33. bunga

224 37 6
                                    

boleh sambil dengerin lagu dari multimedia diatas ya. atau kalau kalian punya lagunya sambil dengerin aja biar ngena. pelan-pelan aja ya bacanya.
DOWNPOUR - IOI

selamat membaca❤






















keadaan Mark memburuk dari hari ke hari. udah seminggu semenjak kedatangan Jaemin kemari dan gak ada kemajuan sama sekali. malah semua makin memburuk. dan gue pikir hari ini puncaknya.

sekarang ini kita semua cemas gak karuan karena barusan Mark sempat kejang dan gak sadarkan diri. mama Lee terus menangis sedari tadi. kita semua dalam keadaan yang gak baik-baik aja.

Mark lagi ditanganin sama dokter yang bertanggung. sedari tadi gue cuma bisa berdoa sama Tuhan. gak, gue bahkan memaksa Tuhan. gue minta supaya ada keajaiban yang datang hari ini buat Mark. gue gak minta lebih, gue cuma pengen dia gak kesakitan kayak sekarang.

bang Jaehyun masih setia ada disebelah gue, ngerengkuh sambil ngusap pundak gue lembut.


cklek

semua mata tertuju ke seseorang yang membuka pintu kamar Mark. orang tua Mark bahkan menghampiri dokter yang baru aja keluar. beberapa suster berlarian keluar dari kamar.

gue gak tau apa yang dibicarain dokter yang nanganin sama orang tua Mark. gue cuma berharap kita dapat kabar baik hari ini.

tapi gue salah, bukan kabar baik yang kita dapat hari ini. begitu dengar penjelasan dari dokter, mama Lee menangis keras sampai menjatuhkan diri ke lantai.

iya, Mark koma.


setelah kejang hebat tadi, dia langsung gak sadarkan diri dan berakhir koma. gue yang denger berita itupun nangis saat itu juga. bang Jaehyun ngebiarin gue nangis dipelukannya.

dokter bilang, Mark udah gak ada kesempatan lagi. nanti malam atau besok mungkin Mark udah bakal ninggalin kita untuk selama-lamanya. gak ada yang nyangka kalau kita bakal dapat berita seburuk ini. bener-bener berita terburuk yang pernah gue denger. bahkan sekarang hidup dan matinya Mark tergantung sama alat-alat rumah sakit. kalau dokter melepas alatnya, Jantung Mark akan berhenti berdetak.

"Jaeyeon, kamu harus kuat dek." bisik bang Jaehyun.

kata-kata bang Jaehyun malah bikin gue nangis makin parah. bahkan gue udah gak sanggup nopang badan gue karena lemes.

"kamu harus kuat. kalau emang hari ini hari terakhir kamu sama dia, kamu harus tabah. jangan bikin Mark terbebani."

gue masih terisak. sweater yang dipakai bang Jaehyun membekas basah dibagian dada karena air mata gue.

"tetaplah jadi Jaeyeon yang kuat didepan Mark sampai ajal menjemputnya." bisik bang Jaehyun lagi.

tangisan gue belum reda sama sekali. kata-kata dari bang Jaehyun gak membantu karena gue gak bisa. selemah-lemahnya gue itu ya sekarang ini.

sekarang posisinya, gue udah duduk di sofa. ada bang Jaehyun dan Jaemin juga di sebelah gue. sedangkan orang tua Mark ada di samping Mark sekarang.

gue lihat dari sini, Mark nutup matanya. kelihatan tenang. haruskah kita semua ikhlas akan kepergiannya? kalaupun kita semua nahan dia untuk pergi, akankah dia terus merasa sakit?

gue gak mau dia ngerasa sakit. tapi gue juga gak mau dia pergi. bahkan pergi untuk selamanya? kata-kata itu gak pernah ada dibayangan gue. gue gak pernah mikirin hal itu sama sekali.

gue yang masih nunduk karena nangis, tiba-tiba disentuh pundaknya. mama Lee ada di depan gue saat ini.






"nak, kita ikhlasin Mark ya. gakpapa kan?"




penglihatan gue memburam karena air mata yang siap menetes kapanpun. mama Lee udah siap dengan kepergian Mark. sedangkan gue? gue gak siap sama sekali. gue gak mau kehilangan dia.

"ada yang mau kamu sampein terakhir kali sama Mark sebelum dia pergi? kamu juga Jaemin?"

gue ngangguk pelan. mama Lee ngebiarin gue buat duduk disamping Mark didampingin Jaemin. perlahan gue genggam tangannya, tangisan gue semakin menjadi. gue kecup tangan kurusnya berkali-kali.

"Mark.. maafin aku ya.." cuma itu yang keluar dari mulut gue. bahkan di otak gue gak kepikiran sepatah katapun buat disampaiin ke Mark.

"maaf.." rintih gue disela tangisan yang semakin menjadi. dada gue rasanya sakit.

"Mark, gue.. gue bakalan nepatin janji. cuma itu yang bisa gue bilang. maaf." kata Jaemin yang ikut menggenggam tangan Mark.

seolah-olah kita berdua pengen mentransfer setengah nyawa kita buat Mark.

setelah cukup lama gue ada di sebelah Mark, Jaemin ngerengkuh gue dan ngebiarin dokter mendekat ke arah Mark.

ya, kita memutuskan buat mengikhlaskan kepergian Mark. kita gak bisa terus memaksanya tetap berada di samping kita. dia akan kesakitan terus.

tak lama kemudian, monitor detak jantung Mark berubah menjadi lurus. suara dengungan alat tersebut terdengar ke seluruh ruangan ini. seperti menandakan, kita sudah kehilangan manusia baik disini.













"kamu pernah denger kata-kata ini?" kata Mark tiba-tiba.

"apa?" tanya gue.

"sebelumnya aku tanya. kalau disebuah taman bunga, kamu ingin metik bunga kayak apa?"

"yang paling bagus dong."

"nah, begitupun Tuhan. Tuhan mengambil nyawa umatnya yang dia anggap baik."




-- bunga yang cantik dipetik terlebih dahulu oleh pemiliknya --















⚫⚫⚫

maaf kalau kurang ngena ya. ga bisa bikin yang sedih-sedih.

THE LAST | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang