Forever My Brother |Part-3

148 33 18
                                    


.
.
.
.
.
.

Ting...tong...

Yuki PoV

Terdengar suara bell pintu apart kami pagi ini, aku yang tengah terpejam merasakan geranyangan dari sentuhan tangan Mas di bokongku melek seketika, sedang Mas sudah menggeram rendah saat kegiatannya yang masih sibuk mencium dan menjilat area selangka dan ceruk leher ku kini harus terhenti.

Kami saling bertatapan, menghentikan aktifitas memabukkan ini dan samar samar mendengar seseorang berteriak dari balik pintu apart.

"Yuna zheyeeenggggg, A'a Al datang nih bawa Martabak manies dan legit seperti dirimuuuuu~...." suara alay menggema seirama dengan tuts bell yang terus dipencet pencetnya.

Dia tak lain dan tak bukan adalah Al si perusuh hari hariku belakangan ini.

Aku hendak bangkit dari pangkuan Mas, saat bokongku terangkat Mas langsung menghentakkannya kembali ke posisi semula. Aku yang tak siap dan hanya mengenakan bathrobe tanpa mengenakan pakaian dalam lantas terpekik kuat dan meringis saat merasakan tonjolan dibawah sana menubruk bagian bawahku.

"Aakhhh, M-mashhh hikssss.. s-ssakitthh" air mataku sontak saja menetes tak bisa dibendung menahan sakitnya.

Tubuhku sangat kecil dan ramping dibandingkan dengan tubuhnya yang sangat tinggi, kekar dan berotot.

Jangan tanya bagaimana milik nya dibalik boxer itu, aku saja yang tidak pernah melihat langsung bisa menebak sebesar apa ukurannya, dan tadi miliknya itu benar benar mengacung tegak.

"Tahan sebentar baby, kita akan melihat siapa yang datang. Tetap di posisi begini, mengerti baby?" tegasnya

Permintaan itu penuh dengan penekanan, dan aku hanya mengangguk mengiyakan.

Dibenarkannya kembali bathrobe milikku, aku merasakan sedikit perih saat kain itu menggesek kulitku. Mungkin saja sudah banyak tanda merah kebiruan diarea sana.

Mas berdiri lalu mengangkat tubuhku dalam gendongannya ala koala, aku yang takut jatuh mengeratkan pelukan sebisaku, menaruh wajahku di dalam dekapan dadanya.

Bukan hanya karena nyaman, ya karena aku juga malu, berada di posisi seperti ini sebenarnya semakin membuat tonjolan dibawah sana semakin terasa, apalagi saat Mas melangkahkan kakinya

Aku mohon jangan tanya bagaimana rasanya....

Huhuuu, aku yang meringis~

Seakan tonjolan itu menghentak bagian bawahku berkali kali, sebisa mungkin aku diam dan tak banyak bergerak.

Saat pintu itu dibuka oleh Mas, aku juga menoleh ke arah tamu tak diundang tersebut. Dia didepan situ berdiri dan sama sekali tak merasa terkejut setelah melihat kami dengan posisi begini, seakan terlihat biasa saja dimatanya.

Dengan cengiran bodohnya, Ia malah mengangkat sekotak Martabak manis tinggi tinggi, namun yang membuat aku merasa aneh terheran heran. Sikap Mas hanya diam seakan pasrah...

'ada apa gerangan?' , pikiranku semakin lama semakin bertanya tanya alasannya

Yuki End-PoV

Setelah mempersilahkan sang tamu untuk masuk, dan menutup kembali pintu tersebut, abang beradik itu melangkah menuju kamar sang adik.

Tapi si tamu kunyuk itu malah mengekori mereka tanpa mereka sadari.

Sebelum pintu kamar itu terbuka, sang abang menoleh kan kepalanya ke arah pemuda kurang asupan otak itu, lantas berkata padanya...

"Duduk diam disofa depan sana, atau Anda akan melihat kami bercinta sekarang juga." yang diajak bicara kembali menunjukkan cengirannya...

Suara Hati YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang