Aku tantang kalian, coba ratain antara viewers, vote dan komen selama 24 jam. Misalnya viewers 200 vote 200 dan komen juga 200.
Kalau berhasil, sebutin 1 permintaan kalian entah book baru atau kalian minta Ryn follow kalian. Iya itupun kalau berhasil hahahahah.
Author Pov.
Plak!
Calila terasa deja vu, karena tamparan seperti itu pernah dia rasakan dari ibu mertuanya, kini kembali lagi pada anaknya dari calon ibu mertuanya.
Lizi hanya diam, dia tau dia salah saat ini. Sedangkan Qeiza menatap datar Lizi setelah menamparnya. "Maaf Lila, gue nampar anak lo" ucap Qeiza datar.
Calila mengibaskan tangannya "Gak masalah, daripada lo bunuhin ke 7 siswa itu." ucap Calila santai.
Zibi mendekati Putri pertamanya perlahan, kedua tangannya bergetar. Perlahan dia menangkup wajah putri cantiknya, air mata menetes perlahan dari matanya.
"Lizi jangan nangis..hiks..sakit ya?..sini Papa embus biar gak sakit..hiks.." lirih Zibi sembari meniup bekas tamparan di wajah Lizi.
Lizi tak menjawab, dia tetap menangis dalam diam. Zibi malah menguatkan tangisannya saat sang putri hanya diam. Dia memandang pilu Calila.
"Lilaaa..hiks..Lizi nangis Lila..hiks..Bi mau gendong Lizi biar gak nangis..hiks.." adunya. Calila mengangguk saja.
"Lizi mau Papa gendong?..hiks.."
Lizi mengangguk saja, perlahan Zibi menggendong Lizi ala koala dan membawanya menuju pintu "Oh dan satu lagi" ucapan itu menghentikan langkah Zibi.
Lizi menatap Qeiza takut "Jauhi Ceiza, pergi dari hadapannya" Lizi menggigit pipi dalamnya agar tak mengeluarkan isakannya. Dia mengangguk.
"Baik Tante" lirihnya.
Zibi mengelus punggung Putri kecilnya itu, lalu membawanya keluar. Zibi harus menenangkan Putri manjanya ini "Lizi jangan nangis..hiks..ada Papa" bisiknya lembut.
Sedangkan Celo saat ini duduk di kursi sebelah ranjang pesakitan Ceiza. Dia mengelus tangan Putra manisnya, anak pertama nya yang sangat Celo sayang.
"Qei..hiks..Cei merem..hiks..Cei bakal bangun kan?" lirihnya pelan kepada Qeiza. Qeiza mengangguk sembari mengelus kepala Celo.
"Cei bakalan bangun, Celo gausah nangis ya. Celo harus kuat untuk baby Cei.." bisik Qeiza.
Disaat seperti ini, Ceiza dimata Celo seperti seorang bayi mungil yang ringkih. Maka dari itu Celo harus bertingkah layaknya seorang Ayah.
"Aku gak becus jadi Papinya.."
"Hey, jangan bilang gitu Celo"
"Hiks..buktinya..hiks..baby Cei jadi sakit.."
Celo menangis lagi, dia sedih dan pikirannya semakin kacau. Beruntung Putrinya bisa diandalkan untuk urusan rumah dan perusahaan.
"Gue pulang dulu Qei, maaf gara-gara anak gue anak lo jadi gitu" ucap Calila penuh penyesalan. Qeiza mengibaskan tangannya.
"Ini salah gue juga, gue kurang perhatian sama Ceiza sampai dia rela melakukan apa aja demi Lizi"
"Namanya juga cinta ogeb"
"Yeee, kampret"
Bagaimana reaksi Ceiza saat sadar tak ada Lizi di sampingnya. Tak ada Lizi lagi bersamanya. Bagaimana?
Tbc.
Coba lakuin tantangannya, pasti kalian gabakal bisa. Kan kebanyakan pada pelit vote😎.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dom Girlfriend [End]
Teen FictionLizi itu dominant sekali, tapi walau begitu dia tetap seorang gadis biasa yang jatuh cinta pada Ceiza. Kekasih manjanya yang paling dia sayang. PLAGIATOR BATAS SUCI SEJAUH PALUNG MARIANA!!!. Start:14 Februari 2021 End :24 Februari 2021