SUDUT bibir Mark masih terasa perih, pukulan Hendery ternyata tidak main-main. Mark masih merasa bersalah, mendengar penuturan Hendery kemarin pagi membuat dia selalu memikirkan Haechan, ditambah lagi ia tidak pernah melihat Haechan dimana-mana. Ingin pergi ke kamarnya, Mark malu.
"Hai bung kau kenapa?" tanya Lucas yang merupakan teman sekamar sekaligus teman sebangkunya.
"Tidak ada Lucas." jawabnya dengan malas.
"Jangan berbohong, apa kau masih memikirkan perkataan Hendery yang kemarin? Aku tidak tau ternyata kau membuat masalah dengannya...haha." tawa Lucas menggelegar sehingga terdengar di semua penjuru kelas.
"Aku tidak sengaja melakukannya, dan aku sangat menyesal. Dasar Mark bodoh."
"Kau memang bodoh bung."
Mark menatap Lucas dengan tatapan yang mematikan namun itu tidka membuat Lucas merasa takut.
"Saranku, jika kau ingin meminta maaf, setidaknya berikan dia hadiah sebagai tanda permintaan maafmu. Dan katakanlah langsung di depannya, katakan kau benar-benar menyesal." ucap Lucas yang sibuk menata buku-bukunya, ia ingin bergegas.
"Jika kau mau, kau bisa ikut denganku. Hari ini aku akan pergi ke kota. Ada sesuatu yang ingin aku beli." lanjutnya.
Mark yang tadinya lesu, langsung menegakkan tubuhnya. Matanya menatap Lucas penuh harap, seolah ingin ikut pergi dengannya.
"Benarkah? Kapan? Sekarang? atau nanti."
Lucas tersenyum.
"Santai bung, aku ingin ke asrama dulu untuk mengganti pakaianku. Kita juga butuh sepeda, kalau boleh tau apa kau bisa mengendarai sepeda? Aku tidak ingin membonceng mu. Aku lihat-lihat kau tipe orang yang berat."
Mark mencibir.
"Sialan, tentu saja aku bisa. Memangnya kau pikir aku apa? Ayolah hanya sebuah sepeda."
"Bagus kalau begitu, dan yang terpenting. Jangan cepat lelah, jarak antara kota dan sekolah ini lumayan jauh. Paham."
"Ya aku paham, sekarang berhentilah bicara. Kita bergegas."
Dan pada akhirnya, Mark akan pergi bersama Lucas ke kota. Semoga ia mendapatkan barang yang bagus, nanti malam ia akan kembali berkunjung ke kamar Haechan. Dia benar-benar mengkhawatirkan lelaki manis itu.
•
•
•
Malam harinya dengan membawa paper bag yang sudah diisi dengan sesuatu, Mark dengan hati-hati keluar dari dalam kamarnya, kali ini tindakannya di dukung oleh teman-temannya. Tidak tau mengapa, tapi semuanya dengan senang hati akan melindungi Mark jika sewaktu-waktu sir Jimmy akan datang untuk berpatroli.
"Kuharap Haechan menyukai ini."
Mark sudah berdiri di depan pintu kamar.
TOK__
TOK__
TOK__
Ketukan itu kembali terdengar untuk malam ini.
"Menyingkirlah terlebih dahulu."
Senyuman Mark mengembang ketika mendengar sebuah sahutan terdengar dari dalam. Dan seperti biasa Mark akan menyingkir terlebih dahulu agar Haechan bisa membukakannya jendela kamar.
KRIEETT__
Jendela terbuka.
"Masuklah." Haechan memberikan izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[05] Trust
Fanfic[ COMPLETED ] [Sad] [Romance] Mark Lee merupakan anak dari seorang pastor yang berperilaku seperti berandalan. Membuat sang ayah harus mengirimnya ke sebuah sekolah khusus laki-laki yang berada di pinggir kota yang sangat jauh dari kata modern. Niat...