Chapter 1

131 21 31
                                    

"Kab... "

Si empu nama menggerutkan dahi mendengar namanya dipotong seenak cimol lima ribuan di perempatan jalan. Ia menolehkan kepalanya kearah orang yang memanggilnya tadi.

"Bisa tidak potong namanya sedikit enakan? " ucapnya dengan sinis.
Yang diprotes menggaruk pelan rambut abu yang tertutupi tudung jubah yang dipakainya.

"Em... Aban? " jawabnya seakan bertanya.

Satu perempatan muncul didahi si rambut navy yang semakin mengerut. Wajahnya yang dari sananya tak santai semakin garang sekarang.

"Mau dipukul pakai ganggang belati? " tanyanya sambil bersiap dengan senjata kesayangannya.
"Lho? Kenapa pake ganggangnya? Tak langsung bilahnya? " tanya si rambut abu entah kenapa... Ehm... Ya itu... Silahkan imbuhkan sendiri.

Rambut navy menghelakan nafasnya, ia melirik dua orang yang sedang sibuk berkutat dengan lahan tanah. Samar terdengar teriakan panik pemuda yang lebih tua saat melihat cangkul yang diangkat keatas kepala oleh yang lebih muda kepala cangkulnya copot dari ganggangnya. Disusul juga teriakan heboh yang lebih muda ketika kepala cangkul itu hampir menjatuhi kepala bertahtakan helai warna mint miliknya.

Segera dengan wajah panik, si abu berdiri dari duduknya untuk menyusul anak *ehem* pemuda yang dibawanya bukan– dicurinya dari daratan melayang, Ark.
Namun sebuah suara dari belakang, menghentikan langkahnya.

"Sudahlah. Toh bila kejatuhan mungkin hanya benjol."

Pemuda itu, Libel. Menipiskan bibirkan dan memasang raut datar.
"E... Dia itu anak manusia biasa yang akan berteriak bila di sentil ginjalnya... Tidak mungkin hanya benjol, kan... " ucapnya.

Sudahlah... Kalian tak ada yang benar.

Si pemuda berambut navy mengangkat kedua bahunya, memilih tak peduli dengan pembicaraan tidak bermanfaat yang baru saja terjadi.
Ia kembali menatap kedua anak manusia yang berbeda generasi, tengah asyik tampar menampar menggunakan selada yang baru saja dipanen.

Senyum mendekati seringai terlihat diwajah sangarnya.

"Hoo... Pemandangan yang indah."

Sudah... Tak usah bertanya kepada Enthor, Enthor hanya menulis... Trims.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. " ucap Libel sambil kembali duduk disamping si pemuda navy masih memasang seringai lebar bahkan semakin lebar.

"Jika aku melukaimu pasti si malaikat itu akan bersedih, " ucapnya sambil menoleh kearah Libel. Tentu dengan seringainya yang membuat orang bergidik ngeri melihatnya. Mungkin tidak bagi buchinnya. Mungkin...

Kembali ia mendatarkan wajahnya. Kedua belati yang setia menjadi alat bela dirinya ia putar dengan lihainya. Setelah putaran keempat, ia menghentikan belatinya yang berputar dengan menggenggamnya dengan erat.

"Aku bertaruh bila dia tidak akan bisa hidup tanpamu." ucapnya sambil menyarungkan kembali kedua bilah belatinya dibalik jubah cokelat bertudung yang ia kenakan.

Libel menumpukan dagunya di sebelah tangannya yang berada dilututnya yang tertekuk, senyum tipis terbit di bibirnya.
"Tidak. Dia punya orang yang menyayanginya disekelilinginya yang membuatnya bisa hidup tanpaku." ucap Libel membalas ucapan lelaki yang duduk dengan sebelah kaki terangkat disampingnya.

Angin sepoi menerbangkan rambut kelabunya begitu juga rambut biru gelap Kabane.
Kedua kelopak mata Libel menutup, meresapi semilir angin sepoi yang menerpanya. Kembali Libel membuka mata lalu melanjutkan ucapannya,

"Lagipula... "

Kabane setia menunggu ucapan Libel yang terpotong. Manik sekelam langit malam itu menatap wajah Libel yang terlihat damai. Tersenyum tipis tanpa beban.

"Arme itu kuat dengan atau pun tanpa aku disampingnya." ucapnya dengan tenang.

Tetap Libel mengarahkan atensinya kearah Arme yang tengah tertawa lepas, menertawakan Konoe yang keselek tomat. Tunggu... Apa?

"Ho. Berarti tak apa jika kukirim ke alam selanjutnya, kan? "
Kabane bersiap dengan kedua belatinya yang mengkilap dikedua tangannya. Matanya menatap tajam dengan hawa membunuh yang menguar tanpa halangan dari tubuhnya.

"Eh? " beo Libel yang masih tak mengerti akan ancaman yang menghampirinya.

______________________________________

Iyaa tau!!!

Hoetang Enthor banyakkk–

Tapi kasian kalo ini story gak di up, nangkring didraf dari taun lalu soalnya 😭

Our Story ¦ i7 fanfiction []Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang