Closed

1K 207 4
                                    

Mark terkejut dan nyaris tersandung saat ia mendapati Jaemin sudah berada di meja kerjanya, mengunyah sesuatu yang Mark duga sebagai roti isi, tentu saja bersanding minuman hitam pekat yang Jaemin sebut sebagai kopi. Sekretarisnya itu juga tampak terkejut dengan kemunculan Mark yang begitu tiba-tiba, ia bahkan sampai berhenti mengunyah dan langsung menelan makanannya dengan susah payah.

"Selamat pagi." Mark hanya mengangguk, mengatur napas sambil berjalan menuju ruangannya sendiri. "Anda kelihatannya sedang terburu-buru. Apakah terjadi sesuatu?"

Hah, andai saja Jaemin tahu kalau Mark mengemudikan mobilnya secara ugal-ugalan karena ia lupa mengingatkan Jaemin soal toko roti yang ada di sebelah kantor mereka.

"Tidak, aku hanya khawatir kau tidak sarapan karena toko roti milik Tuan Qian hari ini tutup."

Kedua mata Jaemin mengerjap, kemudian kepalanya mengangguk perlahan, berusaha memahami ucapan Mark barusan. Jaemin memang terbiasa sarapan dengan membeli almond croissant sekaligus ice americano dari Qian's Bakery, jadi bayangkan betapa terkejutnya ia saat mendapati toko roti itu tutup ketika Jaemin turun dari bus. Untung saja Jaemin memiliki alternatif lain; sebuah kafe bernama Johnny Embracing The Moon yang letaknya tidak jauh dari kantor. Kopinya enak, dan mereka juga menyajikan roti isi dengan berbagai varian sebagai menu sarapan.

"Anda tahu kenapa toko Tuan Qian hari ini tidak buka?"

"Dia selalu pulang ke China pada pertengahan musim gugur untuk menemui orang tuanya," jawab Mark. "Dia biasanya berada di sana selama lima hari."

Jaemin bergumam, berusaha mengingat informasi itu supaya ia tidak perlu repot-repot mencari sarapan saat pertengahan musim gugur di tahun berikutnya.

Hari ini, kantor milik Mark cenderung lebih sepi, sebab detektif partikelir itu belum mau menerima klien lagi. Kasus Yuri Kwon belum sepenuhnya tuntas karena Mark masih harus menyelidiki orang-orang yang mencari Yuri di motel beberapa waktu lalu.

Apakah itu artinya Jaemin bisa bersantai selagi Mark sedang sibuk mengorek informasi dari Yuri melalui putri dan menantunya? Tentu saja tidak. Kalau Mark tidak bisa pergi kemana-mana, maka Jaemin yang ditugaskan untuk mengintai beberapa orang yang dicurigai oleh atasannya itu. Pekerjaan tambahan yang ia lakoni itu tidak berbahaya, karena Jaemin hanya perlu memperhatikan kegiatan para target itu kemudian melaporkannya pada Mark.











Jaemin Choi kembali ke kantor pada jam makan siang, mendapati Mark sudah melambaikan tangan dari dalam ruangannya, meminta Jaemin supaya segera ke sana. Dari pintu depan, Jaemin sudah bisa mencium aroma tangsuyuk yang ia pesan beberapa saat lalu ketika Mark bertanya menu makanan yang diinginkan Jaemin untuk santap siangnya.

"Anda tidak langsung makan?" tanya Jaemin sambil duduk di salah satu sofa, berseberangan dengan Mark. "Jjamppong tidak enak jika sudah lembek."

"Aku menunggumu."

"Eh?"

"Toh, makanan ini baru saja datang, jadi jjamppong-nya tidak akan lembek secepat itu." Mark kini mulai mengaduk makanannya selagi Jaemin melepaskan jaket abu-abunya. "Bagaimana pengamatanmu tadi?"

"Seperti biasa, Tuan Nam tidak pernah keluar dari tempatnya bekerja kecuali saat makan siang. Hanya saja..."

"Ya?"

"Saya sengaja mengikutinya hari ini. Saya kira, dia selama ini makan siang di sebuah restoran atau apa, tapi saya melihatnya masuk ke sebuah unit apartemen kelas atas yang saya kenali sebagai tempat tinggal milik aktris ternama."

Mark mengangguk, tidak memperlihatkan ekspresi terkejut sama sekali.

"Sungkyung Lee, bukan? Ternyata hubungan mereka sudah berlangsung lama sekali."

Jaemin mengerutkan dahinya.

"Maksud Anda?"

"Jenis hubungan rahasia antara dua manusia yang terpaksa berakhir karena perjodohan bisnis. Kini aku tahu Tuan Nam dan Nona Lee tidak pernah mengakhiri kisah mereka berdua sampai saat ini."

"Tunggu sebentar." Jaemin menyingkirkan bekas tempat makannya dengan dahi berkerut. "Anda sebenarnya tidak tahu kalau mereka berdua masih berhubungan?"

"Tidak, tapi pernah memergoki keduanya sedang berkencan saat Tuan Nam belum dijodohkan. Saat kau menyebutkan ke mana dia pergi di jam makan siang, aku sudah bisa menebak kalau mereka berdua masih menjalin hubungan rahasia." Mark turut membereskan tempat makannya. "Aku rasa pria itu bisa dicoret dari daftar target kita kali ini."

"Kenapa?"

"Jinwoo Kim tadi kemari, dan dia mengatakan kalau ibu mertuanya sudah bersedia untuk memberikan kesaksiannya soal malam di mana ia kabur sepulang dari pesta dansa. Nyonya Kwon akan ke kantor besok siang, dan sebelum itu dia sudah mengonfirmasi kalau Joohyuk Nam bukanlah orang yang kita cari."

A Bullet in the Mist | MarkMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang