Divisi Kejahatan dan Kekerasan terletak di lantai dua, dan Mark seperti menjadi pemandu-tak-resmi bagi Jaemin yang memang belum pernah menginjakkan kaki ke kantor polisi itu. Di lantai dua, mereka bertemu dengan pria yang sepertinya sebaya dengan Siwon. Benar saja, Mark memperkenalkan pria paruh baya itu sebagai Inspektur Kang.
"Terima kasih sudah bersedia untuk datang, Tuan Choi."
"Tentu."
Inspektur Kang mengalihkan atensinya pada Mark Lee. "Yoo sudah ada di dalam, kau bisa menunggu di sana selagi Tuan Choi berada di ruang interogasi."
"Tidak ada petugas di lapangan?" tanya Mark sambil berjalan di samping Inspektur Kang, dan Jaemin mengikuti mereka berdua tanpa banyak tanya.
"Oh yang turun ke lapangan."
"Dia sudah boleh bertugas? Syukurlah," ucap Mark dengan tulus. "Kalau begitu, siapa yang akan menginterogasi-"
"Song, tentu saja."
Mark melirik Jaemin yang balas menatapnya, dan pria yang berjalan itu paham maksud dari lirikan mata Mark.
Song adalah detektif yang harus ia waspadai.
Beruntung sekali dirimu, Jaemin Choi.
"Jaemin." Seseorang memanggil namanya, dan Lucas berdiri di dekat pintu sambil tersenyum kecil.
"Detektif Wong akan mengantarkan Anda ke ruang interogasi, Tuan Choi."
Jaemin pun memisahkan diri dari Mark dan Inspektur Kang untuk mengikuti Lucas yang mengabaikan sikap profesionalnya dan langsung merangkul sekretaris detektif partikelir itu.
Pintu kembali tertutup, dan Mark mengalihkan pandangannya kembali pada Inspektur Kang.
"Apakah sudah ada informasi terbaru?"
"Tim forensik sudah mengonfirmasi senjata yang digunakan oleh pelaku. Benda tumpul, kemungkinan pipa besi. Tidak jauh dari kantormu, ada pembangunan apartemen 'kan? Jadi, kami berasumsi kalau pelaku mengambil senjata pembunuhan itu dari sana. Selain itu, ada hal aneh dari kematian korban."
"Aneh?"
"Kau bilang kalau korban seharusnya masih berada di China pada waktu kematiannya, hal yang sama juga dikonfirmasi oleh Tuan dan Nona Ning yang sudah dimintai keterangannya semalam. Masalahnya, Yoo kemarin datang ke bandara untuk memeriksa kamera pengawas dan menanyai petugas di sana guna memastikan keberadaan korban, dan korban tidak pernah datang ke bandara pada hari di mana ia seharusnya terbang ke kampung halamannya."
"Tapi dia terbunuh dua hari setelah jadwal keberangkatan itu."
"Benar. Apa yang korban lakukan dua hari sebelum kematiannya itulah yang perlu kita selidiki. Kau sama sekali tidak mengetahui ke mana dia pergi, Lee?"
Mark menggelengkan kepalanya. "Tidak, Inspektur."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bullet in the Mist | MarkMin
FanfictionToko roti seharusnya mengeluarkan aroma khas roti-roti yang baru saja keluar dari oven, bukan? Aroma yang tentunya menarik perhatian calon pelanggan untuk mampir lalu memilih roti yang mereka suka sebagai teman minum teh atau kopi. Tapi, toko roti y...