Dibalik Layar

820 79 1
                                    

"yuki, fifth minutes! Okay"

Terdengar suara dari depan pintu dan hanya kubalas dengan anggukan kepala saat salah satu kru menghampiri ku, memberitahukan sisa waktu yang kumiliki untuk menata hatiku tinggal segitu.

Aku tak tau, apa yang sedang ku fikirkan. Seharusnya aku senang dan bangga saat mendapat penghargaan terbaik tahun ini. 

Tapi entah mengapa hatiku merasa sebaliknya,

Seakan Ia sedang pilu meratapi sesuatu saat... 

Setelah selesai didandani bergegas aku menghalau suara hatiku saat ini. Aku berdiri, berjalan menyusuri lorong remang, menuju panggung. 

Menghampiri seseorang yang telah berdiri di ujung sepi.

Sebelum tiba disana, langkah ku terhenti saat segrombolan wartawan yang menghampiri. Kutampilkan senyum semanis mungkin, agar tak ada yang menangkap jejak kesedihan yang datang menyapa sebelumnya. Berpose seperti yang mereka inginkan, lalu melambaikan tangan kearah mereka saat aku mulai lanjut melangkah dan berjalan. 

Cukup panjang dan melelahkan, terasa sangat jauh untuk di jangkau agar sampai di ujung jalan. Bukan hanya saat ini bahkan sejak 2 tahun lalu. Hal serupa juga pernah terjadi dalam kisah hidupku...

Flashback..

(Wednesday, 18 Oct 2017)

SMA 1 Persada Bangsa, ruang kelas XII IPA - 1 bel istirahat pertama berbunyi...
Kringg... Kringgg

Seperti hari hari biasanya, Yuki akan berjalan keluar kelas menghampiri sang ke kasih di ujung lorong dari kelasnya, yaitu kelas XII IPS-2. Mengajaknya kekantin bersama menghabiskan jam istirahat pertama untuk mengisi perut dan melepas dahaga. 

Setibanya di depan kelas sang pujaan hati betapa terkejutnya ia melihat pemandangan yang disuguhkan didepan matanya...

Dari balik celah pintu yang terbuka sedikit itu menampilkan sosok yang sangat ia kenal dan hapal sedang mencium siswi lain. Lebih tepatnya sahabatnya sendiri.

Keyna dan Al tengah bercumbu dengan sangat intimnya di depan semua teman sekelas mereka.

Adegan itu terus berlanjut sampai salah seorang siswa di dalam kelas berceloteh membuyarkan suasana yang terbilang cukup romantis dan sedikit sendu.

_Yuki pov_

"Psstttt... Woy! Ada yuki tuh didepan kelas..." sahutnya

Sontak saja membuat semua orang melihat ke arahku. Aku yang awalnya terpaku melihat kejadian itu langsung melangkahkan kakiku pergi menjauhi tempat tersebut. Berlari sekencang kencangnya keluar dari sekolah dengan derai air mata yang masih betah membasahi pipiku.

Aku mendengar ia meneriaki namaku berulang kali, tetap kuabaikan panggilan itu, sebab hatiku tidak sanggup untuk melihat dirinya yg telah mengkhianati hati..

Namun, ...
Kakiku tercekat saat sebuah tangan menarik pundakku, hingga membuatku limbung dan jatuh terhentak ke dasar pijakan. 

Kepala ku membentur salah satu pembatas jalan, air mata yang jatuh tergantikan dengan darah segar mengalir membasahi pipiku lalu penglihatanku semakin buram dan meremang. 

Samar ku dengar suaranya, lirih kata maaf keluar dari mulut yang baru saja mencumbu sahabatku sendiri. Hingga aku semakin jatuh dan tak sadarkan diri ke dasar jalanan.

....

Aku terbangun, pelan tapi pasti kuedarkan pandangan ke segala penjuru, terlihat keluargaku lengkap menemani dalam ruangan. Ruangan khas Rawat inap dengan segala alat pelengkapnya dan aroma khasnya yang sudah pasti. Mereka mendekat saat aku mulai bersuara.

"Dimana aku?" begitu lah tanyaku

Mama mulai menenangkanku, tangan hangatnya sangat terasa menenangkan saat mulai mengelus pipi ku yang dingin kurasa cukup dingin

"Tenanglah sweety, ...

Kamu telah kembali, kamu bersama kami sekarang.

