28. Merry christmas

5.8K 970 368
                                    

Gegara udh pada tau judulnya, yaudah lah ya aku publish aje😭

HAPPY READING AJA LAH😭













Sejujurnya Rose udah pusing tujuh keliling memikirkan pasien yang dia khawatirkan tak kunjung datang. Udah hampir 3 kali Rose salah mengobati pasien karena ketidakprofesionalannya perkara mikirin mana si Jeffrey.

Seseorang tiba-tiba memberikan sebuah minum kopi kaleng dan tersenyum ke arah Rose. Rose mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang memberinya.

"Selamat pagi dokter Rose. Saya Satya, residennya dokter Rehan, tahun kedua." Ucapnya dengan ramah.

(( tebak satya itu siapa ))

"Ah... si Rehan ternyata. Salam kenal Satya. Kok bisa ada disini? Bukannya sekarang harusnya sama Rehan?" Tanya Rose sembari membuka kaleng minuman kopi yang diberikan Satya. "Saya baru aja ditunjuk dari RS untuk kemari, dok. Terus saran dari dokter Rehan jadi asistennya dokter Rose aja."

Rose terkekeh pelan dengan kepalanya yang menggeleng, "percaya aja kamu sama Rehan. Saya tuh galak."

Satya terdiam. Rose makin tertawa melihat ekspresi Satya, "selama kamu nggak melakukan kesalahan saya nggak akan marah, Satya. Mohon kerjasamanya dokter Satya. Kamu bisa ambil kursi itu. Terus kalo mau nanya sesuatu, tanya aja ya jangan sungkan-sungkan." Rose menunjuk kursi kosong yang tersedia di belakang Rose.

"Terima kasih  dok." Ucap Satya dan duduk di sebelah Rose sambil membaca buku catatan kecilnya.

"Pasien umur 30 tahun, nggak sadar diri sejak setengah jam yang lalu!"

Suara tersebut membuat Rose terbangun dan berlari ke tenda sebelah. Tanpa basa-basi, Rose langsung menyingkirkan orang-orang yang menghalangi kereta pasien tersebut.

"Ah... saya mohon minta maaf..." ucap Rose ketika tidak mendapatkan sosok Jeffrey. Namun, Rose justru merasa lega bahwa setidaknya dia tidak bertemu dalam keadaan Jeffrey yang tidak sadar. Maksudnya amit-amit kalo sampe ketemu Jeffrey dalam parah.

"Aduh... Jeffrey mana sih..." Rose mengacak rambutnya tanpa memerdulikan tatapan orang lain. Apalagi Satya yang paling jelas heran dengan Rose kala itu. Rasa bersalahnya semakin melanda dari detik ke detik karena ucapannya beberapa hari yang lalu. Rose bego!!!

"Tuh tuh ada dokter yang lagi free."

"Woy ini tuh cuma luka ringan."

"Lo nyepelein sih? Dok, permisi, mau tolong obatin luka temen saya dong."

Meskipun dalam hatinya masih uring-uringan nyalahin diri sendiri karena perkataannya tempo hari kepada Jeffrey, dengan berat hati ia mengangkat kepalanya. Tak lupa sambil tarik nafas dalam-dalam juga menyisir rambutnya dengan jemari agar kembali rapih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zodiac mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang