Ceiza menatap Lizi dengan mata yang berkaca-kaca, dia masih menantikan penjelasan Lizi tentang apa yang Ceiza dengar tadi.
"Liz..hiks..kamu beneran hiks..pacaran sama Alion?" tanya nya terbata akibat sesenggukan. Tangannya berulang kali menghapus air mata di pipinya.
Hidungnya uda meler dengan ingus, karena dia nangis lumayan lama,sampai membolos 3 mata pelajaran. "Maaf ya, aku disuruh Alion buat jauhin kamu. Bukan jadian sama dia" ungkap Lizi.
Ceiza kembali menangis. "T-tapi hiks..kenapa" isaknya. Lizi mengelus kepala Ceiza pelan.
"Aku gak turun sesuai permintaan kamu, tapi gara-gara itu kami kurang orang dan mundur. Alion bilang aku harus jauhin kamu sebagai balasan"
Ceiza memilih untuk kembali memeluk Lizi, ini gara-gara dia. "Maaf..hiks..gara-gara aku" lirihnya.
"Ya gak papa, toh yang kena imbaskan juga kamu"
"Huaaaaaaaaaaa Lizi jaahaaaaaaaat" Ceiza menangis histeris mendengar ucapan Lizi. Dia memukul-mukul punggung Lizi.
Lizi hanya tertawa pelan, dia membiarkan Ceiza memukulinya, pelan kok seperti pukulan anak bayi.
"Sekarang kamu balik ke kelas."
"Ndamauuuu!!"
"Nanti kamu dipanggil ke Bk"
"Bialin"
"Ey, kita gak lagi main loh"
Ceiza merengut, dia melepas pelukannya dan menepuk dada Lizi. Matanya dibuat semenggemaskan mungkin untuk memujuk Lizinya itu.
"Boleh?" tanya nya memelas.
Lizi menggeleng, membuat lengkungan sedih terbentuk di wajahnya. "Hiks...daboleh.." lirihnya sedih dan kembali memeluk Lizi erat.
Aneh, sepertinya keanehan dari Papinya nurun ke Ceiza 100. Tanpa mereka harus bermainpun Ceiza terkadang bertingkah seperti bayi atau anak-anak.
Dia akan menangis histeris ketika lapar, menangis histeris ketika cemburu, menangis histeris saat ngompol, menangis histeris saat jatuh, menangis histeris saat susunya habis.
Pokoknya, kalau Ceiza lagi kumat bayinya. Maka Lizi tak akan bisa tenang, sebab Ceiza baby mode on tak akan mau ditinggal pergi Lizi. Sama sekali tak mau barang sedetikpun, harus sama Lizi.
"Kembali ke kelas ya baby. Nanti nenennya kalau baby gak nakal lagi, Liz gasuka bayi nakal" ucap Lizi serius. Ceiza mengerjab polos, kemudian mengangguk ribut.
"Baik-baik, Cei balik ke kela. Cei kan bayi yang baik, anter Cei ke kelas ayooo" Ceiza menarik tangan Lizi agar berdiri dan mengantarnya ke kelas, merengek terus-terusan.
"Aayooo!! Liz ayoo anter Cei!!"
"Liziiiii"
"Ayooo, iiihhh. Mommy ayoooo"
"Hiks...ayo Mommy ayoo!!" rengeknya dengan kaki yang dihentakan ke lantai. Dia sebal karena Liz hanya memandanginya tanpa mau berdiri.
Bibirnya bergetar.
Brugh!
"Huaaaaaaaaaaa ayo Liz!!..hiks...antel Cei ke kelas!!..hiks..huaaaaaaaaaaaa"
Nahkan nangis, dia tadi banting badannya ke sofa dan menangis kuat. Lizi menggeleng heran, kenapa pacarnya ini seperti bunglon.
Berubah-ubah tingkah dan lakunya, tapi gapapa sih. Lizi makin sayang tuh jadinya.
Tbc
Gatau ini bakalan nyusul Tami-Qeenzia apa enggak. Mau lihat peminatnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dom Girlfriend [End]
Teen FictionLizi itu dominant sekali, tapi walau begitu dia tetap seorang gadis biasa yang jatuh cinta pada Ceiza. Kekasih manjanya yang paling dia sayang. PLAGIATOR BATAS SUCI SEJAUH PALUNG MARIANA!!!. Start:14 Februari 2021 End :24 Februari 2021