Bunga Kenanga ku telah layu

169 30 6
                                    


Hai.. hai.. cowok

Gua balik lagi dengan cerita baru tentunya.
Semoga berkenan mampir kelapak yang kagak ada apanya ini.

Kembali ke cerita.

-------------------------------------

Suatu saat,
di pendopo Bli Agus
Pulau Dewata, Bali

Suatu saat, di pendopo Bli Agus Pulau Dewata, Bali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

walau kutau kau tak sempurna..
Takkan membuat aku jauh darimu..
Apa adanya...
Kukan tetap setia padamu..
Tuhan, jagakan dia
Dia Segalaku
Kan tetap milikku
Aku sungguh mencintai
sungguh
hubungan Setulus hatiku...

Bait demi bait ku lantunkan dengan jiwa jiwa untuknya, Ia tersenyum. Aku tau ia telah mengerti maksud dari setiap umpan yang kunyanyikan untuknya. Tapi ku mau itu tak dijadikan beban olehnya, lalu yang aku lakukan setelah ini, sentuhnya membelai lembut pipiku yang kini terasa panas dan dingin secara bersamaan. Aku tersenyum membalasnya.

Ia lalu berjalan, Ia didepan sana tengah memetik bunga kenanga, lalu diselipkannya di sela daun telinganya. Kini ia berdiri kembali dihadapanku, tak ingin sedetik pun melewatkannya segera lah kurogoh kantung tasku. Mengeluarkan kamera untuk mengabadikan suatu ciptaan Tuhan yang paling sempurna dihadapanku kini.

Ia tersenyum manis seperti biasanya, sesuatu yang sangat sulit di lupakan dan sangat mudah tuk dikenang. Kini telah tersemat di dalam memory card, akan ku cetak dan kutaruh di buku album yang isinya adalah semua foto momen momen kenangan saat kebersamaan kami berdua...

Hari semakin menampilkan senja saat ia tengah asik bermain di samping ku, mengumpulkan bunga kenanga dan di rangkumnya menjadi seikat bunga.

Ia lalu menahannya, lalu berjalan perlahan ke arahku. Kupetik senar gitar mengiringi langkahnya kini, seolah ia tengah berjalan menuju hari bahagianya. Tentu aku akan selalu berada di sampingnya meski bukan aku yang menjadi pendampingnya.

Petikan disenar gitar terhenti kala ia genggam jemariku, menarik ku untuk berdiri dihadapannya. Terpaksa ku letakkan gitar dipendopo untuk menuruti kemauannya.

Berdiri beriringan seperti ini, membuatku tak ingin menyudahinya. Gadis di depanku ini sangat istimewa. Bagaimana tidak, Ia adalah gadis yang paling tegar yang pernah kumiliki.

Sejak kecil, yuki telah didiagnosis mengalami keterbelakangan disleksia . Tak sampai disitu saja kini ia kembali di diagnosis memiliki kanker otak stadium 3 yang diidapnya tak membuatnya patah semangat. Meski tak seperti kebanyakan orang, yukiku adalah gadis yang termasuk kuat menjalani kehidupannya. Ia tak pernah menyembunyikan kesedihannya di hadapan orang terkasihnya.

Ia selalu tersenyum, namun aku tahu ketika ia tengah bersedih atau memendam sesuatu. Matanya akan bergerak gelisah ketika ia memperlihatkan senyumnya. Tak seperti senyum biasa yang membuat mata akan menyipitkan setipis lembaran kertas HVS 70gr.

Seperti sekarang, dia tersenyum tapi sangat kentara ketika matanya bergerak dengan tenang. Kubelai pipinya, mengalirkan rasa ini untuknya, menyampaikan pesan bahwa ada aku selalu disisinya. Tak akan pergi jauh ataupun meninggalkannya. Tak akan pernah.

Ia memelukku, lalu isak tangis yang terdengar setelahnya. Aku tahu dari mana kesedihannya berasal, aku merasa seakan tak ada lagi harapan untuknya, bahkan dari kedua orang tuanya sekali pun sepertinya semakin tak kuasa menahan kesedihan yang terjadi pada putri kecilnya kini.

