2

871 96 18
                                    

Arka dan Feli memasuki ruangan guru, dan kini tujuan mereka adalah mejanya Bu ningsih, guru seni budaya.

"Assalamualaikum Bu" ucap Feli dan Arka serentak.

Bu ningsih langsung menatap mereka. "Eh kalian udah dateng, ayo duduk!"

"Emm ada apa ya bu?" Tanya Feli.

"Ohh ini..." Bu ningsih menyodorkan selembar kertas, kening Arka langsung mengerut.

"Jadi gini, bulan depan kan ada pentas seni ya, yang diadakan oleh sekolah kita, saya ingin kalian berdua yang tampil gimana?" Tanya Bu ningsih

"Tapi Bu kenapa dari banyak murid yang dipilih saya dan Arka?" Tanya Feli, sebab ia bingung kenapa Bu ningsih langsung menentukan pilihan tanpa diskusi dulu.

"Ya karena nilai kalian yang paling tinggi."

"Maaf Bu, mending saya digantikan saja, atau ibu pilih si Ara, suara dia lebih bagus kok dari pada saya." Feli menolak tawaran Bu ningsih dengan halus, ia tidak mau melukai hati guru favoritnya itu.

"Tapi Fel, saya lebih srek ke kamu..."
Bu ningsih menatap mata Feli.

"Bukannya ibu pilih kasih ya, tapi masa Ara mau? Dia kan paling malas kalau disuruh ikut kompetisi." Jelas Bu ningsih. Feli menghembuskan nafasnya pasrah.

"Qian aja Bu, iya Qian suruh gantiin saya." Ucap Feli lagi, sedangkan Arka yang duduk disampingnya hanya diam.

"Tunggu, Arka kamu mau pilih Qian apa Feli sebagai pasangan nyanyi kamu?" Bu ningsih melipatkan tangannya diatas meja sambil menunggu jawaban dari Arka.

"Terserah Qian Bu."

"Okke...."

Bu ningsih menggantungkan kalimatnya, dan menatap mata Feli. "Fel tolong telfon Qian kesini!"

Feli mengangguk, dan mengambil hp di kantong seragam miliknya.

Feli menekan nama Qian di hpnya. Sampai suara di sebrang sana terdengar.

"Halo Fel"

Feli langsung mengaktifkan speaker telfon.

"Lo bisa ke mejanya Bu ningsih nggak?, Ini Bu ningsih ada perlu sm Lo"

"Ohh oke oke, cuma gua sendiri Tah?"

"Iye, cepetan!"

TUTT

Bunyi saambungan telepon terputus.

Feli mengantongi telfonnya kembali. Sampai Qian datang sendirian, tanpa ada seseorang yang menemani.

"Duduk dulu Qian!" Seru Bu ningsih yang dibalas senyuman oleh Qian.

"Jadi ada apa Bu saya kok dipanggil kesini?" Tanyanya

"Jadi bulan depan sekolah bakal mengadakan pentas seni, saja tadinya sudah nunjuk Arka dan Feli untuk nyanyi duet, tetapi Felinya yang tidak mau dan malah ngajuin kamu sebagai pengganti." Qian hanya mengangguk.

"Ohhh gitu Tah." Ucap Qian enteng.

"Jadi gimana, kamu mau tidak?" Tanya Bu ningsih.

"Oh tentu Bu, saya tidak mau, saya tuh sibuk Bu, dagangan make up saya masih belum laku laku." Qian hanya cengengesan tanpa dosa, sedangkan Bu ningsih dan Feli hanya cengo.

Bu ningsih menepuk jidatnya pelan, ia beristighfar didalam hatinya karena punya murid modelan Qian.

"Udah ya Bu saya pergi dulu, assalamualaikum." Qian langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

ARKFEL (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang