya. "Atau lagi nonton nekopoi makanya nggak denger?"

Masih nggak ada sahutan dari dalam kamar bikin Sakura gemes pengen gigit pintu. Sambil berkacak pinggang dia mulai ambil kuda-kuda mau ngedobrak tapi suara sang ayahanda berhasil menghentikannya.

"Kamu tuh ngapain sih, Dek? Sasori nggak ada di kamar lagi di luar beli ketumbar bareng temannya," ujar Kizashi kalem.

Sakura mengernyit. "Ngapain dia beli ketumbar sama temannya, Yah?"

"Tugas dari ibu negara, terus temannya juga kayaknya lebih paham bumbu dapur dari pada kakakmu," balas Kizashi sambil terkikik geli.

Sakura manggut-manggut aja dengar penjelasan ayahnya. Berhubung si tersangka nggak ada di tempat, Sakura meluncur kabur ke ruang tamu mau ngemilin kacang goreng sambil nonton serial neplik. Mana duduknya nggak genah banget lagi satu kakinya di angkat udah kayak jamet nongkrong di warung kopi.

Sang ayah rupanya juga tampak nggak peduli dan ikut nonton di samping putrinya. Kayaknya Kizashi lupa kalau Mebuki sang pemilik hatinya minta di pijitin di kamar lima menit yang lalu.

"Astaga, Dek. Duduknya itu yang bener jangan kaya gitu."

Sakura menoleh refleks. Anjim. Ada kakaknya lagi ngeliatin sambil melotot. Mata Sasori padahal sipit tapi maksain melotot bikin Sakura nahan ketawa. Baunya juga padahal belum ke endus tapi tiba-tiba udah berdiri aja di deket pintu.

"Iya, maaf." Sakura buru-buru benerin duduknya. Dia ngelirik temen Sasori yang diam aja.

Ya Tuhan, ganteng banget.

"Hai kak," sapa Sakura akhirnya. Mengurangi kecanggungan sekalian sok akrap. Siapa tau teman kakaknya ini terjerat pesonanya.

Si teman Sasori mengangguk aja sambil senyum tipis. Responnya bikin Sakura mengelus paha sabar.

Melihat adiknya mulai melancarkan tebar pesona Sasori ambil langkah menutupi temannya. Jaga-jaga takutnya di serang mendadak mengingat Sakura udah kelamaan jomblo dan beberapa minggu ini agresif minta di kasih pacar.

"Apa sih," cebik Sakura kesal. Dia mutar bola matanya melihat posesifnya Sasori.

"Feminim dikit dong, Dek. Rambut kalo udah kering handuknya jangan dibiarin terus di kepala." Sasori mulai ngedumel. "Masa harus dibilangin terus," lanjutnya.

"Iya-iya." Sakura menyahut asal. Toh, dia juga nggak peduli sama penampilannya. Buktinya dia malah asik nonton lagi. Omongan Sasori cuma lewat aja di telinganya.

Melihat respon adiknya yang kelewat santai bikin Sasori menghela napas panjang. Cobaan banget punya Sakura di hidupnya. Sayang sih, cuman kalo ngebatin terus bisa bikin berat badannya turun.

Antologi KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang