23

241 17 1
                                    

Jangan lupa vote dan coment!

Happy reading 🌻

°

°

°

°

Satu kalimat yang bisa aku ungkapkan dan rasakan, terima kasih atas harapan yang kau berikan meskipun kembali menggores rasa kekecewaan yang sangat dalam.

_Felicia Chessa W_
______________________________________

🌻🌻🌻


"Hebat sekali anda, mendekat seolah-olah ingin memulai semuanya kembali tetapi menjauh disaat orang yang diincar mulai berharap penuh, dan bodohnya sahabat gua ngasih kesempatan ke orang yang tingkah lakunya kek hewan. Ah masih mendingan hewan daripada Lo!" Sarkas Qian membludak ketika ia tahu kalimat yang Arka ucapkan beberapa menit yang lalu langsung menjadi trending di sekolah. Jangan salah, semenjak kejadian Arka melawan Marvel, laki-laki itu langsung famous dikalangan siswi-siswi SMA VENUS.

"Kakak aku cari kemana-mana tau-taunya sibuk pacaran disini," ucap Della yang baru datang dan berdiri disamping Qian.

Gadis itu menoleh menatap orang disampingnya. "Dia kakak kandung Lo?" Della mengangguk setuju. "Nggak malu sama adek sendiri? Kakaknya kek lonte adiknya kalem," di akhir kalimatnya Qian tertawa remeh.

"Qian! Jaga mulut lo!" Bentak Arka, wajahnya sekaligus telinganya sudah memerah.

"Gini ngab, dengerin tuh kuping! jangan deket-deket Feli lagi! Lo sudah banyak ngegores luka di hati dia, inget, gua sahabatnya! Gua nggak bakal biarin cowok kek Lo semakin mendorong Feli ke dalam jurang yang lebih dalam lagi!" Peringat Qian. Bola mata gadis itu beralih ke Dira yang menggandeng lengan Arka. Qian berdecak sinis. "Lonte sama brengsek emang cocok."

"Qian! Sekali lagi Lo hina Dira gua nggak segan-segan nampar Lo!"

"Oh, mau nampar?" Qian menepuk pipinya sendiri. "Tampar! Cowok kok main fisik nggak malu sama gender?"

"Qian ayo pergi!" Titah Ara berusaha menarik tangan Qian yang ditepis kasar. Ia sudah pusing, Feli tidak berbuat kegaduhan malah gadis ini yang membuat gempar SMA VENUS. Bahkan siswa-siswi yang menjadi selebgram malah live di Instagram.

"Qian!" Teriak seseorang berlari kearah mereka.

Feli berusaha menetralkan nafasnya, ia mencengkram pergelangan tangan Qian kemudian menatap dua orang di depannya yang menjadi dalang dibalik peristiwa ini.

"Berani mencelakai sahabat gua? Sampai kapanpun gua nggak bakal maafin!" Feli menatap dalam manik mata Arka, terbesit rasa kecewa. "Terimakasih sudah ngasih gua harapan, semoga keputusan Lo bener," Feli tersenyum kemudian menarik tangan Ara dan Qian menjauh dari kantin.

"Fel! Lo goblok banget sih! Ngapain diem aja? Ah greget gua!" Omel Qian di depan wastafel toilet sekolah. Feli membawa mereka berdua ke toilet perempuan. Kini gadis itu sedang senderan di tembok dekat wastafel dan Ara sedang membuang air kecil.

"Terus gua harus gimana? Udahlah biarin dia bahagia sama pilihannya sendiri."

Qian menatap Feli tidak percaya, orang di depannya tengah menutup kedua kelopak matanya dengan bersedekap dada. "Udah Qi, tenang aja gua nggak bakal ngejar-ngejar orang kek dia, lagian gua udah ada kok."

"Marvel?" Celetuk Ara yang sedang merapikan seragamnya .

"Ya, dua puluh tiga bujang gua lah, terutama si haechan."

"Sianjir nggak bisa diajak serius," Kesal Qian. Feli langsung membuka kelopak matanya lalu menatap gadis yang tengah kesal.

"Halah, Lo aja nggak bisa serius, Kasian tuh anak orang Lo gantungin." Ejek Feli.

ARKFEL (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang