Musim 4 - Jendela Biru

13 2 1
                                    

Hari itu adalah hari yang indah, Airy tersenyum lepas. Mendapatkan teman baru yang sangat baik. Seperti biasa setiap malam Airy selalu tidur larut karena terbangun, namun malam hari ini nampaknya beda, ia terbangun bukan karena bermimpi, tapi ia terbangun dari lamunannya tentang hari ini.

6 April 2005

Sungguh, ada hati yang tidak bisa dirasakan lebih dari itu. Cukup Sang Pemilik aku dan semesta saja dan aku yang tau. Seperti aku mendapatkan hadiah dibalik tirai itu. - Airy

***

Wajah laki-laki itu selalu terbayang dalam pikirannya, malam itu sungguh malam yang gila. Malam dimana aku tidak pernah membayangkan sesosok laki-laki selain ayah dan abangku.

Iris matanya coklat, halisnya tebal, bulu matanya sedikit aga lentik, hidungnya cukup mancung, dan dia punya jenggot, rambutnya yang sedikit ikal kecoklatan, kulitnya putih dan perawakannya sangat gagah. Sungguh laki-laki yang membuat aku jatuh hati. 

"Apakah mungkin aku jatuh hati pada laki-laki itu ? Ah tidak, aku tidak mungkin jatuh cinta pada laki-laki itu. Siapa aku ? atas hak apa aku padanya ?".  seru Airy dalam hatinya sambil tersenyum dan melihat keluar jendela

"heeeeeeey... sedang apa kamu ?" seseorang mengagetkan Airy dari lamunannya

"eeh, kamu."  Jawab Airy gugup

" kenapa belum tidur ?, sudah larut." tanya laki-laki itu

"eeh ii..iyah ini baru mau." jawab Airy terbata-bata sambil menahan rasa malu

"tutup jendelanya, nanti kamu masuk angin. Selamat malam." ucap laki-laki itu sambil berlalu menjauhi jendela Airy

"Selamat malam."  ucap Airy tersipu malu yang tidak melepaskan pandangannya

Ooooh tidak, apa yang terjadi denganku. Kenapa lakilaki itu tiba-tiba datang. Hah dasar aku.


***

Pagi harinya Airy, Asel dan Putri sudah mempersiapkan sarapan untuk rekan-rekannya dan anak-anak yang tinggal di Yayasan tersebut. Sungguh pagi hari yang menyenagkan penuh dengan tawa, diskusi, dan candaan-candaan yang membuat perasaan ini rindu akan sesuatu yang pernah hilang pada Airy. 

Setelah selesai sarapan, mereka bergegas mempersiapkan alat-alat yang akan mereka pakai untuk hari ini. Tugas masing-masing sudah dibagikan pada hari kemarin. Airy ditugaskan oleh Erlangga untuk mengajar seni pada anak-anak, Putri ditugaskan untuk mengajarkan pendidikan sosial, Asel mengajar karate, Adibakti mengajar bahasa dan Erlangga mengajar agama Islam. Semua tim pengajar dan anak-anak tampak bersemangat.

Kita mengajar tidak hanya diruangan saja, banyak sekali tempat yang dapat digunakan untuk belajar. Seperti halnya aku, aku mengajak anak-anak untuk belajar seni di taman batu. Seni yang akan ku ajarkan pada mereka adalah seni apapun yang mereka suka, tidak memaksa untuk belajar melukis, menggambar, memahat ataupun menari. Karena tugas dari tim Yayasan tersebut adalah mendukung potensi dan keahlian anak. Daaaan ini sangat menyenangkan...... 

Seni itu bebas, seni bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja, oleh apa saja dan pada apa saja. Life Is Art. Berucap, berperilaku juga menggunakan seni. Seni identik dengan keindahan. Sesuatu yang indah itu terdapat pada diri kita. Dari dalam diri kita, di sini (sambil meletakan tanganku di dada menunjukan ke perasaan). Tutur Airy membuka kelas pagi itu.

Anak-anak tampak terpaku oleh ucapan Airy, sesekali ada yang tersenyum dan Airy pun membalas dengan tatapannya. Anak-anak dipersilakah oleh Airy untuk membuat suatu karya, apapun itu sesuai dengan hati mereka, sesuai dengan diri mereka. Airy nampak sangat bahagia, sesekali ia mengusap air matanya yang mengalir dikedua pipinya sambil tersenyum. Sesekali pula ia mendekati anak-anak didiknya untuk menyapa dan bertanya beberapa hal. 

Adventure LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang