Part I : Prologue

2.6K 111 3
  • Didedikasikan kepada Maxxie
                                    

Kyle

"Maaf, bisakah saya berbicara sebentar dengan anda?" kata seorang laki - laki berpakaian serba hitam yang tiba - tiba menepuk pundakku dari belakang. Perasaanku mendadak jadi ngga enak, aku memperhatikan laki - laki itu, dari ujung kaki sampai ujung rambut pakaian yang dikenakannya serba hitam, boots hitam, long coat hitam, dan juga kaca mata hitam, dandanannya mengingatkanku pada jagoan - jagoan di film matrix.... Atau Romi Rafael... bapak-bapak yang nyentrik...

Aku mundur setengah langkah, tangan kananku secara cepat mencengkram kantong belakang celana jeansku dengan kuat. Tuhan tolong aku Tuhan, jangan biarin orang ini nyopet aku Tuhan, ini uang terakhirku bulan ini, kalo sampe kecopet nanti lima hari kedepan aku makan apa... Tuhan plis tolong aku..pliss...

"Err... tenang aja, saya ngga punya maksud jahat, saya Cuma minta waktu kamu sebentar kalo boleh" kata orang tersebut setelah sepertinya menangkap ekspresi takut dari wajahku.

"...... ada perlu apa?" jawabku masih sedikit takut.

"perkenalkan nama saya Adam, kamu.. Kyle kan?"

"ya benar..."

Adam kemudian diam sejenak, dia lalu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti memastikan keadaan bahwa tidak ada orang lain yang akan mendengar pembicaraan kami. Setelah dia yakin bahwa tidak ada orang lain yang akan mendengar pembicaraan kami dia lalu mulai berbicara.

"saya ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin agak sedik sulit untuk dicerna... hmmm.. saya adalah seorang guru dari Dalton Academy"

"Dalton Academy?" tanyaku bingung. "Dalton Academy yang sekolah yang gedenya lebih dari Buckingham palace itu?" tanyaku lagi. Memastikan yang Adam maksud adalah Dalton Academy, sebuah sekolah elite yang didalamnya ada SD, SMP, SMA dan Universitas yang tidak semua orang bisa belajar disana sangking terlalu elitenya, masuk kesekolah ini lebih susah daripada masuk ke American Idol katanya.

"well, yeah.." jawab Adam. Laki - laki yang umurnya sekitar 30an ini pun lalu menyalakan sebatang rokok yang kemudian dihisapnya dalam-dalam.

"Kyle, mulai minggu depan kamu akan bersekolah disana" Adam berbicara sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"hah? Anda mungkin... salah orang pak...." Ngga mungkin amat aku bisa masuk Dalton Academy, setauku orang yang masuk kesana Cuma orang - orang pilihan dari keluarga yang super duper kaya, kalo ngga kaya berarti dia super duper pinter atau super duper berprestasi. Aku? Super duper biasa aja...

"ngga saya ngga salah orang, kamu Kyle kan? Ayah dan Ibu kamu meninggal di kecelakaan mobil lima tahun lalu dan sekarang kamu tinggal berdua dengan nenek kamu, kamu Kuliah di universitas x umur 17 tahun, tanggal lahir kamu 27 agustus..." kata adam meyakinkan.

"be...betul sih...." Beneran ini dia ngga salah orang? Ini tim rekrut Dalton lagi mabok apa pas seleksi murid... kok aku bisa kepilih masuk Dalton...

"tapi... kok saya bisa masuk Dalton? Lagipula saya udah kuliah di x, trus nanti gimana Nana (Panggilanku untuk nenekku), trus biaya kuliahnya gimana, saya ngga yakin saya sanggup bayar...." Cerocosku panjang.

"Kamu ngga perlu bayar apa - apa, siswa - siswa Dalton adalah siswa pilihan, yang masuk kesana semua biaya kehidupannya akan ditanggung oleh sekolah, kamu akan tinggal disana, di asrama"

Aku emang pernah denger sih kalo Dalton itu sekolah asrama, murid - muridnya 24/7 berada disana, tapi yang aku ngga pernah denger kalo masuk kesana geratis.... Sekolah se elite itu? Gratis? Yang punya sekolah itu pasti orang paling kaya se bumi, yang udah pusing uangnya mau dipake buat apa lagi...

"tapi pak... kok bisa saya masuk sana?" tanyaku bingung.

"karna kamu punya bakat"

"bakat apa?" perasaan aku orang paling ngga berbakat sedunia deh...

"sihir"

Mulutku pun ternganga,

SIHIR?

SIHIR?

Bener mabok semua ini orang - orang Dalton...

MEDIA : KYLE

The AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang