Musim 1 - Memori

31 3 5
                                    

Di teras rumah Bu Maria. Dua gadis berbaring sembari memejamkan mata, karena hari itu adalah hari dimana mereka bersantai-santai setelah berhari-hari melakukan penyusuran ke hutan untuk mencari tumbuhan obat. Tumbuhan obat ini akan dibawa ke kota untuk dibuat obat tablet atau kapsul. Lira adalah teman baru Airy, mereka saling mengenal sudah hampir 6 bulan yang lalu. Airy dan Lira bertemu di kota ketika Airy berteduh di bawah bangunan tempat Lira bekerja. Lira adalah seorang sarjana farmasi, sekarang dia bekerja di sebuah perusahaan obat.

"Semilir angin di tempat ini sungguh nikmat, benar tidak Air ?" tanya Lira

"Ya, kau benar.. aku benar-benar beruntung ada disini." ucap Airy sambil memejamkan mata

"Oh iya Air, sejujurnya aku belum tau kenapa kamu bisa berada disini. Kita sudah berteman lama bahkan kau sudah ku anggap seperti saudaraku. Kedua orang tuaku juga sudah menggap kamu anak" ucap Lira

Airy menarik nafas dan tersenyum tipis

"Aku ini adalah seorang gadis yang mencari sesuatu yang sudah hilang." jawab Airy dengan nada tenang

"Tapi aku masih tidak mengerti apa sesuatu yang hilang itu?" tanya Lira

"Kamu tau sebuah kalung tanpa liontin ? kamu tau seekor ikan tanpa air ? kamu tau seekor burung tanpa sayap, kamu tau seekor semut tanpa kawananya ? menurutmu bagaimana rasanya jadi mereka ?" tanya Airy balik

"Tidak berharga, mati, sakit, sepi" jawab Lira

"Itu Aku" ucap Airy sambil terbangun dari tidurnya dan bergegas masuk kedalam rumah.

Lira yang ditinggalkan Airy di teras rumahnya sontak kaget, dan merasa sedih. Ntah mengapa dia baru sadar bahwa temannya itu sedang tidak baik-baik saja. Sepengetahuan Lira, Airy tidak pernah menangis, dia belum pernah sama sekali melihatnya menangis karena yang dia tau bahwa Airy adalah gadis yang kalem, santun, ceria, mudah tersenyum, dan sabar. Lira pun tidak lama terbangun dan masuk ke dalam rumahnya sambil menyisakan banyak sekali pertayaan kepada Airy. 

"Nak, makan dulu. Ibu sudah masakan makanan kesukaan kalian." ucap ibu Maria

"Wah ibu hebat, hmmm... wanginya masakan ibu. Air mau makan yah bu." pinta Airy

"Ira.. ira juga mau buuu." pinta Lira yang berlari menuju meja makan.

Rupanya Airy dan Lira sama-sama wanita yang bisa menyembunyikan sedih dan masalah. Mungkin ini yang menjadikan Airy dan Lira seperti saudara meski baru hanya 6 bulan bertemu.

Pukul 22.00 WITA

Airy sudah menarik selimutnya, disusul dengan Lira yang tidur di ranjang sebelahnya. Airy menghadap ke jendela. Dia membukakan sedikit kordengnya agar bisa melihat bintang. Melamun, tanpa disadari Airy bahwa Lira memperhatikannya.

"Kau kenapa Air ?" tanya Lira

"Ku kira kau sudah tidur, aku tidak kenapa-kenapa ra." ucap Airy

Tanpa ingin mengganggu ketenangan Airy, Lira pun tidak melanjutkan percakapannya lagi.

"Aku tidur duluan yah Air. Kamu jangan begadang." pinta Lira

"Siap adikku." jawab Airy sambil tersenyum

Karena terlalu dalam memandang bintang, Airy akhirnya tertidur. Namun di dalam tidurnya ia terbayang suasana dengan banyak tangis lalu sunyi dan gelap. Airy terbangun dari tidurnya, meratapi langit malam dibalik jendela kamar sambil meneteskan air mata. Rupanya ingatan itu masih lekat dipikirannya. Gundah hatinya, dan yang hanya ialah kesedihan. Airy beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Selepas shalat malam Airy mengambil buku hariannya dan menulisakan pesan untuk hari ini.

5 April 2005

Memori

Jika hari ini aku masih hidup, tolong izinkan aku untuk bisa bermimpi indah mengingat mereka yang aku cinta.

Adventure LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang