Adventure Life

Musim 9 - Hari Mencekam

Pagi itu Airy benar-benar tidak berdaya, pikirannya kacau. Untung saja ada salah satu anak Yayasan yang menghampiri Airy dan membuat dia tersadar dari keterpurukannya.

"Ka Airy, kaka kenapa ? Kaka kenapa nangis ?" tanya anak kecil laki-laki itu

Airy membalas dengan berusaha memberikan senyuman, "kaka engga kenapa-kenapa." 

"Ayo ka, kaka minum dulu." pinta anak kecil laki-laki itu

Airy meminum air yang ditawarkan anak kecil laki-laki itu dan berusaha kuat

"Dik, tolong sampaikan ke teman-temanmu, kita berdo'a bersama dulu. Nanti kaka menyusul." Pinta Airy

"Baik ka." anak kecil laki-laki itu segera berlari menghampiri teman-temannya dan menyampaikan apa yang di minta Airy

Airy berusaha berjalan menemui anak-anak, dan dia mulai membuka pembicaraan

"Adik-adikku sayang, kaka minta kita sama-sama berdo'a yah untuk keselamatan teman-teman, ka Erlangga, ka Adibakti dan juga ka Putri. Semoga mereka sehat selalu, selamat dan bisa bermain lagi dengan kita. Do'akan juga ka Asel semoga, ka Asel diberikan kelancaran, keselamatan dan kesehatan. Mari kita mulai berdo'a." Pinta Airy 

Semua anak-anak dan juga Airy berdo'a, suasana sendu, takut menyelimuti mereka. Selesai berdo'a anak-anak memeluk Airy sambil menangis.

Sungguh, hari ini hari yang mencekam bagi kami. Kelabu. Airy tidak sanggup membendung air matanya. Pecah sudah, suara tangis terdengar pagi itu.

***

Sementara Asel, tim kepolisian, tim SAR dan dibantu oleh warga sekitar Pantai Barat Hilir sedang melakukan proses pencarian. Tebing cukup tinggi karena dibawah sana langsung menuju ke laut lepas. Kecil kemungkinan untuk para pencari dapat menemukan korban. Asel sudah merasa putus asa. 

***

Karena khawatir dengan keadaan Putri dan anak-anak di RS Cipto Sejahtera, akhirnya Airy memberanikan diri untuk pergi kesana. Dia pergi bersama anak-anak Yayasan menggunakan mobil, saat itu mobil Erlangga diparkir di Yayasan dan kuncinya menggantung di kamarnya.

Setibanya Airy dan anak-anak di RS Cipto Sejahtera, Airy meminta anak-anak yang tidak diperbolehkan masuk karena usianya belum memenuhi syarat untuk menunggu di masjid. Sedangkan Airy beserta 3 anak lainnya masuk ke RS untuk menemui Putri dan anak-anak yang selamat.

Langkah Airy begitu cepat, 3 anak yang mengikutinya pun mengimbangi langkahnya.

"Permisi sus, saya mau tanya.. apa benar semalam ada korban kecelakaan yang selamat di Pantai Barat Hilir yang dibawa kesini ?" tanya Airy

"Iya betul ka, ada. Kaka ini siapa yah?" jawab suster

"Saya Airy dan ini adik-adik saya, kami ini keluarga dari korban." Ucap Airy

"Mari saya antarkan ruangannya ka." ucap suster itu

Sesampainya di depan ruangan, Airy langsung membuka pintu, dia berlari diikuti 3 anak yang ada dibelakangnya.

"Putriiiiiiii...." ucap Airy sambil memeluk Putri

3 anak yang bersama dengan Airy pun memeluk teman-temannya yang sedang berbaring lemas di sebelah Putri. Mereka menangis menjadi-jadi. Pelukan erat dari masing-masing saling menyambut satu sama lain. Tidak ada kata yang terucap, hanya dekapan erat diantara mereka.

Ketika semuanya sudah bisa mengontrol diri, Putri menanyakan kabar Erlangga, Adibakti dan 3 anak lainnya.

"Airy, gimana kabar Erlangga, Adibakti dan anak-anak ?" tanya Putri

"Belum tahu Put, Asel belum mengabari saya." jawab Airy

Putri kembali menangis

"Gimana bisa sampai begini Put ?" tanya Airy

"Saya tidak tau jelas Ry, yang saya ingat saya membuka pintu dan menarik anak-anak yang ada di samping saya.. Tubuh kami terlempar ketika saya membuka pintu mobil, terakhir saya mendengar Erlangga dan Adibakti bertakbir , anak-anak yang berada di kursi belakang berteriak histeris. Setelah itu gelap, dan saya sadar sudah di sini." jelas Putri

Airy memeluk Putri kembali, dan membisikan semoga Erlangga, Adibakti dan anak-anak bisa ketemu.

Sementara ditempat yang jauh dari tebing Pantai Barat Hilir, Seorang pemuda tengah sibuk membawa air di embernya.