.
.
.
.Kala itu Jihan datang menghampiri sang Malaikat maut yang tengah melipat beberapa helai handuk di ruang tengah, bermaksud untuk membantu Jihan duduk disofa dan segera melipat handuk tersebut.
Berbicara saling bertanya kegiatan sehari-hari, David mencoba menyamankan suasana dengan pergi mengambil beberapa minuman untuk mereka.
" David-Oppa..." Jihan bertanya saat sang malaikat maut datang menghampirinya membawa 2 kaleng bir untuk diminum bersama.
" Mm?" balas David dengan menaikkan sebelah alisnya.
" Aku hanya ingin berbicara saja....
Ini tentang Goblin, sepertinya dia sangat kesepian . Karena itu, aku sudah memutuskan akan membantu Goblin untuk mencabut pedangnya..." ucapan itu disampaikan Jihan dengan sangat meyakinkanDavid lantas tercengang mendengar, namun segera kembali sadar dan menanyakan maksud yang sebenarnya...
" Waeyo?"
"Dia akan menjadi sangat tampan setelah itu, dan akan menjadi penjaga yang paling bersinar di dunia ini." pungkas Jihan dengan wajahnya yang berseri membayangkan kata- katanya sendiri.
" Ya, Jihan-ah! Ahh Aniyo, Arwah penasaran !!!!
Jangan pedulikan orang lain, saat si Goblin itu mendapatkan yang dia mau dari mu, kau akan dicampakkannya nanti. Kau mau?" David mencoba tuk mengalihkan perhatian Jihan."Bukannya aku juga memang akan diusir olehnya cepat atau lambat? Hidup ini hanya sewaktu-waktu. Aku telah hidup dan akan mati suatu saat nanti. Selama hidup ini bagai mimpi buruk bahkan saat aku tak bermimpi...." kenangan buruk itu kembali terbayang kenangannya .
Tarikan nafas panjang dilakukannya, lalu kembali berkata dengan cerianya..
" Namun sejak aku pindah ke sini, aku merasa sangat bahagia. Seakan aku telah mengintip surga, dan semua itu karena Goblin jadi anggap saja aku ingin balas budi padanya. Sebenarnya aku tak paham saat dia akan jadi semakin ganteng..." menghela napas sesekali .
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati Yuki
Fiksi PenggemarYuki, gadis yang punya ribuan cerita untuk disampaikannya lewat story ini. Kumpulan sepenggal cerita pendek tentang Ia.. Suara yang selalu berbicara, dan berteriak namun tak pernah terdengar. Diabaikan ketika ia berkata kata, seperti udara yang ny...