Syukurlah kamu sadar kembali sayang. Maafkan Mama Nak, maafkan kami yang sudah lalai untuk menjagamu dan sudah jauh darimu yang masih sangat rentan terhadap dunia yang sangat kejam ini. 

Kami tidak akan meninggalkanmu lagi, kamu akan ikut bersama kami tinggal disini." ucap mama sambil terisak sembari berbicara seakan sangat takut kehilangan.

Aku tak paham, apa maksud ucapan mamaku barusan, yang aku ingat terakhir kali adalah jatuh dan menabrak pembatas jalan.

 
Melihat keningku berkerut, lantas Papa menjelaskannya kembali.

"Kami mendengar kamu mengalami kecelakaan dari Ofar sayang, kami lantas panik dan langsung menghampirimu ke Indonesia,..

Setibanya kami disana, pihak rumah sakit bilang kamu mengalami pendarahan otak yang cukup serius hingga membuatmu koma. Selama sebulan kamu koma Yuki dan kami menunggumu sadar kembali, namun nihil. (ini cukup membuatku terkejut).

Pihak RS Indo tidak mampu melakukan tindakan lebih efektif dari pada disini maka Kami langsung memindahkanmu agar mendapat perawatan yang lebih intensif. 

Sayang, kita sedang di rumah sakit Singapore. Rumah sakit milik Grandpa." ucap Papa panjang lebar cukup untuk mejelaskan situasiku yang sangat rumit.

...

Flashback Off

Setelah sembuh, selama 7 tahun belakangan ini aku mulai melanjutkan kehidupan ku di Singapore dekat dengan kedua orang tuaku. Menamatkan sekolah, melanjutkan kuliah dan mulai menghabiskan waktu dengan dunia Modelling dan Presenting di dunia olah raga yang membuatku dikabarkan dekat dengan berbagai macam atlet yang akrab dengan ku.

Hingga suatu ketika, sebuah ajang penghargaan akan berlangsung di Indinesia dan mengundangku sebagai salah satu nomine presenter wanita terbaik.
Meski berat dan mandapat tolakan dari kedua orangtuaku, namun aku bersikeras akan tetap datang, bukan untuk membuat kembali luka dengan masa lalu yang ada, hanya ingin berdamai dengannya.
...
Disini lah aku, diruang make up. Sedang bersiap menuju keatas panggung, setelah menerima piala penghargaan, Aku di minta untuk membacakan salah satu nomine. 

Aku tidak sendirian, karena di ujung lorong sudah berdiri pria dari masa lalu dengan setelah jas hitam menunggu kehadiranku. Tangannya menengadah untuk menyambut ku, aku menggapainya dan kembali menampilkan senyum ku didepannya. Pegangan itu berubah menjadi genggaman hangat yang tak pernah kurasakan dulu saat bersamanya. 

Blank sesaat, mengingat kembali masa pahit ketika pria disampingku saat ini yang telah banyak menorehkan luka di hatiku saat masa lalu. 

Namun aku kembali memfokuskan diri, ku lepas secara halus genggamannya, Ia menoleh ke arahku dengan mata yang memelas dan memohon. Aku menggeleng, lalu kamipun melanjutkan langkah ke atas podium untuk membacakan nomine penghargaan. Lalu turun kembali ke backstage saat usai membacakannya.

Aku lalu berbalik meninggalkan podium, berjalan duluan meninggalkannya.

Namun tanpa kuduga beberapa langkah baru ku berjalan, sebuah tangan menarik pundak ku. Sama persis seperti kejadian 2 tahun lalu, aku limbung kebelakang, suara pekikkan terdengar riuh dari arah penonton saat aku Kehilangan keseimbanganku lalu kupejamkan mataku, namun berbeda situasi kali ini karena dengan sigap tangan besarnya menahan pinggangku.

Lalu kubuka mataku perlahan dan mata kami saling bertemu...

Manik mata hitam pekat yang sangat kurindu, kini berjarak sangat dekat dengan ku. Tatapan kami saling terpaku, hingga sepersekian detik kemudian aku tersadar, berusaha berdiri yang di bantu olehnya.

Suara dan tepuk tangan penonton sangat riuh bergemuruh.

"Kau tidak apa apa?" begitu tanyanya.

Aku tak menjawab dan hanya berbalik lalu berjalan meninggalkannya yang masih diam membisu seakan terkejut dengan balasan sikap yang kuberikan, langkahku semakin cepat menjauh....

tbc_

Suara Hati YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang