Only You

511 52 2
                                    


"Bie, stop. Jangan melangkah lebih jauh lagi, please!!

 Aku mohon, jangan pergi. Dengarkan penjelasanku, kumohon....

aku.." ucapnya terhenti ketika gadisnya tetap melangkah semakin jauh dari hadapannya.

Perasaan menyesal dirasanya setelah apa yang diperbuatnya barusan, dan disaksikan langsung oleh kekasih tercintanya. 

Ia hilang kendali disaat detik terakhir, hingga mampu melakukan perbuatan yang berakibat fatal seperti ini.

"Ku mohon, tetap disisiku.
Maafkan aku." lirihnya ketika sang gadis sudah menghilang di balik kuda besi di sebrang jalan tepat di depan resto tempat dirinya berdiri sekarang.

Ia tak bisa menahan kesakitannya lebih lama, tubuhnya terhuyung ke belakang, terduduk lemas tak berdaya melihat kepergian sang pujaan akibat kesalahannya sendiri.

¶.. Di tempat lain.

"Bawa aku pergi sejauh mungkin, ku mohon. Aku tak sanggup menerima kenyataan pahit yang begitu menyiksaku. Ku mohon bawa aku sejauh mungkin darinya.." rintihnya dalam kepedihan.

Tangisnya pecah sepanjang perjalanan dan tak tahu kapan akan berhenti.

"Baik lah, tenangkan dirimu terlebih dahulu. Aku akan menuruti keinginanmu. Jadi berhentilah menangis. Aku benci melihat air mata mu jatuh karena bajingan itu." dengan wajah datar dan suara yang penuh dengan ketegasan pria itu mencoba menenangkan belahan jiwanya yang terluka karena perbuatan biadab seseorang yang dulu ia percaya menjaga permatanya.

Namun sekarang, jangan bermimpi bisa menyentuhnya, untuk menghirup aroma tubuh wanita kesayangannya dari jarak 100 meter saja jangan harap pria bajingan itu bisa melakukannya.

Tertutup perasaan sedih dan kalut yang menghinggap pada hati dan pikiran mereka, maka disinilah kuda besi itu terparkir rapi. Tepat di parkiran Bandara International. Kedua sejoli yang terikat status keluarga ini berjalan tergesa ke dalam memesan ticket dengan negara tujuan adalah tak diketahui, berencana untuk menenangkan kesayangannya saat berada disana dan memulai lembaran baru dari awal.

Yuki Vallery Zander, wanita yang menangis sejak tadi membenamkan wajahnya dibalik ceruk leher tegap sang adik Ryu Kumbara Zander, Bara terpaksa menggendong Yuki agar tak menjadi objek perhatian. 

Namun, Bara melupakan jika yuki yang tengah berada digendongannya dengan posisi kaki yang melingkar di pinggul dan tangan terkalung di lehernya semakin membuat objek perhatian para manusia dengan tatapan bermacam macam. 

Bara acuh dan terus berjalan memesan ticket tercepat agar mereka bisa pergi meninggalkan Indonesia beserta semua kenangan masa lalu mereka, yang ada hanya masa sekarang dan masa depan yang bisa dipastikan Bara hanya untuk kebahagian Yuki, kakaknya tersayang.

Sepanjang perjalanan Bara terus mengelus punggung Yuki yang masih bergetar karena menahan tangis agar tak terdengar dan mengganggu orang lain, dengan sabar dan penuh sayang elusan Bara dari puncak kepala hingga pinggul sang kakak naik turun tak lupa kadang kecupan lembut mampir di kening yuki, hingga tak berapa lama terdengar dengkuran kecil yang manyapa pendengaran Bara, diikuti tarikan nafas teratur dari tubuh mungil sang kakak yang kini tampak sangat rapuh dimatanya. 

 Kini Tiket telah di pesan dan semua kebutuhan disana tengah dipersiapkan oleh orang-orang suruhan Bara dan akan dipastikan selesai ketika mereka tiba nanti.

Bagi para penumpang dengan tujuan,....
Suara instruksi yang kini telah masuk dalam pendengaran Bara, maka Bara membawa yuki untuk segera masuk ke dalam pesawat yang akan membawa mereka pergi untuk selamanya meninggalkan semua kenangan pahit selama di Indonesia.

Suara Hati YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang