Just Friend

408 57 5
                                    

Deg 

Deg 

Deg 

Deg......


Dentuman jantungku tak bisa di kendalikan. Kenapa ini? Apa yang terjadi padaku? Mengapa tidak bisa dihentikan. 

Sakit.... Mama tolong aku, rasanya sakit sekali..

Tepat saat dentuman jantungku mulai bekerja, di sebrang taman sana sepasang anak manusia tengah bercumbu dengan mesra nya.  Tak perduli dengan lingkungan disekitarnya yang memandang geli dan aneh terhadap kelakuan pasangan muda yang tak punya malu akan perbuatan mereka di tempat umum.

Aku lantas berjalan memutar arah tujuanku sekarang. Tak lagi berniat menghampirinya dan mengutarakan perasaanku terhadapnya. 

Biar lah ku pendam rasa ini sendiri, hingga nanti hilang terkikis oleh waktu yang kulalui.

Ini lah cerita ku, kisah yang biasa saja bagi kalian yang membacanya. 

Tapi bagiku ini kisah yang berarti. Karena dengan ini aku belajar untuk lebih mendewasakan diri dan belajar dari kesalahan yang terjadi agar tak lagi terulang kembali suatu kelak nanti.
....

Matahari telah menyapa, menyilaukan bagi sepasang mata sembabku yang tak tidur semalaman. 

Tak lama, knop pintu terputar membuat celah yang semakin lama semakin melebar menampakkan seseorang yang tengah berdiri didepan pintu yang terbuka. Aku menoleh melihat siapa yang berada dibalik pintu.

"Yuki, kau tahu ini sud_ " terhenti mama berucap kala pintu sudah terbuka sepenuhnya, kulihat ia tersentak. Mungkin melihat anak gadis semata wayangnya dalam keadaan sangat ambyar dengan Kamar berantakan, barang berserakan, rambut kusut serta kantung mata yang melebar. Menandakan bahwa aku tidak sedang baik baik saja.

Mama segera menghampiri ku, memelukku dengan penuh perhatian dan kasih sayang. 

Nyaman, rasa itu yang kubutuhkan sekarang. Ku balas tak kalah erat pelukan itu. Menumpahkan semua rasa sakit dan perih ku detik itu juga. Mama memang paling mengerti diriku. Aku yang semakin terisak dan menangis sesunggukan, mama yang paham mengelus punggung ku lembut. 

Tepat.

Belaian kasih itu yang kubutuhkan.

"Bisa Yuki cerita ke Mama, sayang? 

Apa yang terjadi sama Yuki, Nak? 

Mama lihat kamu masih baik baik aja bahkan sangat baik sebelum keluar rumah tadi malam. Ada apa sayang? 

Hmm ? " Tanya mama masih dengan nada lembutnya. 

Tidak terasa dipaksakan, namun cukup merasa diperhatikan.

Pelukan itu terurai, saling menatap. Tatapan mama seakan cemas meminta jawaban. Aku mulai menjelaskan, dengan derai air mata yang tak henti masih terus mengalir dari pelupuk mataku. Mama memahami perasaanku, kembali dipeluknya tubuhku, tak lupa mengelus puncak rambut keemasan milikku dengan lembut.

"Yang sabar ya sayang, jika memang Tuhan menciptakan dirinya sebagai jodohmu, kelak nanti ia akan melihat kearahmu sayang. Takdir atas seseorang telah ditentukan oleh sang Pencipta. Kamu hanya harus berdoa dan berusaha tak lupa juga untuk selalu berada dijalan yang benar sayang."  begitulah petuah mama yang selalu ampuh meringankan beban dibenakku. 

Menarikan nafas dalam, menghirup udara untuk memenuhi paru paru ku, lalu menghempaskannya secara perlahan semakin menyejukkan pikiranku.

" Baiklah Ma, terima kasih selalu menjadi pelipur laraku dikala sedih dan susah. Dan menjadi penyemangatku dikala suka dan bahagia. Mama segalanya bagiku, I love you, Mom." kupeluk mama sekali lagi.

Suara Hati YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang