[03] Pertemuan

1.7K 234 35
                                    

Happy reading
.
.
.

Chitta begitu telaten menyiapkan kopi hangat sepagi ini hanya untuk Johnny, padahal ia baru tinggal sehari bersama Johnny. Namun, merasa seperti seorang istri untuk Johnny.

"Apa yang kau lakukan?" Johnny mengerutkan dahinya mendapati Chitta yang sudah terbangun sepagi ini.

"Eungh.. A-aku menyiapkan kopi panas untuk mu." Chitta tersenyum seraya menyerahkan satu wadah mug ke hadapan Johnny.

Pria jangkung tersebut terlihat menyungging senyuman kecil, "terimakasih, saatnya kau mandi dan bersiap-siap." Ujar Johnny setelahnya.

Chitta memiringkan sedikit kepalanya, mendadak bingung seketika. Untuk apa sepagi ini ia disuruh untuk bersiap-siap? Ia bahkan nampak termenung sejenak, menatap wajah tampan pria jangkung bermarga seo, hingga rahang tegas yang sangat mematikan. Menurut Chitta.

"Mau kemana?"

"Kau tidak ingin membeli pakaian untuk kau kenakan? Harus memakai pakaian ringan ku?"

"Ah iya, tapi aku tidak punya uang untuk membeli pakaian. Masa aku harus mencuri?" Kini Chitta nampak bingung, bagaimana caranya dia memiliki uang untuk membeli pakaian.

"Siapa yang mengajari mu untuk mencuri? Kan ada aku yang akan meneraktirkan mu." Ucap Johnny begitu sabar kepada Chitta yang agaknya memang polos.

Hm, dasar wanita lugu.

Chitta mengigit bibir bawahnya gugup, seperti memikirkan sesuatu. Ini benar-benar menjadi pertimbangan bagi Chitta. Mana mungkin pria asing mau mentraktirkan nya tanpa sebuah alasan. Pasti ada maksud dibalik niat.

"Kau akan terus memakai pakaian ini, dan tidak menggantikan nya?" Johnny kembali bersuara.

"Pa-pasti, ada udang di balik batu."

"Maksud mu? Aku tidak paham," Gertak Johnny.

"Tidak ada pria yang mau membelikan sebuah barang kepada wanita asing, jika dia sendiri memiliki maksud di dalamnya." Jelas Chitta.

Johnny menyipitkan matanya perlahan, "kau tahu saja apa maksud ku."

Wanita berpakaian hoodie berwarna putih, tanpa bawahan menggeleng keras. Membolakan kedua mata nya terkejut mendengar ucapan dari Johnny. Perlahan ia mundur perlahan ke belakang, sangat berhati-hati karena takut dengan sikap Johnny.

Johnny yang sepertinya paham akan situasi, mendadak menempatkan mug berisi cairan hitam pekat tersebut di atas meja dan meraih tangan Chitta begitu cepat. Ia tak merasa mencengkram pergelangan tangan Chitta, namun menurut wanita itu sendiri ini sangat menyakitkan.

"J-jangan sh-sakiti tangan ku," Lirih nya seraya menahan perih pada pergelangan tangan nya sendiri.

Johnny begitu refleks mencengkram tangan wanita mungil ini, padahal niatnya tidak seperti itu.

"Maaf, maaf kan aku okey? Aku tidak sengaja, sungguh." Ucap Johnny seraya ketakutan sedikit.

"A-aku takut.."

"Jangan takut, aku tidak sengaja menyakiti mu. Tapi aku berjanji tidak akan membuat mu terluka," Ujar Johnny merapalkan sebuah janji.

Illecebrous ||JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang