Chapter 4

58 12 22
                                    

Pagi itu rutinitas seorang Konoe dimulai. Namun kali ini tak seperti hari-harinya yang lalu. Kini ia ditemani seorang pemuda yang ia temukan terdampar disamping sungai bersama rekannya. Belum lagi beberapa hari kemudian ia menemukan kembali seorang pemuda lagi yang ternyata rekan dari dua pemuda yang ia temukan sebelumnya.

Konoe melirik pemuda berpakaian mewah itu dalam diam. Meneliti raut wajah pemuda berambut mint yang sibuk mengamati sebuah ulat yang bergerak diatas daun pohon tomat.
Ia mengusap pelan lengannya merasa terkejut dengan fakta dari Kabane yang mengatakan bahwa pemuda berambut mint yang ia temukan ini ternyata seorang Tenshi.

Tenshi... Gelar yang sudah lama sekali tak pernah ia dengar kembali. Ia teringat seseorang yang pernah bergelar sama dengan pemuda yang tengah memegang seekor ulat bulu dengan tangan kosong.

Tunggu... Apa?!

Konoe segera berteriak panik, menggenggam tangan pemuda berambut mint itu yang masih santai memainkan ulat bulu yang ada ditangannya.

"Arme-kun! Hewan itu tak bisa kau mainkan seperti itu! Segera buang! "
Teriakan panik Konoe dibalas kepala yang memiring oleh Arme. Ia merasa kebingungan dengan tingkah panik laki-laki berambut marun dihadapannya.
"Kenapa? Dia kan lucu, lihat! Dia begitu lem–"

Ucapan Arme terhenti. Ulat bulu yang ia tekan dengan jari jempol dan ibu jari malah memucratkan cairan hijau. Segera Arme memasang wajah bengong, menatap tangannya yang berlumuran cairan dari ulat bulu itu.
Konoe semakin berteriak panik, merobek sedikit pakaiannya lalu membersihkan tangan Arme, tak lupa ia mengambil sedikit air dari ember yang ia bawa bersama Arme ke ladang ini.

"Arme-kun! Jangan sekali-kali kau memegang hewan itu! Tanganmu bisa terasa gatal bahkan terasa seperti terbakar! " ujar Konoe sambil mengusap pelan jari Arme.
Arme hanya terdiam, menatap dalam senyap wajah khawatir Konoe.

Setelah bersih, Konoe masih melihat dengan teliti jemari milik Arme. Memastikan jika ulat bulu tadi tidak mempengaruhi kulit Arme. Konoe mendesah lega, untungnya ulat bulu tadi tidak menimbulkan sesuatu yang dikhawatirkan olehnya.

"Tidak terasa gatal atau terbakar, kan? " tanya Konoe lembut.

Arme memangguk pelan, masih terkejut dengan peristiwa yang baru saja terjadi padanya. Pemuda berambut mint itu kembali menatap Konoe, memperhatikan dalam diam lagi laki-laki berambut marun itu.

"Jadi aku tidak boleh memegang hewan itu, Konoe? "

Konoe yang diberi pertanyaan segera menatap Arme dengan alis menukik,
"Tentu saja! Hewan itu berbahaya, walau Arme-kun tidak merasa gatal atau terbakar tapi lebih baik hindari memegangnya. Mengerti? "

Arme mengangguk kembali, entah keberapa kali. Senyum terbit dibibirnya,
"Kalau aku tidak boleh memegang hewan itu, maka aku akan memegang pipi Konoe! " ucap Arme dengan riang.

Konoe membolakan mulutnya, tidak mengerti dengan maksud perkataan Arme, namun setelahnya ia segera paham ketika kedua tangan dingin Arme memegang pipinya.

"Tepuk kiri kanan! Don! Don! " ucap Arme dengan semangat. Tawa muncul dari pemuda itu, Konoe ikut tersenyum. Tawa juga timbul darinya. Tangannya terangkat, ikut menepuk-nepuk pelan pipi Arme.

"Tepuk kanan kiri! Don! Don! " katanya mengikuti ucapan Arme.