Ku peluk erat tubuh rapuhnya, mengeluarkan kekuatan untuknya.

" Hei ikuy, lihat aku. Kamu tidak boleh menyerah. Kamu gadis istimewa, aku yakin kamu pasti mampu melewatinya. Percaya lah, mereka pasti bahagia jika kamu semangat melewatinya. Ada aku disisimu, tenang lah... " ku usapan pundaknya agar membuatnya lebih tenang

" Jadul, akan selalu bersama yuki kan?" aku mengangguk

" Tak akan pernah tinggalin yuki, janji?" menyematkan kelingking, lalu mengusap telapak tangan masing-masing

Itu janji yang kami buat kini dan selamanya, saat cahaya senja semakin menerpa wajah polosnya disana, betapa menakjubkan ciptaanmu kini Tuhan. Semoga selalu bahagia meski bukan aku penyebabnya.

" Terima kasih Jadul, kamu segalanya. Yuki menjadi tenang saat bersama dengan Jadul" pungkasnya dengan riang

" Hei, dengarkan aku. Tak ada kata terima kasih dalam hubungan kita. Aku yang merasa tersanjung ketika kamu nyaman saat bersamaku." ku belai helai poninya

" Yuki percaya, Jadul adalah pahlawan yuki, saat ada Jadul seakan yuki merasa aman dan tenang. Semoga hari selanjutnya akan terus begini" rangkulan eratkan tangannya di lenganku kini.

" Kamu benar yuki, semoga hari esok hanya ada kebahagian buat kamu, aku dan semua orang." senyum kusemat kan ke arahnya.

" Senyum Jadul sangat teduh saat Yuki melihatnya, semoga senyum itu ga pernah hilang. Yuki ingin selalu melihatnya.Walau Yuki tak lagi bisa berada di samping Jadul nanti ." Ungkapkan dengan lembut di akhir kalimat meski senyum yang muncul di akhir ekspresi wajahnya.

Aku tersentak mendengarnya, tapi kuurungi menampilkan rasa cemasku dihadapannya, semoga yuki selalu bersamaku.
...

Aku mengantarkan ia kembali pulang, cukup hari ini tuk mengobati kesedihan dihatinya. Esok akan ada hari dimana senyum kan terbit di wajahnya kembali.

Sepanjang perjalanan ia hanya berbaring lelap di kursi tepat di samping kemudi, disebelahku dengan tenang. Aku kini mencoba membuka suara, tuk sekadar mengecek keadaannya, berbisik ku memanggil namanya, berulang kali tetap tak ada sahutan darinya.

Ku pinggirkan laju mobil, cek keadaannya. Ku sentuh pundaknya, permukaan kulitnya sedingin es. Ya Tuhan, ku mohon jangan sekarang. Aku tak sanggup kehilangan dia

Kulajukan mobil ini secepat yang ku bisa, membawa kami ke Rumah Sakit milik ayah yuki di perempatan jalan beberapa blok lagi didepan sana. Yang sebelumnya telah memberi kabar kepada sang ayah yuki sebagai kepala di rumah sakit sana.

Setibanya disana, brangkar sudah stand by di pintu masuk menuju ruang UGD, aku panik. Segera ikuti langkah ayah Wijaya menuju ruang UGD.

Semua keluarga sudah berkumpul saat ini, menunggu kepastian akan hasilnya kini. Pasrah dan berserah diri, hanya itu yang mampu mereka lakukan setelah rangkaian do'a dan usaha para medis di sana. Termasuk ayah yuki sebagai Ketua Tim operasi.

Seakan celup pil pahit tanpa menenggak air tuk menetralkannya. Berita duka dibawakan sang ayah kepada sanak saudara yang menanti di depan ruang operasi.

Yuki, gadisnya..
Pujaan hatinya, kini tiada.
Aku tau ini yang terbaik buatmu, aku bahagia akhirnya kesedihan telah hilang untuk selamanya darimu, kini hanya bahagia yang kau punya. Aku titip hati ini untukmu, hingga nanti aku datang tuk menemuimu, yuki ku.

____

Salam kenal ya
Dari :

@raniyucin


❤️

Suara Hati YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang