"untuk apa kita ke butik ini ?" Tanyaku terkejut.
" silahkan pilih gaun yang kamu suka. " jawabnya tersenyum.
"Tapi kita mau kemana ? Untuk apa memakai gaun segala?"
dia tersenyum sambil menatapku. " kamu akan menemaniku untuk jamuan besar dengan rekan-rekan bisnisku. " katanya santai.
Aku ternganga. Jamuan besar bisnis ? Baiklah. Kejutan yang aneh. Lalu aku melihat beberapa gaun. Aku menganga sedikit melihat harganya. Oh tuhan. Lalu aku melirik Dylan. Dia tampak nyaman duduk dikursi yang disediakan di butik ini. Lalu tersenyum lembut ketika melihat kerutan alisku.
Aku melihat lihat isi butik ini. Memilih apa kira kira yang cocok. Bagaimana yang cocok. Lalu aku tertarik pada satu gaun. Berwarna putih, dengan lengan dibawah siku berhiaskan mutiara kecil yang sama cantiknya dengan gaun ini. " bisa saya coba yang ini, mbak ?" Tanyaku terhadap salah satu pelayan. " baik nona, biar saya pilihkan ukurannya. " jawab pelayan itu dengan sopan. Lalu dia pengukur badanku dengan cara yang sopan juga.
Aku sudah mendapatkan gaunku. Memakainya. Tidak buruk. Lalu aku keluar, masih mengenakan gaun. dan ternyata si pelayan mengajakku keruangan lain. Ruangan makeup ternyata. Aku duduk lalu mulai didandani.
Aku sudah selesai. Lihat, wajahku juga tidak buruk. Lalu aku berdiri, menatap wanita yang berada di kaca besar. Wanita bergaun putih di depanku. Itu aku. Jantungku berdebar-debar ketika aku keluar ruangan untuk menghampiri Dylan.
aku tidak salah lihat. Dia tertegun.
"sangat cantik malam ini Terresa" katanya tersenyum setelah beberapa kali terkedip. Aku tersipu malu.
"mari nona. ayo kita berangkat" ajaknya sopan.
***
aku melirik sekilas keluar jendela. Kita sudah berada di parkiran luas dengan cukup banyak mobil mewah. " kita sudah sampai, Terresa " dia melemparkan senyuman lembutnya. Lalu beringsut keluar, berjalan memutar mobilnya menujuku dan membukakan pintu untukku.
"Sebetulnya acaranya dimana Dylan ?" Tanyaku
belum sempat Dylan menjawab aku sudah bisa melihatnya dari jarak tempat aku berdiri. Kapal pesiar. Aku terdiam sampai akhirnya kami sampai di gerbang kecil yang di atasnya dikelilingi bunga bunga indah, dengan karpet yang menghiasi jembatan hingga pintu masuk kapal yang sesungguhnya.
Aku melirik Dylan. Ia pun tersenyum kepadaku. Setelah itu mengangguk pada kedua penjaga di sisi kanan dan kiri.
Ya tuhan. Aku belum pernah menginjakan kaki dikapal pesiar sebelumnya. Interior kapal yang serba megah. Meja makan diatur sedemikian rupa, meja bar tidak jauh dari tempat meja makan disusun, panggung yang berisi banyak alat musik. Begitu banyak orang disini, dengan pakaian serba rapi tentunya. Sang pria memakai setelah jas seperti yang dipakai Dylan, dan sang perempuan memakai gaun berbagai macam bentuknya. Aku mensyukuri dalam hati Dylan membawaku kebutik tadi. Setidaknya aku betul-betul tidak buruk.
Lalu Dylan meremas tanganku, membuat aku menoleh. Dia memberiku isyarat untuk menggandeng tangannya. kami sama sama berjalan menuju keramaian.
setelah berbincang-bincang dengan banyak kenalan Dylan membuat energi kami berkurang. kami pun duduk di bar sambil mendengarkan alunan musik instumental yang dibawakan oleh pemusik dipanggung. kami sama sama tersenyum saat bertatapan mata. tatapan bahagia. tak berapa lama kemudian Dylan menarik tanganku, sambil tersenyum manis. menuntunkun ke lantai dansa. "mari kita berdansa, Terresa" ucapnya.
"baik Tuan, dengan senang hati" jawabku sumringah
Saat kita menginjakkan kaki dan mulai bergerak dilantai dansa, sebuah lagu baru mulai dimainkan. Melodi yang indah.
" yiruma, river flows in you" katanya
aku bisa menebak, itu pasti judul lagunya. lalu aku tersenyum kecil. aku tak heran jika Dylan tahu lagu instrumental seperti ini. karena dia memang bisa memainkan beberapa alat musik. piano salah satunya, dan dia pernah memainkannya pada saat hari ulangtahunku.
"hei, apa yang kamu pikirkan ?" tanyanya heran karena memergokiku yang sedang tersenyum sendiri. "hanya mengingat waktu kamu memainkan piano untukku" jawabku pelan
lalu tiba tiba dia melepaskan pelukannya dan mengantarku ke meja bar yang tadi kita tempati. "tunggu disini ya, jangan kemana mana" katanya sambil mengusap pipiku. aku tertegun. apa yang akan dia lakukan ? sepertinya aku tidak melakukan sesuatu yang salah. aku melihat dia meninggalkanku dan melenggang kearah panggung. lalu berbincang dengan seseorang disana. Seseorang yang tadi berbicara dengan Dylan itu sekarang berbicara pada pianist wanita yang sedang memainkan musik dan si pianist tersebut menghentikan permainan jarinya. otomatis melodi indah yang tadi langsung berhenti dan semua penikmatnya melihat kearah panggung. tak lama kemudian sang pianist wanita itu bangkit lalu meninggalkan pianonya tanpa sepatah kata apapun.
astaga. sekarang Dylan naik kearah panggung menggantikan posisi Pianist wanita tadi. dia duduk dengan anggunnya disana. "para hadirin semua, perkenalkan. saya Dylan Revelio perwakilan dari Rama Grup. saya akan memainkan sebuah lagu untuk menemani para hadirin berdansa bersama pasangan tercinta. dan saya mempersembahkan lagu ini untuk Tunangan saya, Terresa Tiara." katanya sambil telapak tangan dia yang terangkat kearahku. seketika terdengar riuh karena suara tepuk tangan dan siulan dari semua orang. ya tuhan. hanya Dylan yang bisa membuatku malu dan bahagia pada saat yang bersamaan ketika banyak orang yang melihat kearahku. wajahku memerah dengan pasti.
lalu Dylan mulai memainkan melodi indah melalui jarinya yang indah itu. sepertinya semua orang terhipnotis oleh melodi yang dikeluarkannya, orang-orang yang tadinya masih terpaku di tempatnya perlahan memulai gerakan yang tak kalah indahnya dengan para pasangannya. rasanya ingin memeluknya ketika bermain piano. aku hanya memegangi kedua tanganku. dan aku mulai menitikan air mata bahagia. betapa beruntungnya aku memiliki Dylan. betapa aku mencintainya.
***
Tbc...
Alhamdulillah sudah 3 part yang saya publish. Terimakasih untuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk baca cerita yang ga seberapa ini. Untuk part 4 nya akan secepatnya dipublish ya. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sister
Romancetidak banyak yang perlu diketahui dariku. aku cukup tertutup, cukup menjaga jarak dengan orang banyak, bahkan cukup membatasi menggunakan sosial media. berbeda dengan adikku. dia periang, banyak teman, dan sepertinya aktif dibanyak sosial media. dia...