Hawa 'ibu dan anak bahagia' menguar dari keduanya. Arme dan Konoe tidak menyadari jika interaksi mereka diawasi oleh dua orang laki-laki yang memasang wajah masam dan dahi berkerut.

"Santai saja ekspresimu, Kabane. Konoe tak akan kemana-mana. " ucap si pemberontak dari organisasi Rebellion, Libel.
Yang diberitahu berdecih pelan, menatap sinis.
"Wajahmu juga buruk sekali, Libel. Si malaikat itu tak akan berpindah hati juga. "

Mendengar ucapan Kabane, Libel semakin menekuk dahinya. Kedua alis miliknya hampir bersatu. Tangan bersedekap dengan mengeluarkan aura tak mengenakkan.

"Buruk sekali ekspresimu, Libel. "

Libel membuang napas frustrasi, ia menatap kesal Kabane,
"Wajahmu juga tak kalah buruk, Kabane. Lihat, bahkan mungkin jika anak kecil melihat wajahmu sekarang ia akan menangis histeris. "

Kabane melirik Libel dengan pandangan tidak terima. Sebelah matanya tertutup tudung yang dipakainya, menambah angker ekspresi wajahnya.

"Kau yang akan membuat anak menangis. " ujar Kabane dengan senyum meremehkan.
Libel semakin menautkan alisnya, merasa tak terima,
"Jelas-jelas kau yang akan membuat anak kecil menangis, Kabane. "

Dua orang 'penyelamat' beda generasi itu saling menatap nyalang, tak mau mengalah satu sama lain.

Libel berdiri, menunjuk ke Kabane.
"Kau! " teriaknya dengan nada tertahan.

Kabane tak mau mengalah, ia ikut berdiri lalu menunjuk Libel dengan mulut menggeram,
"Kau. " katanya dengan nada dalam dan dingin.

"Kau! "
"Kau. "
"Kau! "
"Kau. "

Keduanya bernapas memburu, masih melemparkan tatapan nyalang nan menusuk.

"KUBILANG KAU, KABANE! "
"KAU, BOCAH TENGIK! "
"APA KATAMU?! "
"APA?! "

Baiklah. Kita tinggalkan saja dua orang aneh ini, dan segera akhiri cerita nista ini.

Dasar dua orang aneh yang gans...

__________________________________

Gak tau plis!

Enthor suka interaksi Konoe ama Arme, bawaannya bikin senyum-senyum mulu gitu. Liatnya adem, kayak emak ama anak yang bahagia dan tentram 👌

Sebenarnya juga suka interaksi antara Kabane ama Libel, bawaannya kayak kakak ama adek kelas gitu gak sih–

Mau gelud tapi cuma bisa adu mulut gegara jaim–
Tapi sebenarnya di storynya mereka anteng, kok–
Cuma emang Kabane kayak menguarkan aura 'Kakel harus dihormati ' kalo pas sama Libel 😭

Tepatnya sih kayak ama senior pencolong Tenshi dan junior pencolong Tenshi😭
/humor makin anjlok

Dan jujur Enthor menikmati pas Kabane ngomel karena Libel ngeyel atau merintah si Libel biar nurut ama dia 😭

Tapi Enthor juga mikir... Mereka juga kek saudara beda emak bapak, generasi dan zaman deh 😭

Dari segi penampilan samaan sih!
Dingin-dingin tapi perhatian, ohok~
Nolong orang gak setengah-setengah lagi! Yang satu rela jadi titisan fosil yang akhirnya jadi tikus tanah yang satu lagi rela diuber-uber satu pasukan yang diketuai komandan bucin dan berakhir sekarat dan rencana awal yang disusun bareng kawannya ternyata gatot😭

Apalagi...

Orang gabut mana yang mau nyolong anak orang yang lagi dipingit–

EH

TENSHI BUKAN DIPINGIT DING 😭😭
DAN LAGI MEREKA GAK GABUT, MEREKA PUNYA ALASAN BUAT NYOLONG TENSHI–

TAPI WOE!

KALIAN JADI BUCIN KE SESUATU YANG KALIAN COLONG?!

KOK NGAKAK SIH 😭💔

Our Story ¦ i7 fanfiction []Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang