19. Pernyataan¿ Cinta

1 1 0
                                    

"Venus... Lo mau gak jadi pacar gue?" Ujar Titan yang kini tengah berlutut.

Pletakk! (tulisan yang bisa dirasakan)

Mars menggeplak kepala Titan menggunakan botol minuman yang dibeli nya tadi, untung sudah kosong.

"Lo kenapa sihh? Udah bagus-bagus gue kasih tutor, inikah ucapan trimakasih Lo?" Sengit Titan seraya mengusap kepalanya yang malang.

"Geli gue." Balas Mars sekenanya.

"Anjim banget sih Lo kayak odading mang oleh." Rutuk Titan, dan sekali lagi otak cerdasnya berfikir untuk membuang Mars ke kolam belakang sekolah.

Bagaimana tidak? Mars tadi minta diajari cara nembak cewek dengan alasan udah lupa, eh pas diajari malah di geplak. Mau nya apa?!

"Bacot Tan." Desis Mars.

"Lo tuh ya harusnya bersyukur punya temen kayak gue, yang baik hati, sabar dan tidak sombong. Serta ganteng." Ujar Titan yang diakhiri dengan senyuman bangga.

"Insecure yang ada." Sahut Mars, membuat kepala Titan yang ntah berapa volume otaknya itu berasap.

"Mars, Titan." Panggil seseorang dari sebalik pintu rooftop, menengahi perdebatan Titan dan Mars yang ntah sampai kapan akan usai.

"Kenapa Zer?" Tanya Mars pada orang itu.

Dia adalah Zeron, Zeroein Jhordanio. Cowok blasteran yang juga masuk ke dalam jajaran most wanted, Zeron juga anggota geng Phoenix dan anak basket. Ia beda Kelas dengan Mars dan Titan, dan tentunya lebih bad boy.

"Pengen gabung aja, gabut di kelas." Keluhnya.

"Lo harus punya kartu tanda keanggotaan." Sela Titan.

"Berapaan?" Tanya Zeron seraya mengeluarkan dompetnya.

"Semiliar." Jawab Titan cepat.

"Jual diri aja gue kalo gitu." Sahut Zeron membuat Mars terkekeh dan Titan tertawa.

"Kantin ada orang gak?" Tanya Mars yang langsung dijawab Titan.

"Ramai." Sahut Titan.

"Ada gak Zer?" Ulang Mars menghiraukan Titan. Poor Titan.

"Ada, tapi ga ramai banget. Pada kelapangan mereka." Jawab Zeron.

Mars mengerutkan dahinya, Kelapangan?

"Ngapain?" Tanya Mars lagi.

"Katanya Athur mau nembak si... siapaan yah, lupa."
Jawab Zeron sambil mengunyah permen karet.

"Anak kelas berapa?" Tanya Titan.

"Kelas 10, ituh adek nya kak Arkhan kalo gak salah." Jelas Zeron.

Deg

Jantung Mars berdetak dua kali lebih cepat, dan Titan dengan cepat melirik ke arah Mars.

Tiba-tiba cowok itu bangkit dari duduknya, dan langsung berlari keluar rooftop tanpa berpamitan dengan Titan maupun Zeron.

"Dia kenapa?" Tanya Zeron yang heran melihat air wajah Mars yang tiba-tiba berubah, Titan yang sudah tau hanya berharap dalam hati semoga Venus tidak menerima Athur.

"Lo tau gak Zer..." -Titan

"Apaan?" -Zeron

"Mars sukak sama Venus." Bisik Titan, Zeron mengerutkan dahinya.

"Venus?" Tanyanya.

"Iya, adek nya kak Arkhan." Sambung Titan, seketika Zeron membelalakkan matanya.

"Gue kira dia homo." Bisik Zeron pelan, takut jika Mars mendengarnya maka ia akan tinggal nama.

Kurang ajar, beraninya Zeron berkata seperti itu didepan sahabat Mars. Lihat saja Titan takkan tinggal diam.

Titan membelalakkan matanya, "Ternyata ada yang sependapat sama gue." Ujarnya. "Gue juga ngira nya gitu." Sambung Titan.

Mari sama-sama tepuk jidat gais:)

"Bisa suka cewek juga dia, gue kira dia belok sama Lo." Lanjut Zeron.

"Ya enggaklah bego, gue lelaki sejati nih." Ucap Titan dengan menepuk-nepuk dadanya, biar kelihatan jantan pikirnya. Tapi aslinya malah seperti gorila, sabar Tan.

Zeron hanya terkekeh.

~~~

Mars berlari menuruni tangga, pikirannya sedang kalut saat ini.

Ia menyesal tidak menuruti saran Titan untuk segera menyatakan perasaannya, sungguh ia benar-benar tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya.

"Gue harap Lo gak nerima dia." Gumam Mars.

Mars kini telah sampai di lapangan, benar saja banyak orang yang berkumpul disana.

Saking ramainya Mars sampai tidak bisa melihat apa yang dilakukan 2 insan itu, dan ia juga takut akan malu jika nanti Venus benar-benar menerima Athur.

Meski tidak dapat melihat secara jelas, namun Mars dapat mendengar suara Athur berteriak.

"Venusss... Kalau Lo terima gue, Lo ambil bunga ini." Teriak Athur.

Mars dengan cepat menaiki tangga di gedung dekat kejadian itu berlangsung, dari atas dia dapat melihat Venus dan Athur.

Seketika kaki Mars terasa dingin dan bergetar, dadanya pun terasa sesak tatkala melihat orang yang ia cintai mengambil bunga dari tangan lelaki lain.

"Di-dia nerima?" Lirih Mars, air wajah nya telah berubah pias.

Berakhir sudah, ia sudah kehilangan seseorang yang ia cintai untuk kedua kalinya.

Mars berlari menuju rooftop, ntah mengapa dadanya bahkan lebih sesak sekarang.

Cowok itu membanting pintu rooftop, tidak ada siapapun. Baik Titan maupun Zeron, mereka berdua menghilang ntah kemana bersamaan dengan hilangnya harapan.

Mars menghempaskan tubuhnya ke kursi sender, ia lelah.... Hatinya lelah.

Pernahkah kalian melihat orang yang kalian cintai ternyata jadian dengan orang lain?

Sakit? Pasti

Nyesek? Pasti!

Sampe sini lho nyeseknya.

Mars memandangi langit, menghamburkan semua rasa kecewa, penyesalan, dan kesedihan nya.

Cowok itu memegang dadanya, lalu menghela nafas kasar.

"Lo gak seharusnya begini Mars! Lo gak seharusnya jatuh cinta!" Suara hatinya terus saja memenuhi kepala.

"Buang perasaan Lo Mars! Jadilah Mars yang dulu, jangan buka hati Lo buat siapa pun."

Rahang Mars mengeras, ia tau memang tidak seharusnya begini. Memang tidak seharusnya ia jatuh cinta sekarang, jika cinta hanya menimbulkan luka.

"Kita hanya dua sisi yang mengapit satu kata, entah itu Cinta ataupun Luka."
-Nathanio Dafra Jeanmars




Part nya pendek karena Mars lagi galau:(

Jangan lupa vote yeu biar Mars semangat lagi jalani hari-hari nya dengan hebat😃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Venus dan MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang