08

1.4K 218 3
                                    



Jeno panik, Haechan beneran kabur.

Setelah acara selesai, Jeno buru-buru ke kamar mandi karena kebelet banget. Letak kamar mandinya ada tepat di sebelah ruang makeup Dreamies, karena acara juga sudah selesai, Jeno berniat rebahan sebentar di sofa yang tadi didudukin Haechan untuk istirahat, tapi pas buka pintu dan dia ga menemukan siapapun di ruangan itu, Jeno panik.

Dia gamau untuk langsung lapor ke manager Dreamies kalau Haechan hilang. Jeno berusaha cari ke daerah dekat ruang makeup dan pintu belakang venue, tapi nihil. Haechan bener-bener hilang.

Langsung Jeno lapor ke managernya, dan venue yang diisi staff dan manager serta anggota Dreamies itu langsung heboh. Semua orang nyari Haechan.

— — —

Giselle keluar kamar mandi dan langsung menghampiri lelaki yang sedang menggosok-gosok matanya itu dengan perlahan.

"Hai," sapa Haechan

"H-hai, gue Giselle."

"Dan gue Haechan." Ucap Haechan sambil tersenyum.

"Ya, gue tau. Dan gue tau pasti lo tau kalo gue tau lo."

Hahhhhhh ngomong apa si, Jel. Ucap Giselle dalam hati. Merutuki dirinya sendiri.

Haechan langsung bangun dari tempat tidur.

"Sumpah sorry banget, gue ga bermaksud yang aneh-aneh atau gimanapun, udah semena-mena tidur di kasur lo. Gue cuma liat dari luar kalo di balkon kamar lo ada muka gue, jadi gue langsung masuk aja kesini." Ucap Haechan dengan satu tarikan nafas.

Jujur sebenernya Giselle mah gadenger-denger amat Haechan ngomong apa, karena yang Giselle laluin sekarang itu ya natap Haechan beneran yang jadi idolanya semala dua tahun terakhir ini. TEPAT DI DEPAN MUKA DIA ADA LEE HAECHAN!!!.

"It's okay," Tutur Giselle dengan kekehan di akhirnya.

"Emmm btw," Ucap Haechan sambil berjalan ke ujung kamar Giselle dengan maksud mengambil backpacknya dan pergi dari rumah Giselle.

"Gue udah keterlaluan banget nih masuk kamar lo pas lo lagi tidur. Gue mau minta maaf, dan makasih juga gue jadi numpang tidur di kamar lo." Kata Haechan sambil menarik satu tali backpacknya untuk ditaruh di pundaknya.

"Gue pergi dulu ya, sumpah gue bener-bener minta maaf udah kaya gini."

Giselle masih blank karena masih terpukau dengan ketampanan Haechan. Sampai dia sadar kalo Haechan mau pamit pergi.

"Tunggu," Ucap Giselle sambil menahan tangan Haechan.

"Lo udah numpang tidur di kamar gue, sekarang gue mau lo jelasin kenapa lo sampe bisa ada disini. Karena setau gue, kemarin itu band lo lagi konser bukan, di daerah sebelah?" Ucap Giselle masih memegang tangan Haechan.

Giselle tersadar dan langsung melepas tangan Haechan.

"Lo yakin mau langsung pergi? Mandi dulu aja, pakai sabun gue. Nanti bajunya gue pinjem ke abang gue. Sekalian sarapan dulu."

"Ah asli lo baik banget, tapi gue gaenak nerima tawaran ini."

"Santai aja. Nyokap gue kerja, bokap gue kerja, abang gue lagi jogging sama pacar-pacarnya kalo hari minggu pagi gini." Ucap Giselle.

"Lagi ga ada orang di rumah ini. Jadi gue berani nawarin lo." Lanjut Giselle.

Setelah berpikir beberapa saat, Haechan berkata

"Okay, gue izin pinjem kamar mandi lo ya." Balas Haechan. Walaupun ngerasa ga enak, Haechan sebenernya juga pengen mandi dan sarapan sih. Haechan benar-benar berterima kasih ke cewe baik di depannya ini.

Haechan menaruh lagi backpacknya di tempat semula dan berjalan ke kemar mandi. Sementara Giselle berencana mandi di kamar mandi tamu yang berada di lantai bawah, setelah itu menyiapkan sarapan untuk dirinya dan idolanya itu.

Sambil turun tangga, Giselle ga tahan untuk ga senyum. Ya gimana ga senyum, kemarin dia udah kecewa sama keadaan. Berbanding terbalik, sekarang dia malah merasa berterima kasih kepada takdir yang mana malah mempertemukan dirinya dengan Haechan. Idolanya.

The Biggest Fans  ;  Haechan - GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang