Pria berkulit kuning langsat itu bolak-balik mengambil air dari laut, ntah apa yang sedang dia bersihkan.
"uhuk..uhuk" suara batuk terdengar
Pria itu bergegas membantu laki-laki yang sedang batuk itu untuk kemudian dia dudukkan. Setelahnya dia sandarkan laki-laki yang batuk itu di pohon kelapa terdekatnya.
"uhuk.. uhuk.." suara batuk kembali terdengar
Pria itu mengahmpiri dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya
"uhuk..uhuk.." suara batuk terdengar kembali
Pria itu dengan cepat membantu anak kecil yang mulai sadar
"Kamu siapa ?" tanya Erlangga
"Saya Dimas, saya tinggal dipesisir pantai ini.. saya menemukan kalian terdampar tadi pagi ketika saya hendak akan melaut. Sudah kamu perlu istirahat dulu, nanti saya akan bawakan makanan. Tunggu sebentar." ucap Dimas
Erlangga kemudian sujud syukur, dia mengelus-elus kepala kedua anak kecil itu yang bersender tepat disampingnya. Namun tiba-tiba dia teringat kejadian semalam, dan dia mencari Adibakti juga Doni.
"Adibakti..... ! Doniii...!" teriak Erlangga
Erlangga, tak kuasa menahan rasa sedih. Dia menangis sejadi-jadinya.
Dimas kembali dari kubuknya sambil membawa 3 mangkuk sup dan juga teh hangat.
"Kamu kenapa ?" tanya Dimas
"Saya mencari saudara saya dan adik saya" ucap Erlangga
"Sudah jangan bersedih, kamu harus makan agar bisa mencari saudara dan adikmu" pinta Dimas
Erlangga hanya menganggukan kepala, sambil menerima semangkuk sup yang dibaerikan Dimas. Begitu juga kedua anak-anak itu mereka mulai tersadar dan sekarang sedang melamun karena bingung dan kaget.
"Dik, minumlah dulu." Pinta Dimas
Kedua anak itu menganggukan kepala dan menerima secangkir teh hangat manis dari Dimas. Dimas tidak banyak bertanya karena dia paham, tidak akan mungkin juga dia banyak bertanya pada orang yang sedang mengalami musibah.
Selepas itu, Dimas membantu Erlangga untuk ke gubuk nya.. Dimas meminta agar Erlangga beristirahat. Dimas juga membantu kedua anak itu, bergantian.. Dimas memberikan pakaiannya untuk dipakai Erlangga, dan kedua anak itu agar tidak kedinginan. Dimas juga memberikan selimut kepada mereka sebelum mereka tidur.
Erlangga dan kedua anak itu tidur sangat lelap, sementara Dimas dia mencari kayu bakar untuk persediaannya di dapur.
***
"Pak..! apa sudah menemukan sesuatu ?" teriak Asel pada salah satu tim SAR
"Kami masih belum menemukan korban pak." jawab salah satu tim SAR
Raut wajah Asel semakin lama semakin terlihat sendu, nampak tidak ada lagi harapan. Asel mulai mencari dengan melihat sejauh mata memandang di lautan itu. Matahari sudah tepat berada di atas kepala, sudah tengah hari. Dilihat para petugas tim SAR juga sudah mulai kelelahan, komandan memerintahkan untuk beristirahat. Sebagian dari mereka melaksanakan shalat Dzuhur, dan sebagiannya beristirahat sambil berdiskusi area mana saja yang akan dilakukan pencarian lebih lanjut.
Asel mengambil botol minumnya, dia melamuni semua yang telah terjadi. Memikirkan apa yang harus dia lakukan ketika semua pencarian ini tidak ada hasilnya. Erlangga, Adibakti dan 4 anak yang tidak bisa ditemukan. Namun tiba-tiba Asel melihat sesuatu terapung, jaraknya cukup jauh. Asel penasaran dan segera dia beritahukan kepada tim SAR.
"Paak,..pak.. lihat disana apa itu ?" teriak Asel sambil menunjuk ke arah yang dituju
"Cepat putar balik kapal." peritah komandan
Semua bersiap dan berharap sesuatu yang terapung itu adalah Erlangga, Adibakti dan 4 anak. Kapal mulai mendekati target.
"Adibaktiiiii...!" teriak Asel
"Pak, paak itu teman saya pak.. Tolong cepat bantu dia." pinta Asel
Petugas langsung melakukan pertolongan, Adibakti yang terlihat lemah, terapung terlentang. Adibakti berhasil diselamatkan. Namun wajah Asel masih terlihat sedih karena belum bisa menemukan Erlangga dan keempat anak itu. Hari semakin sore, namun belum juga ditemukan apa-apa. Asel sudah mulai tidak karuan, melihat Adibakti yang terbaring lemas. Komandan memutuskan untuk membawa Adibakti ke RS dahulu, karena kalau tidak, kondisi Adibakti akan semakin menurun.
***
Harum masakan Dimas menyadarkan kedua anak yang tertidur disamping Erlangga, Dimas melihat anak-anak sudah terbangun, segera mungkin dia membantu untuk menyandarkan anak-anak. Dimas pun membawakan semangkuk sup hangat dan teh manis. Dimas bermaksud membangunkan Erlangga, namun Erlangga tidak bangun. Pikir Dimas, Erlangga masih tertidur pulas, Dimas dan anak-anak membiarkan Erlangga beristirahat. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WITA. Adzan sudah berkumandang, Dimas meminta anak-anak untuk segera mengambil air wudhu, Dimas mencoba membangunkan Erlangga, dan Erlangga akhirnya terbangun juga.
"Terimakasih banyak, kamu sudah menolong kami." ucap Erlangga dengan terbata-bata karena lemas
"Terimakasih kembali, mari kita shalat magrib berjama'ah. Kamu tayamum saja." ajak Dimas
Erlangga pun terbangun dari tidurnya dan dia segera bertayamum. Dimas menjadi imam shalat, dengan khusunya Erlangga dan kedua anak itu berjama'ah. Namun pada sujud terakhir, Erlangga tidak terbangun dari sujudnya, sementara Dimas dan kedua anak itu sudah mengucapkan salam, tanda shalat sudah dilaksanakan. Kedua anak itu sontak berteriak memanggil nama Erlangga, Dimas yang berada di depan mereka, menoleh ke belakang dan mendapati Erlangga terlihat kaku dengan posisi sujud. Dimas berusaha menyadarkan Erlangga, namun Erlangga ternyata sudah meninggal dunia. Kedua anak itu menangis sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure Life
AdventurePerjalanan seorang gadis yang berusaha pergi ke berbagai tempat hanya karena ingin melupakan pengalaman pahit di kampung halamannya. Ia pikir dengan pergi ke tempat yang membuatnya tersenyum mungkin akan menghialngkan ingatannya dimasa itu, dimana k...