0'🐧

119 12 0
                                    

Tak dapat dipungkiri jikalau seorang Kiyounara Nuichi begitu mendamba pada lelaki surai abu-abu gelap dengan sifat lembut tersebut. Berada dalam radius kurang dari lima meter saja sudah membuat si gadis terbang sebab jantung yang berdebar hebat, apalagi berada kurang dalam jarak satu meter, bah mungkin Ia akan lemas seketika.

Seolah magnet, dengan mudah Kiyounara tertarik pada lelaki itu. Tatkala dirasa berada dalam jarak pandang, radarnya segera mencari kesekeliling--- berharap dapat melihat sosoknya yang menawan.

Dibalik rasa cinta yang mendalam seorang Kiyounara ada rasa takut akan kehilangan, takut pula lelaki itu memiliki pujaan hati. Namun tak pernah sekalipun Ia beranikan diri tuk menyatakan cinta, padahal gadis itu begitu ingin terikat dengan sang adam yang telah membuatnya jatuh cinta.
Tapi, entahlah--- gadis itu terlalu tidak berdaya--- berada dalam jarak dekat saja sudah lemas akibat jantung yang terlampau tak normal apalagi berbicara padanya, Kiyounara yakin jikalau Ia akan melupakan bagaimana caranya berbicara dengan baik dan benar.

Kiyounara begitu ingin memiliki. Begitu ingin merasakan apa itu cinta yang terbalaskan---ah, meski lelaki itu tahu seorang Kiyounara Nuichi ada saja rasanya mustahil.

"Kekehan tercipta dibibir kala pemikiran tak berlogika muncul dalam batin sang hawa."

Ada jeda dalam kalimat, Ichi sempatkan kembali menulis dalam buku kecilnya kata demi kata yang terucap tadi.

"Kiyounara yakin jikalau dirinya suatu saat akan mendapatkan kesempatan, kesempatan dari dalamnya sebuah cinta, kesempatan... dimana cintanya akan terbalaskan, suatu, saat, nanti..."

Tutup bolpoin di letakkan pada tempat semula, buku ditutup dan selesailah satu cerita pendek yang Ichi buat. Helaan napas lega sebab satu beban tlah terselesaikan meluncur dengan ringan, membawa gadis berusia hampir delapan belas tahun tahun itu menggulirkan kelereng matanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam.

Tidak terasa, jam tidurnya telah datang. Lantas tubuh Ia bangunkan dari duduk yang beralaskan tikar, kucing kecil yang sedari tadi duduk di pangkuan dengan terpaksa mencari tempat beristirahat lain. Melepaskan ikat rambut, menyisirnya dengan jari sebentar dan membuka pintu kamar menuju pembaringan, tubuh dirilekskan dan mata yang dipejamkan dengan damai.

Good night sweetheart...

Gumaman begitu pelan untuk diri sebelum terlelap sepenuhnya.

[Day 0|Prolog🐧]...339 word

Incontrare Project ft. Sugawara Koushi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang