16. PHOENIX

55 7 0
                                    

Hari ini guru sedang melaksanakan rapat, tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan oleh murid pemalas untuk tidur. Dan tentu saja, murid yang suka bolos harusnya merasa senang sekarang.

"Ga enak ya guru rapat..." Ujar Rafel, saat ini mereka sedang nongkrong di tempat favorit mereka.

"Ga enak apa nya nyet... Syukur kek, ga belajar. Harus nya waktu kayak gini tu Lo manfaatin, bukan buat ngeluh." Ujar Nugrah seraya menenggak minuman fanta.

"Bukan gue gak bersyukur... Masalah nya, kalau guru rapat gaada dong yang nama nya bolos." Ucap Rafel lalu mengambil minuman fanta di tangan Nugrah.

"Buat apa bolos kalau dah dikasih waktu kayak gini??? Bego Lo ah..." Ucap Nugrah jengah.

"Beda nyet... Kalau bolos itu lebih greget... Ada rasa takut-takut nya gitu... Ada adegan kejar-kejaran nya kalau kepergok guru... Yah jamkos mah Cemen... Ga capek dong pak Udin, gaada ngejar kita." Jelas Rafel santai, lalu menenggak minuman fanta milik Nugrah.

"Berisik ah Lo berdua... Debat tu yang bermanfaat... Baca noh buku bahasa Indonesia materi debat, biar ga bego." Sela Arkhan.

"Tuh dengerin... BIAR GA BEGO." Ucap Nugrah mengulangi kalimat Arkhan dengan penekanan di telinga Rafel.

"Ga nyadar bego Lo??" Cibir Rafel.

"Heh... Gini-gini, gue ranking 32 ya... Dari 36 siswa..." Sombong Nugrah.

"Dih... Ranking 32 aja bangga." Ucap Rafel berlagak jijik.

"Daripada Lo... Ranking 33."

"Setidak nya gue gak bangga kayak Lo."

"Kita itu harus bersyukur, untung naik kelas."

"Eh pak ketos.. Numben kesini." Ujar Rafel, ia menghiraukan perkataan Nugrah barusan.

"Mau grebek nih?" Tanya Arkhan lalu terkekeh.

Mars tersenyum sekilas, keadaan base camp geng Phoenix masih sama seperti dulu sewaktu dia belum menjabat sebagai ketua OSIS.

"Kak Arkhan... Gue rinduu." Seru Titan seraya berlagak ingin memeluk ketua geng mereka.

"Sana Lo jauh jauh, najis gue sama orang sombong." Ujar Arkhan menjauhkan diri dari Titan.

"Dih... Jahat bener... Lo lupa kalau kita pernah bersatu dalam satu ikatan?" Ujar Titan sok dramatis.

"Titan bego..." Cibir Rafel.

"Kak Rafel iri ya?"

"Dih... Gak sudi gue iri sama Lo."

"Yaelah, iri bilang boss!"

"Heh sendal jepit, gue tuh kagak iri sama Lo!"

Sementara Titan dan Rafel terlibat perdebatan, Mars mendudukkan diri di sebelah ketua geng mereka.

"Kenapa Lo? Numben Numben nih Maen ke sini." Ujar Arkhan sambil menepuk pundak Mars.

"Gaada, lagi kepengen aja." Sahut Mars.

"Lagi galau tuh kakk..." Seru Titan di tengah perdebatan nya dengan Rafel.

"Ha? Seorang Nathanio Dafra Jeanmars bisa galau?? Waw..." Seru Arkhan.

"Ga gitu juga si." Jawab Mars seraya mengacak rambutnya.

"Dia lagi jatuh cinta tuh..." Seru Titan lagi.

"Titan monyet..." Umpat Mars.

"What?? Demi apa?? Sama cowo mana nih?" Serbu Nugrah.

"Sama cewek lah bego... Ya kali dia maho." Ujar salah satu anggota Phoenix yang lain.

"Beneran sama cewe nih Mars?" Tanya Nugrah tak percaya.

"Ya cewek lah... Gila aja Lo, gue masih normal." Sahut Mars.

"Wah wah wah... Siapa nihh??" Tanya Arkhan.

"Itu kak... Si-" dengan cepat Mars membekap mulut Titan, jika tidak rahasianya akan bocor.

"Siapa sih??" Tanya Rafel.

"Gaada." Jawab Mars sambil terus membekap mulut Titan yang sedang berusaha melepaskan bekapan itu.

"Oh gitu ya sekarang... Dah main rahasia rahasia an... Oke, no problem." Ujar Arkhan pura pura marah.

Mars melepaskan bekapan mulut Titan, lalu terdiam dengan pandangan lurus ke depan.

"Mars kambing... Lo kira ga pengap apa gue?? Udah tangan Lo bau ikan asin lagi." Rutuk Titan.

"Siapaaa nih woiii." Seru Rafel tak sabar.

"Itu lho... Bintangnya kelas 10" Ucap Titan.

"Siapa?" Tanya Nugrah tak mengerti.

"Aelah... Si Venus atuh kang..." Sahut Titan, sementara Mars menundukkan kepalanya.

"Apa?? Lo suka sama si judes itu???" Seru Arkhan tiba tiba, semua mata langsung tertuju ke Arkhan.

"Lo kenal Khan?" Tanya Nugrah.

"Kenal lahh..." Jawab Arkhan.

"Kok bisaa??!" Seru Titan.

"Ya bisa lah... Orang dia adek gue." Ujar Arkhan.

"Apa??" Semua orang disitu terkejut, karena Arkhan tidak pernah memberitahu jika Venus adalah adiknya.

"Kok Lo gak ngasih tau sih?" Tanya Nugrah.

"Lo nya aja yang kudet." Jawab Arkhan.

"Serius dia adek Lo?" Mars angkat bicara.

"Ga guna gue boong, kalau bisa juga gue gamau ngaku dia adek gue." Ujar Arkhan.

"Tapi Lo bisa kan bantu gue sama dia?" Tanya Mars spontan, membuat seluruh orang yang mendengar kata-kata nya yakin bahwa Venus lah orang yang di incar Mars.

"Bisa aja sih, tapi ada syaratnya." Jawab Arkhan sambil menimang nimang batu yang baru saja di pungut nya. 

"Apa?"

"Kalau Lo nyakitin adek gue kayak mantan nya nyakitin dia, Lo bukan anggota Phoenix lagi. Dan gue gabakal segan buat Lo babak belur, ingat itu." Ujar Arkhan dengan nada serius.

"Gue terima." Ucap Mars yakin.

"Bagus."

~~~

Kali ini Mars mulai melakukan pendekatan, tentu saja pada kakak nya Venus terlebih dahulu.

"Dia suka apa?" Tanya Mars pada Arkhan.

"Dia suka banget sama coklat." Jawab Arkhan, ia tau kalau Mars ingin melakukan pdkt ke Venus.

"Hm..." Mars berdehem sambil mengangguk, tanda mengerti.

"Oke... Gue bakal coba deketin dia!" Putus Mars, lalu berlari meninggalkan Arkhan.

"Woi... Makasih kek." Seru Arkhan yang setengah kaget karena Mars yang tiba tiba berlari.

"Makasihhh." Teriak Mars membuat Arkhan geleng geleng.

"Gue percayain dia ke Lo Mars, semoga dia bisa bahagia sama Lo." Gumam Arkhan lalu berjalan menjauh dari pijakan nya.




Happy reading readerss❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan jika mood silahkeun komen<3

Antara Venus dan MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang