Sebelum membaca pastikan pencet bintang dan follow me jangan lupa komen oke guyss...
Happy reading ✨✨✨
Langit hitam sudah mulai memudar rintikan air sudah tidak turun dan guntur yang saling bersautan akhirnya berhenti, rendra dan mark seketika menghela nafas lega karna alam kali ini berpihak dengan mereka.
"Bang, jaga lio sebentar ya ayah mau bebersih badan dulu nanti ayah balik lagi" pinta rendra yang diangguki oleh mark.
Sedari tadi dia paham betapa lelahnya sang ayah yang menenangkan dan panik secara bersamaan menjaga lio yang ketakutan dengan suara keras dari langit yang menyebabkan sang adik tak sadarkan diri.
Mark memandangi sendu sang adik yang memiliki kulit putih tapi bertambah putih karna dia sedang sakit dan menyebabkan pucat yang ketara di wajahnya.
"Lio, abang takut tidak bisa adil jika dia disini tapi dia bagian keluarga ini dan masih satu sel darah dengan kita bahkan lahir dirahim yang sama, jika abang tidak menepati janji abang. Abang minta tolong dengan sangat ingatkan abang dan bila perlu tonjok abang biar abang ingat janji abang. Abang sayang kamu dek." Lirih mark yang tidak bisa didengar sang adik tentunya.
Tak lama setelah mark menggungkapkan ketakutannya lio terbangun. "Eunghh.. abang~" lenguh lio.
"Eh adik abang udah bangun, ada yabg sakit?? Atau pusing??" Tanya mark sambil memeriksa kompresan yang sudah mulai mendingin.
"Eng-engak bang lio cuman lemes aja" jawab lio
"Huftt syukurlah, habis ini ayah kesini abang mandi bentar sama bawain kamu makanan." Ucap mark dan lio, dia hanya mangut-mangut paham ucapan sang abang.
Cklek
"Ahh.. anak ayah sudah bangun rupanya" sapa rendra yang sudah datang karna aktifitasnya sudah selesai. Dengan langkah semangat rendra berjalan kearah putra bungsunya.
Didudukkan bokongnya disamping ranjang lio, mark dia bergeser sedikit memberi ruang sang ayah untuk mengobrol dengan sang adik.
"Syukur kalau kamu udah bangun, oh ya bang mandi dulu sana gih bau banget belum mandi" usir rendra sambil berlagak mengapit hidungnya.
Mark yang mendengar itu hanya menatap tajam sang ayah dan langsung melenggang pergi tanpa pamit. FYI mark itu mudah baper inget 'Mark mudah baper' . Dan apa ini rendra malah menggoda sang anak.
Rendra terkekeh pelan melihat sisulung ngambek dia suka sekali melihat muka mark yang mode ngambek gaada keren-kerennya. Muka sok dewasa tapi bibir manyun tatapan datar itu yang slalu mark tunjukan ketika ngambek.
Setelah puas memandangi mark yang pergi, atensi rendra kemudian ke arah si bungsu "dek, habis ini makan ya nunggu bang mark kesini kita makan bareng nanti bibi yang siapin bubur ayam kesukaanmu dan harus habis. Paham?" Jelas rendra.
"Oke yah paham" jawab lio sambil memainkan selimutnya
"Pinter banget sih anak ayah~" gemas rendra sambil mencubit pipi anaknya pelan.
Karna mulai bosan karna sang ayah memeriksa hp apakah ada pekerjaan atau tidak akhirnya lio memilih untuk memainkan selimut, oh ayolah kalau boleh jujur lio lapar tapi abangnya belum datang dan buburnya belum masak.
"Huft~" hela lio
Rendra yang mendengar helaan anaknya pun tau kalau lio bosan. "Adek bosan?" Tanya rendra yang dibalas lio anggukan lucu dan bibir yang mencebik kesal karna sang ayah bertanya pertanyaan yang bahkan tanpa ditanyakan harusnya ayahnya tau.
"Okedeh ayo turun ke ruang keluarga sambil nunggu abang dan buburnya adek main ps yang baru ayah beli gimana?" Tawar sang ayah
"Hemm... Okelah" jawab lio sambil berpose berfikir.
Rendra yang melihat itu hanya terkekeh gemas dan mulai berjalan ke arah lemari lio mengambil jaket tebal lio kemudian memakaikannya. Setelah itu dengan sekali angkat tubuh lio dari kasur beralih ke dekapan sang ayah.
Lio yang diperlakukan seperti itu diam-diam suka, lio suka banget kalau sakit oh bukan-bukan hal yang terasa saat sakit itu lio gak suka yang dia suka saat sakit ayahnya dan abangnya akan semakin memanjakannya oh itu surga dunia banget.
Saat sudah berada di ruang keluarga rendra bisa melihat mark yang sudah mandi dan berganti baju tengah membawa nampan bubur lio
"Bubur adek sudah siapp!!!" Teriak mark
Lio yang mendengar itu langsung bertepuk tangan girang."Yey bubur ayam" girang lio
"Nih makan yang banyak yaaa dedeknya abangg~" ucap mark dengan gemas
Dengan semangat lio mengambil huburnya dan memakannya dengan lahap.
"Ayah kecap asinnya mana?" Tanya lio
Rendra dan mark yang baru ingat kalau lio suka mencampurkan kecap asin kedalam buburnya langsung menepuk jidat pelan."Oh iya, bentar ya abang ambilin" jawab mark
"Loh kok abang? bibi mana bang?" Heran rendra karna tadi yang mengantar bubur lio itu mark bukan si bibi.
"Oh bibi, tadi aku suruh kerjain yang lain biar buburnya abang yang anter"
"Oh gitu yaudah bang minta tolong ambilin kecap asin ya bang"
Mark pun langsung mengangguk dan berdiri dari duduknya, kemudian berjalan menuju dapur dan mengambil kecap asin.
"Nih dek"
"Makasih bang" ucap lio
Lio dengan telaten mencampurkan kecap asinnya ke bubur dengan gerakan memutar, setelah dituangkan sesuai dengan keinginan lio kemudian lio mengaduk buburnya.
Bubur yang semula bagus dan rapi akhirnya tercampur rata, rendra dan mark selalu heran dengan lio kenapa dia suka sekali bubur yang diaduk padahal bentukannya sangat-sangat aneh dan tidak enak dipandang.
Bersambung...
Hayooo kalian tim bubur diaduk/ga diaduk?????
Kalo cimol sih persis kayak lio yaaaa hehe diaduk tanpa kecap asin 😌😌😂😂😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTOLIO
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE YAA] [HARGAI KARYA ORANG DENGAN TIDAK MENJIPLAK] lalu untuk apa hidup jika dipermainkan takdir? Mungkin ucapan selamat tinggal, adalah kata-kata yang paling tepat untuk meninggalkan takdir. Anatolio Rarendra pemuda yang...