[15] Berita Baik

1.4K 168 29
                                    

Chitta merendamkan dirinya di dalam bath up, memang terasa nyaman. Malah membuatnya menjadi lebih rileks dengan aroma terapi yang di hidupkan oleh Johnny tadi. Pikirannya benar-benar tenang, tak ada yang mengusik jiwa nya.

Ia tak lagi mual seperti tadi, Chitta menyandarkan dirinya di sisi bath up. Menyentuh perutnya yang masih datar, semoga setelah ini ia tak mual lagi.

Sedangkan sisi lain Johnny kembali berada di tengah pesta, menatap sekeliling tempat tersebut dengan wajah memicing.

"Hai John," panggil Yuta, ia menghampiri Johnny yang berada di sebuah meja. Sendirian.

"Bagaimana wanita itu, siapa namanya? Chitta! Ya chitta, kenapa dia?" Tanya Yuta sembari mengingat-ingatkan nama wanita yang johnny temukan di jalan.

"Chitta mual, aku tak tahu penyebabnya."

"Sejak kapan?" Tanya yuta lagi.

"Seminggu yang lalu? Pola makan nya mendadak nafsu hingga tak nafsu. Kau mengerti maksud ku kan?"

Yuta mengangguk paham, "mungkin keracunan makanan? Kita tak tahu juga. Makanya cek ke dokter, kenapa kau tak peka?!"

"Sudah ku ajak, hanya saja dia menolak." Ujar Johnny.

Yuta mengangguk kecil sembari tersenyum simpul, "ayo nikmati wine, aku rasa kau butuh penyegar."

"Ya, nanti saja."

"Ah kau selalu saja begini, memang tak asik." Sindir yuta malas, ia meninggalkan johnny yang masih terduduk santai meminum air putih tanggung.

Johnny menatap yuta malas, bukan karena tak asik. Pikirannya sedang berkecamuk karena suatu hal, bahkan ia tak melihat si pemilik acara saat tiba di tengah pesta.

Seonggok tangan menyentuh bahu lebar johnny, terasa jelas tangan tersebut mulai meraba dada bidang johnny.

"Johnny-ssi, aku merindukan mu." Bisik suara wanita yang nampak parau.

Di sisi lain, Hyuckjae bersmrik sembari meneguk sedikit wine anggur yang ia bawa. Tatapannya begitu tajam menuju ruang kamar Chitta.

Mengapa hyuckjae bisa mengetahui nomor kamar chitta? Tentu saja bertanya pada respsionis. Karena sudah dari awal mereka bersekongkol.

Seraya bersenandung, hyuckjae sudah memikirkan hal ini matang-matang. Tak disangka selangkah lagi merebut Chitta dari Johnny ternyata semudah ini.

Siulan merdu yang terdengar horor jika di dengar oleh orang lain, hyuckjae seperti orang psikopat ingin menemui korbannya.

Aroma tubuh chitta yang membuatnya candu begitu menghipnotis nya dari luar kamar. Memang aura Chitta tak main-main, membuat pikiran Hyuckjae menjadi kacau balau.

"Enyah lah kau kali ini Seo Johnny." Gumam hyuckjae sebelum meneguk setengah wine di dalam gelas cembung.

Membuka pintu kamar Chitta perlahan, dia lihai masuk kedalam ruangan tersebut. Menatap dress merah di atas ranjang yang di kenakan chitta tadi, ia meraba seluruh ujung bahan dres tersebut.

Aroma tubuh Chitta begitu lekat di kain berwarna merah ini, membuatnya tak sabar membelai setiap inci tubuh Chitta.

Mengendus-enduskan dress tersebut, seraya memeluk erat. Bagaikan dress tersebut adalah Chitta sendiri.

"Johnny-ssi? Hah?!" Panggil dan kejut Chitta seraya bersamaan, bagaimana bisa ada Hyuckjae di dalam kamar nya.

Chitta baru selesai mandi, menggunakan jubah handuknya dan keluar dari ruang kecil itu. Memdapati seorang pria membelakanginya, ia pikir itu Johnny. Tapi nyatanya salah besar.

Illecebrous ||JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang