III

51 11 4
                                    

"Lo mikir apa emang Lyn?" Raut wajah Vinny terlihat sangat serius.

"Kalo mereka mau ngincar gue buat diambil darahnya, dan gue dijadiin vampir gimana?!" -Lyn.

"Ha-ha-ha gak lucu! Kebanyakan nonton horor sih Lo! Udahlah jangan kebanyakan omong kosong, mending makan tuh!" -Vinny.

"Yaelah gue cuma bercanda kok, tapi yang ada di pikiran gue mereka mau culik gue terus gue dijadiin babu dirumahnya." -Lyn.

"Hmmm bagus juga tuh, akhirnya temen gue ada yang mau juga." -Vinny.

"Ha-ha-ha terimakasih atas penghinaan nya!" Aku tertawa garing.

"Iya sama-sama! Tapi Lo gak ada niatan buat pacaran gitu Lyn?" -Vinny.

"Gak kepikiran buat cari pacar Vin, gue mau serius belajar dan meraih cita-cita gue dulu, biar bisa banggain kedua orang tua gue, gue udah bosen hidup susah terus Vin, kasihan orang tua gue banting tulang demi mencukupi kebutuhan gue." -Lyn.

"Lo kurang apa coba? Pinter? iya, baik? iya, penurutm iya, ramah? iya, jago nyanyi? iya, cantik pula! idiot? juga iya, paket komplit dah temen gue!" -Vinny.

"Kok gue gak bisa bedain mana menghina mana memuji ya?" -Lyn.

"Itu memuji dodol! Kalo udah selesai makan temenin gue ke toilet ya?" -Vinny.

"Ngapain?" -Lyn.

"Konser!" -Vinny.

"Siapa yang pengen liat Lo konser di sana? Penunggu toilet yang ada." -Lyn.

"Gue lagi nyindir Lo pinter! Mau bilang bodoh tapi pinter juga Lo dibandingkan gue." -Vinny.

"Maksud Lo gue suka konser di toilet gitu?" -Lyn.

"Valid no kecot!" -Vinny. Gini deh kalo punya teman dari kecil, satu frekuensi lagi!

"Iya deh, gue ngalah aja sama yang lebih tua." -Lyn.

"Nah gitu dong, yang muda harus ngalah!" -Vinny. Kami pun tertawa bahagia, sampai tidak menghiraukan disekitar kita.

"Hai Falyn!" Tiba-tiba saja ada seseorang pria yang memanggil namaku, tapi aku tidak tahu siapa dia.

"Oh hai!" -Lyn.

"Lo siapa?" -Vinny.

"Gue Jay!" -Jay.

"Gue gak pernah liat Lo." -Vinny. Apa yang dikatakan Vinny memang benar, sepertinya dia anak baru di sekolah ini.

"Gue anggota OSIS, dan gue di suruh sama ketos buat nyuruh Lo ketemu dia di ruangannya." -Jay. Wajahnya terlihat sangat dingin, kenapa orang-orang yang aku temui semuanya tidak berekspresi sama sekali? Oh tidak semuanya, kecuali si jangkung itu.

"Emangnya ada apa? Kok gue sampe dipanggil?" -Lyn. Tentu saja aku penasaran kenapa aku dipanggil sama ketos, apa aku membuat kesalahan?

"I do not know, sebaiknya Lo pergi aja kalo Lo penasaran kan? Gue antar Lo ke sana." -Jay.

"Tapi temen gue gimana?" -Lyn.

"Dia bisa balik ke kelasnya sendiri kan." -Jay.

"Udah Lyn, Lo pergi aja gih! Takutnya Lo buat masalah sama ketos kan Lo gak tau, gue bisa balik ke kelas sendiri kok." -Vinny. Aku hanya mengangguk.

("Kak, bukannya itu anaknya om Jin ya?" -Sam.

"Lo bener Sam, gue takut Lyn dibawa sama dia." -Kyle.

"Terus kenapa kita cuma diam aja?!" -Justin.

"Kita gak bisa berbuat apa-apa Justin! Kalo sampe dia tau kita yang sebenarnya bagaimana?" -Kyle.

Princess VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang