My Dom Girlfriend [End]

Tiga-Puluh.

Janlup voment.

Author Pov.

Semenjak hari itu, Lizi tak pernah menyentuh Ceiza lebih dari sekedar cium pipi. Bahkan hanya dengan cium pipi saja Ceiza bisa basah.

Sialan.

Dan Lizi sudah melamar Ceiza ke orang tua Ceiza sendiri. Setelah pernikahan Qeila besok mereka akan menikah minggu depannya.

Biar enak ena-ena nya, uda halal.

Lizi saat ini sedang menuju ke perusahaan milik Ceiza, dia belum pernah kesana sejak 2 hari dari kepulangannya. Ceiza juga memintanya datang.

Kangen katanya.

Padahal juga mereka tinggal se apartemen, kangen ndasnya.

Lizi membuat bekal makan siang untung Ceiza, dia tak terlalu bisa masak, yang jago masak itu Ceiza. Lizi hanya bisa masak beberapa menu makanan saja.

Mobil sport birunya sudah berhenti diparkiran depan kantor, begitu Lizi menginjakan kakinya ke tanah, semua atensi manusia menuju kepadanya.

Mereka hanya terpukau, kenapa ada wanita secantik itu disini. Yang biasanya Viralah yang tercantik, kini harus lengser karena wanita yang baru turun tadi.

Padaha Lizi hanya mengenakan kaus longgar sepaha, dengan celana hitam selutut, lalu kacamata hitam, sling bag putih dan sendal swallow 1 jutanya itu.

Tapi orang seakan melihat artis saja.

"Ck, maruk" gumam Lizi.

Dia berjalan memasuki gedung perkantoran megah itu, dan kembali menarik perhatian karyawan.

"Gila, cakep pisan"

"Neng geulis"

"Siapa nih?"

"Buk Vira dapat saingan"

"Heeee, dia itu tunangannya Pak Ceiza!"

"Halah, paling dijodohin. Pak Ceiza kan pacarnya Buk Vira"

Lizi mengabaikan semua bisik-bisik itu, dia terus melangkah menuju lift, tak perlu bertanya resepsionis karena Lizi tak perlu izin siapapun untuk bertemu Ceiza.

Kata Ceiza dia ada rapat sekarang, dan berarti Lizi harus mengacaukan rapat tersebut. "Huh, rapat. Semua orang disana hanya penjilat bermuka dua" desisnya.

Lizi segera memasuki lift dan menuju lantai 6.

*****

Selama rapat, Ceiza hanya diam saja. Bahkan ketika para direktur memulai ucapan manis mereka, Ceiza tetap diam, yang ada di otaknya hanya.

Lizi lama, kenapa Lizi gak datang-datang. Kangen Lizi, kepingin kawin, minggu depan kelamaan, kangen Lizi, Lizi.

Hanya Lizi saja yang ada di otaknya.

"Pak Ceiza, lebih baik anda menyetujuinya. Itu sangat menguntungkan" bujuk Vira mendayu, dia mengelus bahu Ceiza berharap pria itu terangsang.

Oh maap aja mbak, Ceiza bakalan basah hanya dengan sentuhan Lizi.

Semua wakil disana berharap bujukan Vira berhasil, mereka semua bekerja sama demi menjatuhkan Ceiza dari jabatannya.

Mereka tak suka, Ceo itu terlalu sombong. Namanya juga dia anak Celo, Celo kan angkuh, sombong dan arogan.

Untung uda kena karma dia.

"Pak Cei-"

Brak!

"Hey, bitch. Beraninya kau menyentuh calon suamiku" ucap Lizi begitu masuk setelah menendang pintu ruang Meeting.

Ceiza tersentak, dia langsung berbinar cerah saat melihat Lizi "Lizi~" panggilnya riang.

Lizi tersenyum manis dan mendekati Ceiza, dia mendorong Vira kasar dan menepuk bahu bekas sentuhan Vira tadi. "Kuman" gumamnya kesal.

Ceiza hanya tertawa pelan, lucu nya calon binik. "Nona, anda sangat kurang ajar!" protes Direktur 1.

Lizi mendelik "Untuk apa aku sopan di perusahaan calon suamiku sendiri" ketusnya.

"Nona jangan mimpi, Tuan Ceiza itu pacar Buk Vira" celetuk Ketua Divisi Akuntan.

Lizi menatapnya remeh, kemudian berbisik di telinga Ceiza "Apa itu benar, baby?" bisiknya seksi.

Sial, Ceiza basah lagi.

Ceiza menggeleng kuat, dia menarik Lizi dan mendudukannya di pangkuan Ceiza "Dia calon istriku, namanya Lizi Madian Nugraha. Putri sulung Zibi Madian dan Calila Nugraha. Kalian pasti kenal dengan mereka bukan. Milliyarder dengan Ceo wanita pertama"

Mereka pucat, pantes aja wanita itu cantik. Bibit unggul.

"Hump, jadi para penjilat. Rapat diakhiri dan kalian semua boleh keluar dari sini." perintah Lizi tak terbantahkan.

Mereka meneguk ludah kasar, kemudian berjalan keluar dari dalam ruangan itu. Meninggalkan Lizi dan Ceiza saja berdua, Ceiza langsung memeluk Lizi erat.

"Kangen~" gumamnya manja.

Lizi tertawa pelan. "Kangen kamu juga." balasnya lembut sembari mengelus rambut rapi Ceiza.

Mereka menghabiskan waktu berdua dengan aman dan damai. Tanpa adanya jeritan ataupun tangisan dari Ceiza.

Tbc.