"Lo mikir apa emang Lyn?" Raut wajah Vinny terlihat sangat serius.
"Kalo mereka mau ngincar gue buat diambil darahnya, dan gue dijadiin vampir gimana?!" -Lyn.
"Ha-ha-ha gak lucu! Kebanyakan nonton horor sih Lo! Udahlah jangan kebanyakan omong kosong, mending makan tuh!" -Vinny.
"Yaelah gue cuma bercanda kok, tapi yang ada di pikiran gue mereka mau culik gue terus gue dijadiin babu dirumahnya." -Lyn.
"Hmmm bagus juga tuh, akhirnya temen gue ada yang mau juga." -Vinny.
"Ha-ha-ha terimakasih atas penghinaan nya!" Aku tertawa garing.
"Iya sama-sama! Tapi Lo gak ada niatan buat pacaran gitu Lyn?" -Vinny.
"Gak kepikiran buat cari pacar Vin, gue mau serius belajar dan meraih cita-cita gue dulu, biar bisa banggain kedua orang tua gue, gue udah bosen hidup susah terus Vin, kasihan orang tua gue banting tulang demi mencukupi kebutuhan gue." -Lyn.
"Lo kurang apa coba? Pinter? iya, baik? iya, penurutm iya, ramah? iya, jago nyanyi? iya, cantik pula! idiot? juga iya, paket komplit dah temen gue!" -Vinny.
"Kok gue gak bisa bedain mana menghina mana memuji ya?" -Lyn.
"Itu memuji dodol! Kalo udah selesai makan temenin gue ke toilet ya?" -Vinny.
"Ngapain?" -Lyn.
"Konser!" -Vinny.
"Siapa yang pengen liat Lo konser di sana? Penunggu toilet yang ada." -Lyn.
"Gue lagi nyindir Lo pinter! Mau bilang bodoh tapi pinter juga Lo dibandingkan gue." -Vinny.
"Maksud Lo gue suka konser di toilet gitu?" -Lyn.
"Valid no kecot!" -Vinny. Gini deh kalo punya teman dari kecil, satu frekuensi lagi!
"Iya deh, gue ngalah aja sama yang lebih tua." -Lyn.
"Nah gitu dong, yang muda harus ngalah!" -Vinny. Kami pun tertawa bahagia, sampai tidak menghiraukan disekitar kita.
"Hai Falyn!" Tiba-tiba saja ada seseorang pria yang memanggil namaku, tapi aku tidak tahu siapa dia.
"Oh hai!" -Lyn.
"Lo siapa?" -Vinny.
"Gue Jay!" -Jay.
"Gue gak pernah liat Lo." -Vinny. Apa yang dikatakan Vinny memang benar, sepertinya dia anak baru di sekolah ini.
"Gue anggota OSIS, dan gue di suruh sama ketos buat nyuruh Lo ketemu dia di ruangannya." -Jay. Wajahnya terlihat sangat dingin, kenapa orang-orang yang aku temui semuanya tidak berekspresi sama sekali? Oh tidak semuanya, kecuali si jangkung itu.
"Emangnya ada apa? Kok gue sampe dipanggil?" -Lyn. Tentu saja aku penasaran kenapa aku dipanggil sama ketos, apa aku membuat kesalahan?
"I do not know, sebaiknya Lo pergi aja kalo Lo penasaran kan? Gue antar Lo ke sana." -Jay.
"Tapi temen gue gimana?" -Lyn.
"Dia bisa balik ke kelasnya sendiri kan." -Jay.
"Udah Lyn, Lo pergi aja gih! Takutnya Lo buat masalah sama ketos kan Lo gak tau, gue bisa balik ke kelas sendiri kok." -Vinny. Aku hanya mengangguk.
("Kak, bukannya itu anaknya om Jin ya?" -Sam.
"Lo bener Sam, gue takut Lyn dibawa sama dia." -Kyle.
"Terus kenapa kita cuma diam aja?!" -Justin.
"Kita gak bisa berbuat apa-apa Justin! Kalo sampe dia tau kita yang sebenarnya bagaimana?" -Kyle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Vampire
Short Story"setelah kejadian itu, aku bahkan tidak mengingat apapun. siapa diriku? dan dimana aku?" dunia ini tampak asing bagiku, "mereka" bilang kalau aku ini berasal dari dunia yang berbeda, aku pikir dari dunia mana? dunia lain? aku rasa itu sangat tidak m...