burung berkicauan pertanda matahari telah menyapa kembali dunia. embun pagi yang tampak menghiasi kaca jendela sehabis hujan. angin sejuk masih saja berkeliaran, membuat siapapun yang terpapar ingin kembali menarik selimut dan memejamkan mata.
tapi hari ini senin pagi, dan janissa masih terlelap di kamarnya.
adiknya uchan, sedari tadi sudah menggunakan berbagai macam cara untuk membangunkan kakaknya. "kak! bangun aih kebo banget jadi orang, eh emang bukan orang deh siluman keknya," katanya sembari mengguncangkan tubuh sang kakak.
"ng, entar. 5 menit lagi," balas janissa dengan mata yang masih tertutup, sambil mengisyaratkan angka lima dijari nya. tapi sepertinya uchan sudah kehabisan titik sabarnya. "heeuh! DARI TADI LIMA MENIT LIMA MENIT YOU KNOW JANJI JIWA? EH JANJI PALSU?!?! ITS YOU! dah mana dari tadi aku udah pake seragam. aku berangkat duluan aja!"
uchan berjalan ke arah pintu kamar kakaknya, beranjak keluar, kemudian membanting keras pintu kamar. "BAI!" katanya seraya dengan janissa yang terbangun kaget.
dengan deru nafas yang terengah-engah efek kaget, ia mengintip jendela kamarnya. telat, mobil papanya telah melesat keluar rumah, bersamaan dengan uchan yang menjulurkan lidah kearah kaca mobil.
"ya elah..."
setelah tadi merutuki dirinya sendiri yang ceroboh, kini janissa tengah berada di depan pagar rumahnya untuk memesan ojek online. tapi, belum sempat ia memesan, ada suara klakson motor yang menggema nyaring ditelinga nya.
TIN
gak salah lagi, itu lucas yang kebetulan melewati rumah janissa. "oy, ngapain lo?" tanyanya sambil kembali menekan klakson.
janissa reflek menutup kedua daun telinganya, "berisik banget dah. tu klakson abis keselek terompet taun baru?!" balas janissa tak kalah sewot.
"ENAK AJA! lagian gue nanya paan lo jawab apa," cecer lucas sambil memasukan jari kelingking ke dalam hidung. janissa hanya menatap masam lucas, "ya lo pikir gue pake seragam mau ngapain?! mau berangkat jadi badut mekdi kali."
"kali aja, mau mesen gojek lo?" tanya lucas. janissa mengangguk pelan, "ya. lagian lo ngapa masih ada di sini sih?"
lucas tidak terlalu mendengar kalimat terakhir janissa. ia menjulurkan tangannya, kemudian menarik paksa ponsel yang dipegang oleh janissa.
"dah bareng aja. satu sekolah ini," kata pemuda itu enteng. ucapan lucas disambut tatapan ngeri janissa.
"paan si, gak gak gak. siniin hape gue!" ujar janissa sambil mencoba meraih ponselnya. tapi sayang, tangan lucas yang panjang membuat janissa sulit untuk menggapainya. "eits, tidak bisa. udah cepet lo naik, 5 menit lagi bel. kecuali, lo emang mau telat terus hormat bendera satu jam."
suasana jalan pagi ini agaknya sedikit padat tersendat. riuh pikuk kendaraan mewarnai jalanan. para pengemudi saling berlomba membunyikan klakson kendaraan mereka. mungkin agaknya suasana seperti ini sedikit mengasyikkan bagi kalian yang punya banyak waktu luang, tetapi bagi pelajar yang dikejar waktu seperti lucas dan janissa suasana seperti ini adalah akar masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Pulsa || lucas
Fanfiction[on hold] "bang beli pulsa" dia gapernah nyangka kalo kalimat tadi bisa membawa dia ke............... mana hayoo [this story contains harsh words, particular scene that makes u uncomfortably. and lot of 'asdfghjkl' content, be aware. anyway lower c...