5'🐧

18 7 0
                                    

Pikiran random Ichi membawa rasa sakit yaang jelas menghujamnya sedikit demi sedikit. Tak paham pula Ia, rasa keingintahuan mungkin menjadi penyebab terbesar sang hawa ditumbuk dalam realita.

"Sugawara-san, aku ingin tahu parempuan yang berada di ponsel itu siapamu?"

"M-maaf aku lancang, S-sugawara-san."

"Tidak apa, ah dia ya... dia orang yang pernah singgah dihatiku."












Pernah.

Namun jelas Ichi tak menerimanya.

Ichi takut. Bagaimana kalau Ia ditakdirkan untuk terluka dihadapan sang pujaan.

_

Jiwa berteriak lantang dalam kesenyapan, tak paham akan kisah yang bermain pada kehidupannya yang makin tak beralasan.

Air mata mengucur tanda dada yang terhimpit oleh takdir yang tak berlogika. Ichi kesal, marah pada apa yang harus terjejal dalam kehidupan semunya. Isak tangis tak terdengar tertahan oleh ragu, tubuh bertutup sepenuhnya dengan selimut si pujaan hati yang dipinjam atas ijin.

"Kenapa harus seperti ini..."

Pula waktu yang seolah berputar lebih cepat dari yang seharusnya.

Mengesalkan.

🐧

Shimizu Kiyoko adalah gadis yang paling sempurna yang telah tercipta dalam serial Haikyuu. Ichi tahu bahkan mengaguminya begitu dalam, meski kesan kikuk seorang Yachi Hitoka jauh lebih berada dalam seleranya.

Ichi sadar akan gadis seperti Kiyoko jelas tipenya seorang Sugawara, bahkan mungkin semua lelaki normal yang berada di dunia.

Jelas Ichi merasa rendah karenanya. Ia gadis yang tak tampak akan kefeminiman, sifatnya sangat tertutup beraura suram dan sangat tak pantas disebut manusia. Terlalu berlebihan.
Tapi realita yang bisa diperbaiki sebenarnya, hanya saja gadis itu akan menolak keluar dari zona nyamannya.

_

Kini sepasang netra ruby itu memandang penuh sakit pada si surai abu yang terlelap, malam telah berkuasa di hari kelimanya berada disana. Perlu diketahui kalau sang surai abu terlelap di ruang keluarga, maka dari itu si gadis dapat melihatnya dengan jelas tanpa takut terciduk.

Helaan napas keluar dengan berat, pula tatapan menggulir pada lengan yang menampilkan deretan angka yang terus berkurang.

Setelah Ia kembali--- tunggu, yakin Ichi akan kembali saat seluruh angka berubah jadi deretan angka nol?

Bagaimana kalau Ia tak akan kembali atau justru hamparan ekspentasi yang terburuk malah menjadi realita. Ichi tak tahu, pasrah memang telah berjalan akan segala kemungkinan namun tetap saja ada rasa takut yang besar dalam hati yang kecil.

"Kak Suga..." panggil sang hawa. Ichi hanya ingin mengucapkan, lirih pula Ia memanggil agar sang adam tak terusik dalam lelap.

Napas dihela kembali, dadanya terasa berat dan panggilan tergantung tanpa lanjutan sebab jiwa yang tak berenergi.

Lantas senyum diulas sebab pikiran yang makin jauh membuat jiwa terhempas kasar, bukan senyum manis namun senyum kecut yang dibuat hambar.

"Aku menyayangimu..."

Mau bagaimanapun rasa sakit mencintainya, tetaplah sang hawa akan setia tanpa ada niatan untuk membenci.


[Day 5|little nightmare]...[429 word]

Incontrare Project ft. Sugawara Koushi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang