Dua-Sembilan.

5K 440 0
                                    

Janlup voment💕

Author Pov.

Lizi duduk dengan tenang di kursi kebesarannya, di bawah. Ada Ceiza yang duduk dengan tubuh yang terikat simpul banyak.

Selama Lizi berkeliling dunia, dia belajar banyak hal, termasuk belajar menjadi misstres dan cara bermain yang nikmat.

Sudah 7 tahun sejak kepergiannya, Ceiza tak berubah sama sekali. Hanya saja kini ada sedikit masalah "Apa dia pacarmu?" tanya Lizi santai, ditangannya ada sebuah tongkat yang terbuat dari besi.

Ceiza menggeleng ribut "Bukan, dia sekretarisku. Aku gak suka sama dia, aku masih nungguin kamu" jawab Ceiza memelas.

Dia masih menunggu Lizi, sampai saat ini hanya Lizi yang ada dihatinya.

"Tapi dia jadi pelampiasanmu kan?"

Ceiza dengan enggan mengangguk.

"Dia minta tanggung jawab"

"Aku gak buntingin dia! Aku gasuka posisi atas. Aku nunggangi kamu pas nanti kita buat anak aja. Selebihnya aku di ba-"

"Hump!"

Ceiza melotot, Lizi mencium bibirnya dengan intens, tatapan mata dewasa Lizi serasa membakar tubuh Ceiza. Seksi sekali.

"Jadi kamu masih suka ditusuk sama aku?" bisik Lizi menggoda.

Ceiza mengangguk dengan cepat.

"Mau aku tusuk sekarang?"

Ceiza menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku mau kamu jadi pacar aku lagi"

Lizi terpaku, tawa renyah terdengar dari bibir merah merekahnya, dia mencium pelipis Ceiza dan mengangguk. "Tentu, tapi aku tak suka milikku di sentuh perempuan ataupun pria lain, aku possesive, kamu tahan?"

Ceiza mengangguk yakin, bukankah dari semasa sekolah. Lizi juga possesive.

Lizi tersenyum anggun, dia mengalungkan tangannya ke leher Ceiza lalu mencium leher Ceiza, menghisapnya dan menggigitnya.

Sampai meninggalkan bercak keunguan. "Kamu adalah milikku"

Tentu saja, bucin mana yang gamau balikan sama mantan.

Lizi mendorong tubuh Ceiza sampai dia telentang di lantai, tubuhnya masih dalam terikat simpul banyak dengan keadaan kaki mulai di kangkang.

"Eh, aku gamau gini. Kamu nungging" perintah Lizi.

Ceiza kaget, tumbenan. Dulu Lizi tak suka jika dia menungging, dengan perlahan dia berbalik dan berusaha menungging.

Lizi tertawa pelan, dia membantu Ceiza menungging dan perlahan menarik turun celana hitam milik Ceiza, dan menarik turun celana dalamnya.

"Wow, bokong kamu makin bulat ih, kenyel" celetuk Lizi sembari menyentuh belahan pantat Ceiza dan menariknya menjalar ke atas.

Ceiza sampai merinding. "Liz-"

"Ssst, diam. Ayo main sayang" bisiknya.

Ceiza meneguk ludahnya kasar, sudah lama dia tak ditusuk sama Lizi. Bagaimana rasanya? Apa sakit?

Lizi berdiri, dia mengambil sesuatu dari tasnya, strap on ukuran jumbo, butt plug, nipple clamps. "Lizi..kok..besar banget.." cicit Ceiza takut.

Lizi tersenyum puas "Di Amerika para pria punya buwung yang gede, jadi yang dijual hanya ini" ucap Lizi santai.

Ceiza menelan ludahnya kasar, sial.

Ceiza tak tau apa yang sudah Lizi pelajari selama di Luar negeri sana, sampai strap on sebesar itu didapatnya.

"Lizi, n-nanti aja ya Liz." bujuk Ceiza takut. Lizi mendatarkan raut wajahnya.

Dia melempar strap on tadi dan menarik kerah belakang kemeja putih Ceiza, dia membawa Ceiza ke kamar dan melemparnya ke sudut kamar.

Lalu dia melepas ikatan di tubuh Ceiza "Liz, kamu marah?" bisik Ceiza semakin takut.

Lizi tak menjawab, dia mengikat tangan Ceiza ke atas, dibiarkan menggantung di gantungan yang ada di dinding. Ceiza menelan ludahnya kasar.

Dia masih memandang apa yang akan Lizi lakukan.

Lizi membuka kemeja Ceiza dengan cepat dan melempar kemeja itu, sampai menunjukan dada bidang Ceiza, puting Ceiza juga makin pink tuh.

Tidak ada bulu sama sekali, dadanya bersih dan halus. Lizi tergiur, dia mengelus dada Ceiza dan mendekat, lalu menggigit putiny Ceiza kuat.

"Arghh!! Sakit Lizi.." desah dan erangnya tertahan. Lizi menatap Ceiza dari dada Ceiza, tangan kirinya mengambil nipple clamps dan menjepit puting kiri Ceiza.

"Ahh! Lizi..s-sakit.." rintihnya.

Bulir keringat semakin membasahi tubuh dan wajah Ceiza, cenutnya mulai menegang dan menggembung di bawah sana.

Lizi tak peduli, dia masih asik menghisap dan menggigiti puting Ceiza sampai berdarah "Hiks..sakit.." lirihnya.

Inilah hukuman yang harus Ceiza terima atas apa yang dilakukannya dulu maupun sekarang.




































Tbc.

Sampai mereka nikah, no ena-ena yak.

My Dom Girlfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang